Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Pahlawan Kesiangan? Niatnya Tak Tulus hingga cari Validasi!

Ilustrasi pahlawan kesiangan
Ilustrasi pahlawan kesiangan (pexels.com/RDNE Stock)
Intinya sih...
  • Arti kata pahlawan dan contohnya
    • Pahlawan menghasilkan buah berkualitas bagi bangsa
    • Contoh pahlawan masa kini: tenaga kesehatan, guru, inovator
    • Apa itu pahlawan kesiangan?
      • Orang yang baru mau bekerja setelah peperangan berakhir
      • Motif: mencari validasi, kurang memahami situasi
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kamu pasti mengenal istilah pahlawan sebagai sosok yang rela berjuang, berkorban, dan memberi manfaat besar bagi orang lain. Bahkan, Indonesia memperingati Hari Pahlawan setiap tahunnya pada tanggal 10 November.

Namun, di sisi lain, ada juga istilah "pahlawan kesiangan" yang sering digunakan dalam konteks sindiran. Meski sama-sama mengandung kata “pahlawan”, maknanya jauh berbeda. Lalu, apa sebenarnya perbedaan kedua istilah populer ini dan bagaimana kita bisa membedakannya? Yuk, simak penjelasannya berikut ini!

1. Arti kata pahlawan dan contohnya

Ilustrasi hormat pada pahlawan
Ilustrasi hormat pada pahlawan (pexels.com/Salim hanggara Purna)

Kata pahlawan berasal dari bahasa Sanskerta "phala-wan" yang artinya orang yang dirinya menghasilkan buah (phala) yang berkualitas bagi bangsa, negara, dan agama. Makna tersebut menggambarkan bahwa perjuangan seorang pahlawan akan selalu menghasilkan sesuatu yang bernilai bagi bangsanya.

Sementara itu, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan pahlawan sebagai orang yang menonjol karena keberanian dan pengorbanannya dalam membela kebenaran atau pejuang yang gagah berani. Di sisi lain, makna kepahlawanan diartikan sebagai sifat pahlawan, seperti keberanian, keperkasaan, kerelaan berkorban, dan kekesatriaan.

2. Contoh pahlawan masa kini

Ilustrasi tenaga kesehatan
Ilustrasi tenaga kesehatan (pexels.com/Mikhail Nilov)

Kamu tentu sudah mengenal nama-nama pahlawan nasional, mulai dari Ir. Sukarno, Mohammad Hatta, Jenderal Sudirman, R.A Kartini, dan lain-lain. Di masa kini, ada sosok-sosok baru yang juga pantas disebut menjadi pahlawan. Ini dia sosok pahlawan masa kini yang ada di sekitar kita.

Tenaga kesehatan dan relawan: dokter, perawat, dan relawan adalah pahlawan yang mempertaruhkan nyawa demi orang lain.

Guru dan pendidik: mereka yang mengajar di daerah terpencil dan kurang mampu dianggap sebagai pahlawan pendidikan.

Petani, nelayan, dan pekerja kecil: mereka adalah tulang punggung ketahanan pangan nasional dan memastikan kebutuhan pokok masyarakat terpenuhi dengan bekerja keras dan tekun.

Inovator dan teknopreneur: sosok yang menciptakan inovasi teknologi dan memajukan industri kreatif dapat dianggap pahlawan digital karena mengharumkan nama bangsa di kancah internasional.

Aktivis lingkungan dan sosial: individu yang berjuang menjaga kelestarian alam dan membela masalah sosial masyarakat.

Atlet: atlet bisa disebut pahlawan masa kini karena turut mengharumkan nama bangsa melalui prestasi olahraga.

Pemadam kebakaran (damkar): damkar siap melindungi masyarakat dari berbagai bahaya, tidak hanya kebakaran tetapi juga penyelamatan lainnya.

Individu yang berbuat baik: kamu yang memiliki tindakan kejujuran, menolong sesama tanpa dilihat orang, dan menghargai perbedaan, artinya juga pantas disebut pahlawan sejati.

3. Lantas, apa itu pahlawan kesiangan?

Ilustrasi pahlawan kesiangan
Ilustrasi pahlawan kesiangan (pexels.com/Katya Wolf)

KBBI juga menuliskan perihal arti pahlawan kesiangan, yaitu orang yang baru mau bekerja (berjuang) setelah peperangan (masa sulit) berakhir. Pahlawan kesiangan juga berarti orang yang ketika masa perjuangan tidak melakukan apa-apa, tetapi setelah peperangan selesai menyatakan diri pejuang.

Dengan kata lain, pahlawan 'jenis' ini muncul dan mengklaim jasa atau keberhasilan hanya setelah risiko dan pengorbanan besar telah ditanggung oleh orang lain. Frasa ini membawa konotasi negatif dan bertolak belakang dengan nilai-nilai kepahlawanan.

