TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Alasan Kenapa Jurusan Filsafat Sering Dipandang Sebelah Mata

Padahal keren, lo! 

kent.ac.uk

Di kalangan masyarakat Indonesia, kata filsafat mungkin memiliki reputasi yang kurang baik. Hal ini karena banyak kesalahpahaman yang melekat pada kata tersebut. Padahal filsafat merupakan ilmu yang merupakan induk dari ilmu-ilmu yang ada saat ini.

Seiring dengan banyaknya kesalahpahaman tersebut, Jurusan Filsafat atau Program Studi (Prodi) Filsafat pun juga jarang mendapat perhatian dibanding dengan prodi lain. Dari sekian banyak alasan mengapa Prodi Filsafat jarang dilirik, berikut ini lima alasan paling umum dan masih sangat kuat melekat di masyarakat Indonesia.

1. Dianggap tidak punya prospek pekerjaan yang mapan

pexels.com/pixabay

Penyebab Prodi Filsafat kesulitan mendapatkan kesan yang baik karena sulit melihat prospek pekerjaan dari prodi ini. Masyarakat cenderung lebih suka dengan prodi yang memang selalu dibutuhkan di dunia industri saat ini, seperti ekonomi, akuntansi, dan prodi di bidang teknologi.

Padahal, ketidakterikatan lulusan Prodi Filsafat pada satu jenis profesi lebih memungkinkannya untuk berkarier dalam bidang apa pun. Jika kita berpikir filosofis, prodi kuliah adalah tempat kita menuntut ilmu, bukan menuntut gaji dari sebuah profesi.

Baca Juga: Immanuel Kant: Filsuf yang Mempertanyakan Batas Kemampuan Akal

2. Ilmu yang bikin salah paham

pexels.com/pixabay

Ilmu filsafat dipahami oleh banyak orang sebagai ilmu yang sulit; ilmu dengan subjek keilmuan yang tidak jelas dan mengawang. Orang membayangkan Prodi Filsafat adalah prodi dengan banyak perenungan dan pertanyaan-pertanyaan aneh yang jarang terucap oleh orang lain.

Nyatanya, Prodi Filsafat mengajarkan mahasiswanya bagaimana alur berpikir yang sistematis sehingga tidak terjadi sesat pikir dalam proses pengambilan keputusan. Cara berpikir yang sistematis inilah yang sebenarnya sangat diperlukan dalam dunia kerja nantinya.

3. Adanya stigma bahwa filsafat hanya untuk kutu buku

pexels.com/pixabay

"Pertanyaan eksistensial yang sulit dan pertanyaan pokok mengenai segala sesuatu."

Hmm, rasanya Prodi Filsafat memang sangat membosankan.

Mahasiswa filsafat harus banyak membaca untuk menguatkan argumentasi dalam setiap opininya, namun bukan berarti bahwa mahasiswa filsafat adalah orang-orang yang mengucilkan diri untuk terus tenggelam dalam pertanyaan-pertanyaan eksistensial mengenai dirinya

Bahkan, mahasiswa filsafat dikenal sebagai mahasiswa yang sangat mudah bergaul dengan mahasiswa lintas bidang karena memang filsafat menuntut mereka untuk membuka diri.

4. Manfaat ilmu yang tidak bisa dirasakan secara empiris

wp.com

"Kenapa, sih, kamu belajar filsafat? 'Kan gak ada manfaatnya?"

Ya, mungkin itulah pertanyaan yang sering diajukan pada mahasiswa filsafat. Ilmu ini dianggap tidak punya manfaat yang bisa dirasakan secara empiris. Namun di kalangan para akademisi, filsafat dikenal sebagai induk dari segala ilmu.

Bagaimana bisa? Hal ini karena pada awalnya, seluruh ilmu yang ada saat ini adalah pertanyaan filosofis pada masanya yang kemudian terjawab dan membentuk cabang ilmu baru.

Baca Juga: Kamu Bisa Belajar Banyak tentang Hidup dari 13 Filsuf Bersejarah Ini

Verified Writer

Fajar Cahyono

Wisdom is the limit.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Rekomendasi Artikel

Berita Terkini Lainnya