Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

10 Jenis Tanaman Toga dalam Bahasa Jawa, Pernah Lihat 'Puyang'?

ilustrasi tanaman obat keluarga (commons.m.wikimedia.org/Ritirene)
ilustrasi tanaman obat keluarga (commons.m.wikimedia.org/Ritirene)

Toga merupakan singkatan dari tanaman obat keluarga. Kita bisa menemukan jenis tanaman ini tumbuh secara liar. Beberapa diantaranya sengaja dibudidayakan di lahan pekarangan. Tanaman obat keluarga bukan sekadar tumbuhan untuk memperindah lingkungan sekitar.

Namun ini juga dimanfaatkan sebagai obat-obatan tradisional. Hal ini juga berlaku dalam masyarakat Jawa. Keberadaan tanaman obat keluarga sudah dikenal dari zaman dulu. Bahkan setiap jenis tanaman tersebut memiliki nama tersendiri. Sudahkah kamu mengetahui jenis-jenis tanaman toga dalam bahasa Jawa? Mari belajar bersama.

1. Jahe dikenal sebagai salah satu rempah yang bisa melegakan tenggorokan. Dalam bahasa Jawa sebutan jahe adalah 'jae'

ilustrasi tanaman jahe (commons.m.wikimedia.org/Martin Huaman)
ilustrasi tanaman jahe (commons.m.wikimedia.org/Martin Huaman)

2. Kunyit memiliki warna kuning yang mudah membekas di kulit tangan. 'Kunir' merupakan sebutan bahasa Jawa dari kunyit

ilustrasi tanaman kunyit (commons.m.wikimedia.org/Raghbirkhanna)
ilustrasi tanaman kunyit (commons.m.wikimedia.org/Raghbirkhanna)

3. Daun sirih termasuk salah satu obat tradisional yang dikenal sejak zaman dahulu. Dalam bahasa Jawa sirih biasa disebut dengan nama 'suruh'

ilustrasi tanaman sirih (commons.m.wikimedia.org/Anne)
ilustrasi tanaman sirih (commons.m.wikimedia.org/Anne)

4. Lengkuas merupakan rempah yang kerap digunakan sebagai bumbu masakan. Kamu bisa menyebut lengkuas dengan nama 'laos'

ilustrasi tanaman lengkuas (commons.m.wikimedia.org/Ringer)
ilustrasi tanaman lengkuas (commons.m.wikimedia.org/Ringer)

5. Mungkin kamu pernah melihat ramuan jamu beras kencur. Tanaman kencur sendiri tetap disebut 'kencur' dalam bahasa Jawa

ilustrasi tanaman kencur (commons.m.wikimedia.org/Mokkie)
ilustrasi tanaman kencur (commons.m.wikimedia.org/Mokkie)

6. Temulawak dikenal sebagai tanaman herbal yang membantu mengatasi masalah pencernaan. Dalam bahasa Jawa sebutan temulawak tidak mengalami perubahan, yaitu tetap 'temulawak'

ilustrasi tanaman temulawak (commons.m.wikimedia.org/Ariyanto)
ilustrasi tanaman temulawak (commons.m.wikimedia.org/Ariyanto)

7. Daun salam memiliki aroma unik yang sering digunakan untuk menambah cita rasa masakan. Daun salam dalam bahasa Jawa disebut 'godhong salam'

ilustrasi tanaman daun salam (commons.m.wikimedia.org/Raffi Kojian)
ilustrasi tanaman daun salam (commons.m.wikimedia.org/Raffi Kojian)

8. Lempuyang termasuk tanaman herbal yang bisa tumbuh liar di tempat subur. Dalam bahasa Jawa kamu bisa menyebutnya 'puyang'

ilustrasi tanaman lempuyang (commons.m.wikimedia.org/Sten Porse)
ilustrasi tanaman lempuyang (commons.m.wikimedia.org/Sten Porse)

9. Tanaman serai biasanya sengaja ditanam di pinggir pekarangan rumah. Tidak jauh berbeda, serai dalam bahasa Jawa disebut 'sere'

ilustrasi tanaman serai (commons.m.wikimedia.org/Mokkie)
ilustrasi tanaman serai (commons.m.wikimedia.org/Mokkie)

10. Aroma temukunci yang sekarang membuat masakan terasa lebih sedap. Untuk tumbuhan satu ini dalam bahasa Jawa cukup disebut dengan nama 'kunci'

ilustrasi tanaman temukunci (commons.m.wikimedia.org/Pescov)
ilustrasi tanaman temukunci (commons.m.wikimedia.org/Pescov)

Tanaman obat keluarga sering dimanfaatkan sebagai ramuan herbal sejak zaman dahulu. Ternyata dalam masyarakat Jawa, berbagai macam jenis tanaman obat keluarga juga memiliki sebutan masing-masing. Bahkan tanaman tersebut dibudidayakan di lahan pekarangan rumah untuk memperindah pemandangan. Dari sepuluh jenis tanaman toga dalam bahasa Jawa, apakah kamu tertarik untuk membudidayakannya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us