Motif utamanya sering kali adalah kepentingan pribadi, bukan pengabdian tulus. Berikut beberapa motif sang pahlawan kesiangan ini:

  • Mencari validasi. Pahlawan kesiangan ingin terlihat hebat, berani, atau peduli, padahal aksinya tidak relevan lagi.
  • Mengejar citra atau perhatian. Mereka ingin dipuji atau dianggap berjasa oleh orang lain.
  • Kurang memahami situasi. Si pahlawan kesiangan tidak tahu bahwa masalah sudah selesai, tapi tetap ingin ikut campur.
  • Ingin ikut tren atau arus. Mereka baru bertindak setelah banyak orang melakukan hal serupa.

4. Contoh sikap pahlawan kesiangan

Ilustrasi pahlawan kesiangan
Ilustrasi politisi (pexels.com/Mikhail Nilov)

Berikut contoh sikap pahlawan kesiangan:

Dalam aktivitas sehari-hari

  1. Teman kerja yang baru sibuk setelah proyek selesai.
    Ketika tim sudah bekerja keras menuntaskan tugas, baru ia datang untuk ikut berfoto hasil kerja tim.

    “Pas semua udah capek kerja lembur, ia baru muncul pas foto bareng. Benar-benar pahlawan kesiangan!"

  2. Seseorang yang menolong setelah masalah selesai.
    Misalnya, ketika ada teman jatuh dari motor, semua orang sudah menolong dan menenangkan, lalu ada orang yang datang belakangan dan sok memberi instruksi.

Dalam konteks perjuangan atau peperangan

  1. Tokoh yang baru tampil setelah kemenangan tercapai.
    Dalam sejarah, sering muncul sosok yang baru “mengaku” ikut berjuang setelah perang usai dan musuh dikalahkan.
  2. Orang yang ikut mengklaim hasil perjuangan tanpa berkontribusi.
    Misalnya, ketika pejuang lain sudah berkorban tenaga dan nyawa, lalu ada pihak yang baru muncul setelah keadaan aman untuk mendapat nama atau jabatan.

Dalam bidang politik dan sosial

  1. Politisi yang baru mendukung ketika tren sudah jelas.
    Saat satu isu mulai populer dan didukung masyarakat, ia baru ikut bersuara agar terlihat berpihak.
  2. Tokoh yang baru bicara setelah keputusan dibuat.
    Misalnya, ia diam selama proses sulit berlangsung, tapi begitu hasilnya positif, ia muncul seolah-olah bagian dari perjuangan. Kasus lainnya, tokoh ini juga muncul di tengah konflik sosial/politik dengan peran sebagai "juru damai" atau mediator.

5. Contoh sikap pahlawan kesiangan di era media sosial

Ilustrasi pahlawan kesiangan
Ilustrasi pahlawan kesiangan (pexels.com/RDNE Stock)

Di zaman modern, sikap kepahlawanan tidak hanya ditunjukkan melalui aksi langsung, namun bisa menggunakan media sosial. Ini termasuk sikap pahlawan kesiangan. Berikut beberapa contoh pahlawan kesiangan di era media sosial yang sering kita temui.

1. Komentar setelah viral
Misalnya, kamu baru menunjukkan kepedulian terhadap isu sosial setelah topiknya viral di media sosial, padahal sebelumnya tidak pernah terlibat atau membantu saat masalah itu belum ramai dibicarakan.

Contoh: setelah ada bencana alam viral di TikTok, baru ramai posting “prihatin banget” tapi tidak ikut berdonasi atau menyebarkan informasi bantuan saat awal kejadian.

2. Unggahan membantu tapi lebih fokus ke pencitraan
Kamu pasti sering melihat konten bertema donasi. Memang tak semua konten merujuk pada sikap "pahlawan kesiangan", namun bisa jadi muncul beberapa orang menunjukkan kepeduliannya hanya untuk pencitraan.

Contoh: Kamu datang ke lokasi bencana atau kegiatan sosial hanya untuk berfoto dan mengunggahnya di media sosial seolah jadi pahlawan, padahal bantuannya minim.

3. Mengkritik setelah semuanya selesai

Contoh: Baru berkomentar pedas atau “menyalahkan pihak tertentu” setelah masalah terselesaikan, padahal sebelumnya tidak pernah menawarkan solusi atau dukungan apa pun.

4. Mengambil kredit dari kerja orang lain

Contoh: Mengklaim ikut berperan dalam keberhasilan kampanye sosial atau gerakan, padahal tidak terlibat sama sekali atau hanya muncul saat hasilnya sudah terlihat.

Pahlawan datang dari jiwa kepemimpinan. Perwujudan sikap atau tindakan ini sangatlah tulus alias tak butuh balasan, tanpa pamrih, dan tak mencari pujian atau validasi. Dengan demikian, jadilah orang yang punya empati dan penolong yang bijak, bukan pahlawan kesiangan!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Febriyanti Revitasari
EditorFebriyanti Revitasari
Follow Us

Latest in Life

See More

50 Kata Sindiran buat Saudara yang Munafik, Halus tapi Menohok!

12 Nov 2025, 07:45 WIBLife