- Guru pendamping: Anisa Alifiyanti Gustini, S. Pd
- Penulis: Olivia Meylika
- Desainer visual: Shifa Trisnadewi, Nadya Nur'aini, Avrilya Sekar Harahap
- Fotografer: Salma Nurfauziyah
- Videografer: Salma Nurfauziyah, Shifa Trisnadewi
[MADING] Tidak Semua Yang Terbuang Harus Berakhir

Hai hai! Kami FORTUNLEAF dari MAN 3 Bogor ingin membahas topik seputar daur ulang sampah melalui tema "Tidak Semua Yang Terbuang Harus Berakhir". Semoga hasil karya kami ini bisa memberi pesan positif bagi semuanya!
FORTUNLEAF, MAN 3 Bogor.
Tim redaksi:
Karya ini dibuat untuk keperluan kompetisi Mading Digital IDN Times Xplore 2025. Mading ini ditampilkan apa adanya tanpa proses penyuntingan dari redaksi IDN Times.
Essai: Latar Belakang

Pemilahan sampah adalah hal yang sangat penting untuk dilakukan, namun seringkali disepelekan oleh masyarakat karena kurangnya kesadaran tentang dampak jangka panjang dari sampah yang tidak dikelola dengan baik. Sampah bukan hanya urusan kebersihan, tetapi juga menyangkut kesehatan, kelestarian lingkungan, hingga kualitas hidup kita. Melalui tema "Tidak semua yang terbuang harus berakhir", kita mengajak generasi muda untuk menjaga bumi agar tetap bersih dengan cara memilah sampah dan mengolahnya kembali menjadi sesuatu yang lebih berguna
Pemilahan sampah berarti mengelompokkan sampah berdasarkan jenis, jumlah, dan sifatnya. Secara umum, jenis sampah dibagi menjadi tiga, yaitu sampah organik seperti sisa makanan, sayuran, dan daun-daunan yang dapat terurai secara alami, sampah anorganik seperti plastik, kaleng, dan kaca yang sulit terurai dan memerlukan perlakuan khusus, serta sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) seperti baterai bekas, limbah kimia, atau obat kadaluarsa yang harus ditangani dengan prosedur ketat karena berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Kenyataannya, sampah di Indonesia masih menjadi masalah besar. Data dari TPST Bantar Gebang menunjukkan bahwa sampah yang masuk ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) khusus DKI Jakarta mencapai 7.000 ton per hari. Padahal, idealnya TPA hanya menampung sekitar 20% dari total sampah, sedangkan 80% sisanya bisa didaur ulang menjadi bahan baku baru melalui konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Sayangnya, tanpa adanya pemilahan dari rumah tangga, proses 3R menjadi sulit dilakukan karena sampah sudah bercampur dan terkontaminasi.
Hal ini diperkuat oleh hasil penelitian dalam jurnal pengabdian masyarakat oleh Yuwana dan Adlan (2021), yang menunjukkan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pemilahan sampah, misalnya di Desa Pecalongan, Bondowoso. Di sana, masyarakat masih membuang sampah sembarangan tanpa memilah dan juga belum memiliki fasilitas pembuangan sampah yang memadai. Namun, ketika diberikan edukasi dan disediakan tempat sampah terpilah, kesadaran masyarakat meningkat dan mereka mulai memahami nilai ekonomi dari pengelolaan sampah dengan sistem 3R.
Selain itu, tindakan sederhana seperti mendahulukan untuk membuang sampah yang berserakan di sekitar kita juga sangat penting. Sampah yang dibiarkan berserakan bisa mencemari tanah, masuk ke sumber air, bahkan menjadi sarang penyakit jika menampung air hujan. Hasil penelitian dan pengalaman masyarakat menunjukkan bahwa lingkungan yang bersih mendorong orang untuk lebih menjaga kebersihan, sedangkan lingkungan yang kotor justru membuat orang merasa “tidak apa-apa” untuk membuang sampah sembarangan. Artinya, langkah kecil seperti memungut sampah di sekitar kita bisa menularkan kebiasaan baik dan menumbuhkan budaya peduli lingkungan.
Pentingnya pemilahan dan pengelolaan sampah juga ditegaskan dalam Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, yang menekankan bahwa pengelolaan sampah harus dilakukan secara komprehensif, terintegrasi, dan berkelanjutan. Tujuannya bukan hanya mengurangi pencemaran, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi serta membentuk perilaku hidup sehat di tengah masyarakat.
Melakukannya sebenarnya bisa dimulai dari langkah kecil di rumah, yaitu memilah sampah yang kita hasilkan setiap hari. Sebab, membuang sampah ke tempat sampah saja sudah tidak cukup. Jika semua sampah bercampur lalu menumpuk di TPA, maka akan menimbulkan gas beracun yang memicu efek rumah kaca. Keadaan bisa menjadi bom waktu yang suatu saat bisa meledak, menimbulkan pencemaran udara, banjir akibat saluran tersumbat, bahkan kerusakan ekosistem.
Essai: Kesimpulan

