5 Penyebab Mengapa Kita Bisa Dengan Mudah Melupakan Wajah Seseorang

- Terlalu banyak informasi yang diterima, membuat otak sulit menyimpan memori visual secara efektif, termasuk wajah orang yang baru ditemui.
- Kurangnya perhatian saat bertemu mengakibatkan kesan visual terabaikan, sehingga wajah terasa asing ketika harus bertemu kembali.
- Mengalami face blindness (Prosopagnosia) membuat seseorang sering lupa wajah orang lain, karena ketidakmampuan mengenali wajah meskipun penglihatan baik.
Melupakan wajah seseorang merupakan pengalaman yang umum terjadi. Tak sedikit orang merasa kesulitan mengingat wajah meskipun telah bertemu lebih dari satu kali. Dalam kehidupan sosial yang dinamis, kemampuan mengenali wajah menjadi bagian penting dalam membangun hubungan dan interaksi.
Fenomena ini bukan semata karena tidak fokus saat pertemuan, tetapi bisa dipengaruhi oleh banyak faktor, mulai dari kondisi psikologis hingga gaya hidup yang dijalani. Setiap otak manusia memiliki tingkat sensitivitas dan daya ingat yang berbeda-beda, terutama dalam hal mengenali dan menyimpan memori visual seperti wajah. Berikut lima penyebab umum mengapa seseorang sering lupa dengan wajah orang lain yang dilansir dari my.clevelandclinic.org:
1. Terlalu banyak informasi yang diterima

Di era digital, otak dibanjiri oleh berbagai informasi dari media sosial, berita, dan komunikasi sehari-hari. Saat menerima terlalu banyak rangsangan dalam waktu singkat, sistem memori kesulitan untuk menyimpan informasi secara efektif, termasuk wajah orang yang baru ditemui. Informasi visual cenderung tenggelam di antara hiruk-pikuk pesan dan gambar lain yang diserap dalam satu hari.
Proses pengenalan wajah memerlukan ruang khusus dalam ingatan visual. Ketika informasi lain lebih mendominasi, detail tentang ciri wajah tertentu bisa dengan mudah tergantikan oleh hal-hal yang dianggap lebih penting secara emosional atau intelektual. Inilah sebabnya wajah seseorang bisa terasa samar, bahkan ketika telah berinteraksi langsung sebelumnya.
2. Kurangnya perhatian saat bertemu

Perhatian adalah kunci utama dalam proses pembentukan memori. Banyak pertemuan terjadi dalam kondisi terburu-buru, terganggu oleh pikiran lain, atau berlangsung dalam suasana yang tidak nyaman. Dalam kondisi seperti ini, otak tidak mampu memproses dan menyimpan informasi visual secara optimal, termasuk bentuk wajah lawan bicara.
Sering kali, seseorang hanya fokus pada isi percakapan atau tujuan dari pertemuan, bukan pada siapa yang ditemui. Akibatnya, kesan visual yang seharusnya tertanam dalam ingatan malah terabaikan. Ketika suatu waktu harus bertemu kembali, wajah tersebut terasa asing seolah belum pernah dikenali.
3. Mengalami face blindness (Prosopagnosia)

Ada orang mengalami kondisi neurologis bernama prosopagnosia atau face blindness, yaitu ketidakmampuan mengenali wajah, meskipun penglihatan secara umum baik. Kondisi ini bisa bersifat bawaan sejak lahir atau muncul setelah mengalami cedera otak. Meskipun tidak semua kasus parah, gejala ringan pun bisa membuat seseorang sering lupa wajah orang lain.
Penderita prosopagnosia biasanya lebih mengandalkan ciri khas lain seperti suara, gaya berjalan, atau potongan rambut untuk mengenali orang lain. Dalam situasi sosial yang melibatkan banyak individu, proses mengenali satu per satu wajah menjadi sangat menantang dan sering kali menyebabkan kesalahpahaman atau rasa malu.
4. Minimnya interaksi sosial

Wajah yang melekat kuat dalam ingatan biasanya disertai keterlibatan emosional, entah itu rasa senang, takut, kagum, atau bahkan marah. Sebaliknya, interaksi yang berlangsung secara datar atau terlalu formal cenderung tidak meninggalkan jejak mendalam dalam memori. Tanpa emosi yang menyertainya, otak tidak memiliki alasan kuat untuk menyimpan gambaran wajah tersebut secara rinci.
Ketika sebuah pertemuan berlangsung tanpa ikatan emosional yang signifikan, wajah yang ditemui akan cepat terlupakan. Sebagai makhluk sosial, manusia lebih mudah mengingat hal-hal yang memicu perasaan. Maka, wajah yang tidak menimbulkan kesan emosional akan tergantikan oleh wajah lain yang lebih mencolok secara psikologis.
5. Mengalami kelelahan fisik dan kurang tidur berkualitas

Kondisi fisik dan mental memiliki pengaruh besar terhadap kemampuan mengingat. Kurang tidur, stres berkepanjangan, dan kelelahan mental dapat memperburuk fungsi kognitif, termasuk daya ingat visual. Dalam keadaan seperti ini, kemampuan mengenali wajah orang lain pun ikut menurun. Bahkan wajah orang yang cukup familiar bisa terasa asing dalam pandangan.
Kualitas tidur yang buruk juga berpengaruh terhadap proses konsolidasi memori, yaitu tahapan ketika informasi jangka pendek disimpan menjadi ingatan jangka panjang. Tanpa proses ini, otak tidak mampu menyimpan memori visual dengan baik. Akibatnya, wajah yang baru saja dilihat atau bahkan telah beberapa kali ditemui bisa tetap tidak diingat.
Melupakan wajah seseorang bisa terjadi pada siapa saja, dan hal ini bukanlah tanda dari ketidaksopanan atau kurangnya perhatian secara pribadi. Banyak faktor internal dan eksternal yang memengaruhi kemampuan mengenali dan mengingat wajah dalam kehidupan sehari-hari.