6 Kelemahan Generasi Stroberi Ketika di dalam Kelas
ilustrasi generasi stroberi (pexels.com/Polina Tankilevitch)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Generasi stroberi, terdengar manis banget ya? Istilah generasi stroberi ini diciptakan oleh Australian National University pada tahun 2001, istilah ini digunakan untuk merujuk pada orang dewasa muda yang tumbuh di awal tahun 2000-an. Istilah ini dipilih karena stroberi berwarna merah, manis, dan berair.
Menurut Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya yang berjudul Strawberry Generation, beliau menyebutkan jika generasi ini merupakan generasi yang memiliki banyak ide cemerlang serta kreativitas yang tinggi. Tapi sayangnya, mereka mudah sekali untuk menyerah, mudah sakit hati, lamban, egois, serta pesimis terhadap masa depan.
Baik keunggulan maupun kelemahan generasi stroberi, tentu dapat memengaruhi pengalaman belajar mereka, lho. Untuk itu, dalam artikel ini kita akan menjelajahi enam kelemahan generasi stroberi ketika berada di dalam kelas dan cara untuk mengatasinya. Apa saja itu? Simak ya!
1. Ketergantungan pada teknologi
ilustrasi seseorang bekerja (pexels.com/Julia Khalimova)Salah satu kelemahan utama generasi stroberi adalah ketergantungan yang tinggi pada teknologi digital. Mereka tumbuh dengan perangkat pintar, media sosial, dan internet sebagai bagian penting dari kehidupan mereka. Ketika berada di dalam kelas, mereka sering kali tergoda untuk menggunakan perangkat mereka untuk keperluan pribadi, seperti mengecek media sosial atau bermain game. Jelas ini dapat mengganggu konsentrasi mereka dan mengurangi efektivitas pembelajaran.
Lalu, bagaimana mengatasinya? Dalam hal ini, guru dapat mengimplementasikan kebijakan penggunaan perangkat yang bijak dalam kelas, mengizinkan penggunaan perangkat hanya untuk tujuan pendidikan tertentu, dan mengawasi penggunaannya.
2. Kesulitan berfokus dalam jangka panjang
ilustrasi seseorang sedang belajar (pexels.com/energepic.com)Generasi stroberi sering kali memiliki kesulitan dalam mempertahankan konsentrasi dalam jangka panjang. Mereka terbiasa dengan informasi yang disajikan dalam format singkat dan cepat, seperti video singkat di platform media sosial. Oleh karena itu, mereka mungkin merasa sulit untuk memusatkan perhatian pada materi pelajaran yang memerlukan fokus dan ketekunan dalam waktu yang lebih lama.
Solusinya, guru dapat menciptakan pengalaman belajar yang menarik dengan memanfaatkan teknologi dan berbagai metode pengajaran yang interaktif untuk menjaga ketertarikan siswa. Selain itu, guru dapat memberikan jeda singkat selama pelajaran untuk memungkinkan siswa melepaskan penat, juga diharapkan konsentrasi siswa kembali terbentuk.
3. Kesulitan dalam berkomunikasi secara langsung
ilustrasi seseorang malu berbicara (pexels.com/Pragyan Bezbaruah)Generasi stroberi tumbuh dalam era komunikasi digital, yang dapat mengakibatkan kesulitan dalam berkomunikasi secara langsung atau verbal. Mereka mungkin lebih nyaman berkomunikasi melalui pesan teks atau media sosial daripada berbicara di depan umum atau berpartisipasi dalam diskusi kelas yang intens.
Untuk itu, guru dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dengan memberikan kesempatan untuk berbicara di depan umum, berkolaborasi dalam kelompok kecil, dan berpartisipasi dalam perdebatan kelas.
Editor’s picks
Baca Juga: 6 Tips Cegah Anak Jadi Generasi Stroberi, Mentalnya Harus Kuat!
4. Kecenderungan terhadap gratifikasi instant
ilustrasi seseorang belajar lewat video (pexels.com/Vlada Karpovich)Kelemahan lainnya, generasi stroberi sering menginginkan hasil yang cepat dan langsung. Mereka mungkin merasa frustrasi jika mereka tidak melihat hasil dari upaya mereka secara instan. Hal ini dapat menghambat kemampuan mereka untuk mengatasi tugas atau materi pelajaran yang memerlukan waktu dan ketekunan.
Solusinya, guru dapat membantu siswa memahami nilai dari kesabaran, ketekunan, dan usaha dalam jangka panjang dengan memberikan tantangan yang memerlukan waktu dan upaya untuk diselesaikan. Biar anak-anak belajar kesabaran ya.
5. Tingkat stres yang tinggi
ilustrasi seorang siswa yang kurang dukungan (pexels.com/RDNE Stock project)Generasi stroberi sering menghadapi tingkat stres yang tinggi, baik dari tekanan akademis maupun sosial. Mereka mungkin merasa tertekan untuk mencapai kesuksesan secepat mungkin, terutama karena mereka tumbuh dalam era yang sangat kompetitif. Stres ini dapat mengganggu konsentrasi mereka dan memengaruhi kesejahteraan mental mereka.
Sslanjutnya, guru bisa berperan untuk menciptakan lingkungan kelas yang mendukung kesejahteraan mental siswa, memberikan dukungan emosional, dan mengajarkan keterampilan manajemen stres.
6. Kehilangan keterampilan kritis
ilustrasi seseorang bosan belajar (pexels.com/Katerina Holmes)Meskipun generasi stroberi memiliki akses ke banyak informasi melalui internet, mereka mungkin kurang terlatih dalam keterampilan penelitian dan analisis yang kritis. Mereka mungkin cenderung menerima informasi tanpa pertanyaan atau pemikiran kritis.
Untuk itu, guru dapat memberikan pelatihan dalam keterampilan penelitian dan kritis yang membantu siswa mengevaluasi informasi dengan hati-hati, memahami sumber-sumbernya, dan mengembangkan pemikiran kritis yang kuat.
Dalam mengatasi kelemahan generasi stroberi, penting bagi pendidik untuk memahami konteks sosial dan teknologi di mana generasi ini tumbuh. Dengan pendekatan yang bijak, guru dapat membantu siswa mengatasi kelemahan mereka sambil memanfaatkan kelebihan mereka. Pendidikan yang efektif untuk generasi ini mengharuskan perpaduan antara teknologi modern, keterampilan interpersonal, dan pemahaman mendalam tentang karakteristik generasi ini. Dengan demikian, generasi stroberi dapat mengembangkan potensi mereka penuh dalam dunia yang terus berubah ini. Yuk, para guru, semangat membersemai mereka dengan segala kelebihan dan kelemahannya ya!
Baca Juga: 5 Sifat Positif Generasi Stroberi, Penuh Kreativitas!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.
Berita Terkini Lainnya
