Objektifikasi seksual masih menjadi salah satu isu yang kerap tidak dikenali secara utuh oleh banyak orang. Banyak tindakan atau komentar yang sebenarnya mengandung unsur objektifikasi justru dianggap wajar, bahkan dianggap sebagai bentuk pujian. Persepsi ini berkembang di masyarakat karena obyektifikasi kerap dibalut dalam narasi yang terlihat positif, padahal dampaknya tidak sesederhana itu.
Seseorang dinilai bukan dari kemampuannya, tapi dari penampilan fisiknya semata. Akibatnya, reaksi atas perlakuan tersebut sering diabaikan karena dianggap remeh atau dianggap terlalu sensitif. Berikut lima alasan kenapa objektifikasi seksual sering disamarkan jadi pujian, dan kenapa hal itu penting untuk dikenali secara jernih.