5 Marga Korea yang Romanisasinya Berbeda dengan Pengucapan Asli
Kalian suka salah penyebutan, nggak?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Hangeul adalah alfabet yang digunakan untuk menulis bahasa Korea. Alfabet ini pertama kali diciptakan oleh Raja Sejong pada 1443 di masa Dinasti Joseon. Agar abjad fonetik ini bisa tetap digunakan di luar Korea, maka dua orang yang berasal dari Amerika Serikat, George M. McCune dan Edwin O Reischauer menciptakan sistem yang mewakili pelafalan fonetis hangeul yang membuat orang dari luar Korea pun tetap bisa membaca bahasa Korea dengan romanisasi yang tersedia.
Tapi, tahukah kalian, jika beberapa pengucapan di-romanisasi bukanlah pengucapan 'yang benar'? Hal ini lantaran apa yang kalian baca di-romanisasi berbeda dengan pengucapan aslinya di Korea. Salah satu yang sering menjadi 'korbannya' adalah pengucapan nama marga di Korea. Kira-kira marga apa saja yang sering menjadi korban salah pengucapan ini?
1. Park
Park menjadi salah satu marga paling umum di Korea Selatan. Diketahui, nenek moyang dari marga Park sendiri adalah Raja Hyeokgeose, seorang pendiri Kerajaan Silla pada tahun 57 SM.
Nah, kebanyakan orang menyebut marga ini mirip dengan romanisasinya, yaitu "Park". Padahal di negara asalnya, pengucapan marga ini adalah "Bag". Hal ini lantaran orang Korea memiliki kesulitan dalam pengucapan huruf "R".
Baca Juga: 8 Perbedaan Penyebutan Anggota Keluarga dalam Bahasa Korea
Baca Juga: 5 Perbedaan Penggunaan Sufiks Penyebutan Nama dalam Bahasa Korea
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.