Dari yang sudah kita bahas bahwa pemilahan sampah bukan hanya sekadar soal membuang sampah pada tempatnya, melainkan juga bentuk nyata dari tanggung jawab kita terhadap lingkungan. Dengan memilah sampah sejak dari rumah, kita dapat meringankan beban TPA, mengurangi pencemaran, sekaligus membuka peluang ekonomi dari hasil daur ulang. Sampah yang dipilah dengan benar dapat dimanfaatkan kembali menjadi kompos, kerajinan, atau bahan baku industri.
Kebiasaan kecil seperti ini, jika dilakukan secara bersama-sama, akan membawa dampak besar bagi bumi. Kita tidak hanya menjaga lingkungan tetap bersih dan sehat, tetapi juga mewariskan bumi yang lebih layak huni bagi generasi berikutnya. Pada akhirnya, pemilahan sampah adalah langkah kecil yang bisa berdampak besar
Infografik

Setiap sampah yang kita kurangi hari ini, bisa membuat dampak yang signifikan. Dengan adanya infografik Reduce Waste, kita dapat mengetahui strategi bagaimana cara untuk mendaur ulang sampah dan manfaatnya bagi kita serta orang-orang di sekitar kita. Infografik ini bukan hanya memberikan informasi tentang apa itu Reduce Waste, tetapi juga menjelaskan berbagai manfaatnya mulai dari mengurangi pencemaran lingkungan, menghemat energi, hingga menciptakan barang bernilai ekonomi. Tidak hanya itu, ada juga strategi praktis yang bisa langsung kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, seperti memilah sampah berdasarkan jenisnya, menyediakan fasilitas daur ulang, hingga memanfaatkan nilai ekonomi dari produk daur ulang. Dengan memahami isi infografik ini, kita bisa sama-sama belajar bahwa menjaga bumi bukanlah hal yang sulit, melainkan investasi berharga untuk masa depan yang lebih baik. Mari mulai dari hal kecil, karena perubahan besar dimulai dari diri kita sendiri.
Infografik: Rubrik Pertamina

Infografik Re-Energy The Future mengajak kita memahami pentingnya beralih ke energi hijau di tengah krisis iklim dan tingginya emisi karbon dari energi fosil. Lewat komitmen hijau Pertamina seperti Green Refinere, panel surya di SPBU, hingga Circular Economy, kita bisa melihat bagaimana inovasi energi ramah lingkungan memberi dampak positif bagi bumi, mulai dari udara lebih bersih, energi efisien, hingga kualitas hidup lebih baik. Saatnya kita mulai perubahan dari hal kecil di sekitar kita, karena setiap tindakan hemat energi dan peduli lingkungan adalah investasi nyata untuk masa depan bumi yang lebih hijau.
Foto Bercerita

Kami dari kelompok FORTUNLEAF MAN 3 Bogor yang beranggotakan 05 orang mengikuti lomba mading XPLORE 2025 dari IDN Times. Prosesnya kami jalani bersama mulai dari menentukan tema, menyusun alur, hingga menyiapkan konsep visual.
Di sekolah, kami bekerja sama saat pengambilan gambar, ada yang jadi fotografer, mengatur pose, dan mencatat detail agar sesuai rencana. Meski ada kendala kecil, semuanya bisa diatasi berkat kekompakan tim.
Bagi kami, mading ini bukan sekadar karya lomba, tapi juga wujud kreativitas, kerja sama, dan pesan tentang pentingnya mendaur ulang sampah agar memberi kehidupan baru.