ilustrasi wisuda (pexels.com/Pavel Danilyuk)
Rodora T. Babaran selaku Direktur Pengembangan Manusia Sektretariat ASEAN mengungkapkan pentingnya menciptakan ruang pendidikan tinggi yang terinternasionalisasi, harmonis, dan inovatif. Melalui kolaborasi ini diharapkan bisa terus memperkuat hubungan antar negara-negara dan bisa memperbaiki dampak dari perubahaan besar akibat COVID-19.
"Saya juga ingin menekankan beberapa peran penting pendidikan tinggi luar negeri dalam mengembangkan sosok yang mampu beradaptasi, memiliki resilien yang baik, serta menyiapkan sumber daya manusia yang siap untuk menghadapi tantangan di masa depan," ujarnya.
Rodora juga menjelaskan bahwa telah ada dialog kebijakan ke-15 resmi meluncurkan road map higher education fair in 2025 dan implementasinya. Untuk itu, momen AEHEF ini merupakan kesempatan yang tepat untuk berbicara secara langsung dengan perwakilan setiap universitas terbaik dan menemukan beasiswa yang tepat.
"Saya ingin memperkenalkan beberapa benefit kalau bersekolah di Eropa. Kualitas universitasnya sangat tinggi. Mungkin beberapa universitas bukan yang ada di TOP 100 tetapi sudah dibekali dengan metode belajar mengajar dengan fasilitas riset yang baik," ungkap Dr. David Milliot selaku Political Advisor dan delegasi Uni Eropa untuk ASEAN.
Bahasa yang digunakan juga sebagian besar menggunakan Bahasa Inggris sehingga lebih memudahkan pelajar. Namun, kamu punya kesempatan besar untuk mempelajari banyak bahasa di Eropa.
Selain itu, pelajar juga diberikan kemudahan dengan adanya sistem transfer kredit. Pembelajaran satu semester yang ada di Indonesia bisa ditransfer dan diakui sebagai kredit di negara lain.
"Belajar di luar negeri juga akan menumbuhkan sikap toleransi, saling memahami satu sama lain, dan solidaritas," tambahnya.