7 Drama saat Anak Pertama Masuk Sekolah, Antisipasi Sekarang Juga

- Anak susah dibangunkan dan diajak mandi
- Gak mau sarapan
- Takut berangkat sampai menangis
Hari pertama anak masuk sekolah butuh banyak persiapan. Khususnya untuk anak yang baru akan masuk TK atau sekolah dasar. Kalau anak sudah naik ke kelas dua SD dan seterusnya biasanya telah terbiasa dengan rutinitas pagi.
Sementara itu, anak yang baru pertama kali ini bersekolah masih kaget dengan aturan serta lingkungan baru. Perlu kerja sama antara kamu dan pasangan untuk membuat anak lebih antusias. Jangan malah tanpa sadar kalian sendiri yang menanamkan ketakutan dalam dirinya.
Seperti ucapan bahwa guru sekolahmu dulu galak sekali, atau kalau anak nakal nanti dicubit guru. Mumpung masih ada waktu sebelum kegiatan belajar dan mengajar dimulai, antisipasi tujuh drama saat anak pertama masuk sekolah berikut ini. Baca sampai habis, yuk!
1. Anak susah dibangunkan dan diajak mandi

Kalau selama ini kamu tidak membiasakan anak bangun jam 06.00 atau lebih awal lagi, nanti pasti sulit. Selama ini anak dibebaskan bangun jam berapa saja. Bila pun dirimu membangunkannya baru pada pukul 07.00 atau 08.00.
Seandainya bel masuk sekolah anak juga di jam tersebut, paling gak dia harus bangun satu jam sebelumnya. Gunakan hari-hari yang tersisa sebelum sekolah dimulai untuk membiasakan hal ini. Bangunkan anak lebih pagi biar di hari pertama sekolah nanti ia telah cukup terbiasa.
Untuk soal anak susah diajak mandi umumnya disebabkan rasa kantuk dan hawa dingin. Pastikan tidur malamnya cukup. Beri tahu anak sejak jauh-jauh hari bahwa ia mesti bangun dan mandi lebih pagi dengan air hangat. Atau, ajak anak sarapan dulu agar tubuhnya lebih hangat dan baru mandi.
2. Gak mau sarapan

Tidak hanya anak-anak. Banyak orang dewasa juga paling malas sarapan. Di jam 06.00 sering kali rasa lapar belum muncul. Makan pagi malah dapat menimbulkan rasa mual. Akan tetapi, anak gak sekuat orang dewasa dalam menahan lapar.
Sekalipun sekolahnya sebentar, anak bisa rewel di kelas karena lapar. Konsentrasinya juga menurun. Rencanakan menu sarapan di hari pertama masuk sekolah bersama anak. Misalnya, anak minta dibuatkan nasi goreng kesukaannya buat besok. Penuhi permintaannya dengan perjanjian anak benar-benar mau menyantapnya walau jam sarapannya maju.
3. Takut berangkat sampai menangis

Hingga kemarin mungkin anak masih tampak baik-baik saja. Dia sepertinya gak ada rasa takut berlebihan hendak mulai bersekolah. Bahkan ia dapat terlihat antusias. Namun, di pagi hari sekolah akan dimulai baru drama terjadi.
Mendadak anak rewel. Ia tampak ragu ketika diajak berangkat sekolah. Meski anak sudah berseragam rapi, dia seperti lengket di karpet atau sofa. Wajahnya mulai menunjukkan dia hampir menangis.
Dirimu dan pasangan mesti bisa sabar. Yakinkan anak bahwa ia bakal baik-baik saja di sekolah. Jam belajarnya tidak terlalu lama. Nanti anak juga segera pulang dan kembali bertemu orangtua. Usahakan anak tak sampai menangis sebab bakal lebih sulit ditenangkan.
4. Menangisnya setelah tiba di sekolah

Anak masih oke saat di rumah dan dalam perjalanan. Tapi setibanya kalian di sekolah, tahu-tahu ia menangis. Kemungkinan besar tangisannya dipicu oleh rasa takut melihat lingkungan yang baru.
Anak gak terbiasa dengan banyak orang asing. Tambah sedikit teman sebayanya di sekitar rumah, tambah besar rasa tidak amannya. Apalagi di hari pertama sekolah biasanya suasana sangat gaduh.
Selain banyak murid baru, juga masing-masing didampingi orangtua. Anak mengalami kebingungan. Belum lagi jika ada anak lain yang menangis kencang. Kepanikan satu anak dapat memengaruhi anak lain sehingga ikut menangis.
5. Anak yang lebih kecil malah rewel

Bisa pula dramanya tidak terkait anak yang akan masuk sekolah pertama kali, tapi justru adiknya. Ini terjadi karena perubahan rutinitas kakak juga sering memengaruhi adik. Seperti kamu membangunkan kakaknya.
Adiknya pun ikut terbangun. Padahal, ia masih mengantuk sekali. Dia juga bingung melihat kesibukan yang tak biasa di pagi hari. Kamu dan pasangan sibuk menyiapkan kakak buat berangkat ke sekolah. Adik menjadi merasa diabaikan.
Bagi tugas dengan pasangan. Siapa yang akan membantu kakak bersiap-siap dan siapa yang menemani adik. Daripada adik menjadi rewel sekali dan akhirnya menghambat keberangkatan kakak. Dia tidak mau ditinggal kakaknya, tapi juga menolak ikut mengantar.
6. Jalanan macet, jangan sampai terlambat

Ada suasana yang berbeda antara hari sekolah biasa dengan hari pertama masuk sekolah. Memang di hari biasa pun banyak jalan sudah dipadati kendaraan. Akan tetapi, di hari pertama masuk sekolah sering kali lebih macet.
Semua orangtua tidak ingin anaknya terlambat. Apalagi orangtua dengan anak yang baru hari ini bersekolah. Siapa tahu masih ada hal-hal yang perlu diurus di sekolah sebelum kegiatan belajar dan mengajar dimulai.
Antisipasi keterlambatan dengan memajukan jam berangkat. Bila naik mobil terancam terjebak kemacetan, naik motor saja selama jarak tak terlalu jauh. Pastikan anak memakai helm khusus anak-anak dan berpegangan padamu. Kamu sendiri berkendara dengan hati-hati. Cari jalan tembusan jika ada.
7. Orangtua berebut tempat duduk

Ternyata tidak hanya anak yang kerap panik di hari pertama masuk sekolah. Orangtua juga gak kalah hebohnya. Di sejumlah sekolah masih ada kebiasaan orangtua berebut tempat duduk untuk anak. Sampai-sampai beberapa orangtua berangkat subuh.
Mereka ingin anak mendapatkan tempat duduk terbaik. Bukan meja dan kursi paling belakang yang bisa bikin anak sulit mengikuti pelajaran. Sebaiknya hal ini dikomunikasikan dengan pihak sekolah sekarang juga.
Sekolah perlu mengusahakan agar tidak ada lagi perebutan tempat duduk. Posisi duduk murid bisa digilir. Seperti murid-murid pindah tempat duduk seminggu sekali supaya merasakan semua posisi. Ini dapat diatur sesuai urutan nama siswa.
Terkadang drama saat anak pertama masuk sekolah masih berlanjut sampai beberapa minggu pertama. Termasuk anak mungkin mogok sekolah. Terus dampingi anak dengan sabar. Jangan malah kamu dan pasangan gampang emosi yang bikin anak kian rewel.