Perayaan Maulid Akbar di Pondok Pesantren Ribath At-Taqwa Kab. Probolinggo
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat iman, islam, serta kesempatan untuk berkumpul dalam majelis mulia ini, memperingati kelahiran junjungan kita, Nabi Besar Muhammad SAW.
Selawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga beliau, sahabat-sahabat beliau, serta seluruh umat Islam yang istikamah mengikuti sunahnya hingga akhir zaman. Amin ya Rabbal ‘alamin.
Hadirin yang dimuliakan Allah,
Para asatidz, pengurus pondok pesantren, serta santri-santri yang dirahmati Allah…
Hari ini, kita memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, hari kelahiran sosok agung, manusia pilihan yang membawa cahaya dari kegelapan, yang membawa risalah Islam menuju ilmu, dari kesesatan menuju hidayah.
Salah satu warisan terbesar Rasulullah kepada umatnya adalah ilmu agama. Rasulullah SAW bersabda:
"Barang siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga." (HR. Muslim)
Di pesantren ini, kita adalah penuntut ilmu. Ilmu yang tidak hanya bermanfaat di dunia, tetapi akan menjadi cahaya di alam kubur, menjadi pemberat amal di hari kiamat, dan menjadi sebab kita mendapatkan syafa’at Rasulullah SAW.
Keteladanan Rasulullah dalam ilmu luar biasa. Sejak wahyu pertama turun, “Iqra’!”, yaitu Bacalah!, itu adalah isyarat bahwa Islam dibangun di atas ilmu. Rasulullah mendidik para sahabat dengan ilmu. Beliau tidak meninggalkan harta, tapi beliau meninggalkan ilmu yang menjadi warisan para nabi.
Karena itu, wahai saudara-saudaraku para santri,
Menjadi santri bukan hanya soal memakai sarung dan mondok di pesantren, melainkan komitmen untuk meneruskan perjuangan Nabi dalam menuntut dan menyebarkan ilmu agama. Hari ini, kita belajar Al-Qur’an, hadits, fikih, akhlak, tauhid. Semuanya adalah bentuk cinta kita kepada Rasulullah.
Tugas kita adalah menjaga warisan itu. Kita bukan hanya mencari ilmu untuk diri sendiri, tapi juga untuk umat. Ilmu yang tidak diamalkan adalah beban. Ilmu yang tidak diajarkan, akan hilang.
Sebagai penutup, mari kita jadikan Maulid Nabi ini bukan sekadar seremoni, tapi momentum untuk menumbuhkan kembali semangat kita dalam belajar agama. Siapa lagi yang akan menjaga agama ini kalau bukan kita?
Semoga Allah SWT memberikan keberkahan ilmu, kekuatan dalam menuntut ilmu, serta menjadikan kita semua sebagai ahli ilmu yang bermanfaat bagi umat.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.