5 Contoh Naskah Drama Singkat, Banyak Tema!

Tentu kamu sudah tidak asing yang namanya drama. Mengutip ThoughtCo, menurut ahli sejarah Robert Longley, drama adalah penggambaran peristiwa fiksi atau non-fiksi melalui pertunjukan dialog tertulis (baik prosa maupun puisi). Drama dapat dipertunjukkan di atas panggung, film, atau radio. Drama biasanya disebut juga dengan lakon dan penciptanya dikenal sebagai penulis lakon atau dramawan.
Untuk membuat drama menjadi dramatis, penulis berusaha membangun cerita yang selalu membuat penonton bertanya-tanya atau menebak-nebak. Nah, bagi kamu yang membutuhkan contoh naskah drama singkat, berikut di antaranya!
1. Naskah Drama Singkat: Malin Kundang
Pemain: Malin Kundang, Mande (Ibu Malin Kundang), dan Puteri
Prolog
Malin Kundang adalah seorang anak yang telah lama merantau meninggalkan tanah kelahirannya. Ia mengembara mengadu nasib demi mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Ia meninggalkan Mande, ibu kandungnya seorang diri di tanah kelahirannya. Singkat cerita, akhirnya Malin Kundang berhasil menikah dengan seorang putri saudagar kaya raya. Ia pun kembali ke tanah kelahirannya bersama sang putri.
Dialog
Malin: “Istriku, inilah tanah kelahiranku dulu (sambil menunjuk ke arah daratan dari atas perahu yang bersandar).”
Puteri: “Sungguh indah sekali tanah kelahiran kau ini Kanda.”
Mande: “(berlari tertatih-tatih setelah mendengar kabar bahwa anaknya sudah sukses dan pulang) Malin! Kau kah itu, Nak? (berteriak-teriak kegirangan).”
Puteri: “Siapakah wanita tua itu Kanda?”
Malin: “(menyembunyikan wajah terkejut ketika melihat ibunya berlari ke arah perahu) Kanda tak tahu Dinda. Mungkin itu hanya pengemis yang ingin meminta sedikit sumbangan dari kita saja. Sudah jangan pedulikan lagi dia.”
Mande: “Malin, ini ibumu nak. Sudah lupakah kau pada ibu yang telah mengandung dan membesarkan kau ini Malin?”
Malin: “Wahai wanita tua! Jangan sekali-kali kau berani mengaku sebagai ibuku. Enyahlah kau! Ibuku bukan wanita tua renta sepertimu, dan ibuku sudah lama meninggal. Pergi kau dari sini! Jangan sampai kau mengotori kapalku ini! (berteriak emosi sambil menunjuk ke ibunya).”
Mande: “(mendengar kata-kata anaknya, ia menangis menahan kesedihan) Ya Tuhan, kenapa pula anakku berubah menjadi seperti ini? Apa salahku ini Tuhan? Jika memang ia bukan anakku maka maafkanlah ia yang telah menghinaku ini. Namun, jika ia benar anakku si Malin Kundang maka hukumlah dia yang telah durhaka itu (sambil menengadahkan tangan memohon kepada Tuhan).”
Tiba-tiba terdengar suara gemuruh, petir datang menggelegar. Badai besar tiba-tiba datang dan kapal Malin Kundang terbalik. Seketika kilat menyambar tubuh Malin dan istrinya. Anehnya, mereka berdua kemudian berubah menjadi batu. Itulah kekuatan doa seorang ibu. Jangan sampai kita menjadi anak yang durhaka kepada kedua orangtua.