Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Disabilitas: Hak difabel dan Impian Tanpa Batas

ilustrasi mendorong orang disabilitas (pexels.com/Gustavo Fring)

Menjadi difabel bukan berarti dibatasi dari segala aspek kehidupan. Yups, itulah kalimat semangat untuk anak-anak difabel yang diutarakan oleh Emma Thompson. Manusia memiliki banyak keragaman satu sama lain, salah satunya adalah hadirnya difabel. Akan tetapi, sebagian dari mereka dianggap sebagai beban hidup, pemalas ataupun sebuah aib hingga tidak sepenuhnya diterima oleh masyarakat. 

Istilah difabel adalah sebutan halus bagi seorang yang mengalami disabilitas. Tidaklah mudah hidup dengan kondisi yang berbeda. Apalagi jika harus menghadapi kasus bullying, kekerasan, pelecehan dan lain-lain, yang membuat penderita semakin down mental dan psikis.

Padahal difabel berhak mendapat perhatian dan perlindungan seperti orang normal pada umumnya. Bukan menjadi suatu ketimpangan sosial dan menaruhnya pada posisi terendah. Oleh karena itu, kita perlu belajar dan melihat apa yang seharusnya dilakukan untuk membantu menghidupkan semangat mereka kembali. Mari kita simak beberapa hak difabel yang seharusnya dimiliki oleh penyandang disabilitas.

1. Perlindungan hukum

ilustrasi membantu memberikan akses pelayanan khusus (pexels.com/Marcus Aurelius)

Negara telah memberikan perlindungan hukum bagi kaum difabel. Perlindungan tersebut tertuang dalam beberapa pasal UUD 1945, di antaranya:

  1. Pasal 1 ayat (3) UUD 1945
  2. Pasal 28 (B) UUD 1945
  3. Pasal 28 (C) UUD 1945
  4. Pasal 28 (D) ayat (2) UUD 1945
  5. Serta UU No. 19 Tahun 2011 tentang pengesahan Convention on the Right of persons with Disability.

Setiap pasal menekankan pada pengakuan harga diri dan nilai serta hak yang sama bagi penyandang disabilitas. Artinya, negara menjamin partisipasi kepada penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan.

2. Kepedulian orang di lingkungan

ilustrasi kepedulian terhadap orang berkebutuhan khusus (pexels.com/Kampus Production)

Awareness dan keterbukaan masyarakat menjadi langkah awal diterimanya kaum difabel. Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap manusia tidak bisa dipisahkan dengan kehidupan sosial. Penerimaan kaum difabel di tengah masyarakat menjadi poin bagi perkembangan disabilitas yang lebih baik.

Saling menghormati pada perbedaan disabilitas itulah yang menjadi bagian keragaman manusia, dan selaras dengan memanusiakan manusia. Setiap dari mereka mempunyai kesempatan yang sama untuk hidup bahagia.

3. Menciptakan potensi diri

ilustrasi orang berkubutuhan khusus sedang berolahraga (pexels.com/SHVETS production)

Kaum difabel mempunyai kesempatan dan peluang yang sama untuk mandiri. Seringkali orang menganggap disabilitas adalah suatu kekurangan ataupun beban bagi orang lain. Namun, orang lupa menyadari bahwa salah satu yang menyebabkan kaum difabel tidak dapat mandiri adalah kurangnya dukungan yang berarti dari mereka.

Seharusnya peran masyarakat adalah membantu dan membersamai mereka. Caranya adalah memberikan pelatihan terampil. Pelatihan kreativitas dan konsistensi, mampu mengurangi beban kondisi difabel dan sekaligus menjadi hal baru untuk menciptakan lapangan pekerjaan.

4. Integritas yang tinggi

ilustrasi anak yang mengalami down syndrom (pexels.com/Nicola Barts)

Disabilitas bukanlah dalih untuk berhenti berinovasi dan mengejar mimpi. Mereka hebat dengan bakat dan potensi yang dimiliki. Tentunya perlu ada dukungan yang pasti seperti keluarga sebagai support system.

Sebagai contoh adalah Stephanie Handojo, ia adalah perempuan penyandang down syndrome sekaligus Duta Penyampai Pesan Inklusi dan Respek bagi warga tunagrahita seluruh dunia oleh Special Olympics International. Stephanie membuktikan kepada kita bahwa disabilitas bukanlah suatu hambatan untuk bisa mengejar dan mencapai kesuksesan. Stephanie pernah mengatakan, bahwa hidup itu indah karena bakat yang kita miliki. Jadi fokuslah pada apa yang kita bisa, bukan yang kita tidak bisa.

5. Anugerah Tuhan yang istimewa

ilustrasi orang membantu disabilitas membaca (Pexels.com/Mikhail Nilov)

Berbeda bukanlah suatu hal yang buruk. Justru dari perbedaan tersebut kita bisa melihat banyak hal yang bisa mengubah cara pandang kita lebih baik. Disabilitas adalah satu dari perbedaan yang Tuhan ciptakan agar kita dapat bersyukur dengan apa yang sudah kita miliki saat ini. Mereka memiliki hak yang sama dalam pemenuhan kebutuhan hidup. 

Tugas kita adalah dengan fokus membangun zona inklusi yang tidak hanya aman dan produktif bagi mereka, tetapi juga suportif yang didasarkan pada dukungan bagi seluruh lapisan masyarakat. Artinya, meskipun berbeda dalam hal fisik, tetapi kita memiliki persamaan dan keterkaitan satu sama lain.

Solusi dalam permasalahan disabilitas saat ini adalah dari bagaimana kita mampu memberikan wadah bagi mereka baik melalui pelatihan maupun komunitas positif. Adapun poin penting kegiatan tersebut ada pada pengabdian, pelayanan, dan juga memperjuangkan hak difabel. Baik dari segi pendidikan, pelatihan dan pekerjaan jangka panjang. Anak-anak maupun orang yang menyandang disabilitas bisa, karena mereka berjuang, berdoa dan, mendapat dukungan dari lingkungan sekitar sehingga dapat mewujudkan harapan dan masa depan yang diinginkan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us