Cara Penulisan Kata 'Pun' sebagai Partikel dalam Bahasa Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berdasarkan kaidah penulisan Bahasa Indonesia, kata 'pun' termasuk sebagai jenis partikel atau kata tugas. Artinya, secara semantik atau makna kata, partikel seperti kata 'pun' gak memiliki makna atau hanya digunakan secara gramatikal saja.
Namun, dalam hal penulisan masih banyak orang yang keliru menempatkan kata yang satu ini. Lantas, bagaimana cara menulis kata 'pun' yang benar? Untuk mengetahuinya, yuk cek ulasan di bawah ini.
1. Apa itu partikel dalam Bahasa Indonesia?
Menurut buku Bijak Berbahasa Indonesia Teori dan Aplikasi, partikel dalam bahasa Indonesia terdiri dari -kah, -lah, -pun, -tah, dan -per. Meski sebelumnya dijelaskan bahwa kata ini hanya digunakan secara gramatikal saja, namun partikel tetap dapat mempunyai makna apabila digunakan dalam kalimat atau pada kata yang belum memiliki arti jika berdiri sendiri.
Selain itu, partikel tidak dapat diturunkan ke dalam bentuk kata lain dan memiliki peran dalam membentuk frasa atau kalimat. Oleh karena itu, penggunaan partikel dalam kalimat amat penting untuk dipelajari, sebab masih banyak orang yang salah dalam menentukan partikel dipisah atau disambung dengan kata.
2. Partikel dalam Bahasa Indonesia
Partikel merupakan kata tugas yang berfungsi sebagai pembatas makna benda (nomina). Berdasarkan buku Berfikir Cerdas dengan Bahasa Indonesia karya Rahma Barokah T.J, berikut ini beberapa partikel Bahasa Indonesia yang perlu kamu ketahui:
1. Penulisan partikel -pun
Partikel -pun digunakan dalam kalimat deklaratif. Penulisannya dipisah dari kata yang yang diikutinya. Kaidah penulisannya sebagai berikut:
- Pun sebagai penegas arti kata sebelumnya. Contohnya, “Mereka pun akhirnya setuju dengan usulan tersebut.”
- Pun digunakan bersama -lah untuk menandakan perbuatan atau proses yang mulai berlaku. Contohnya, “Hujan pun turunlah dengan derasnya.”
2. Partikel -tah
Partikel -tah digunakan dalam kalimat interogatif, namun penanya tidak memerlukan jawaban. Biasanya digunakan dalam sastra lama. Contohnya: “Siapatah gerangan orang yang mau menolongku?”
3. Partikel -lah
Partikel -lah digunakan dalam kalimat imperatif atau deklaratif. Penggunaan partikel -lah adalah sebagai berikut:
Editor’s picks
- Pada kalimat imperatif untuk memperhalus nada perintah. Contohnya, “Pergilah sekarang sebelum hujan turun!”
- Pada kalimat deklaratif untuk memberikan ketegasan yang lebih keras. Contohnya, “Dari ceritamu, jelaslah kamu yang salah.”
4. Partikel -kah
Partikel -kah biasa digunakan sebagai penegas kalimat interogatif. Penggunaan partikel -kah adalah sebagai berikut:
- Berguna untuk mengubah kalimat deklaratif menjadi interogatif. Contohnya, “Hari inikah pekerjaan itu harus selesai?”
- Membuat kalimat lebih formal dan halus dalam kalimat interogatif. Contohnya, “Apakah ayahmu sudah datang?”
- Memperjelas kalimat interogatif, jika tidak disertai kata tanya. Contohnya, “Akan datangkah dia nanti malam?”
Baca Juga: 9 Padanan Istilah Bahasa Indonesia vs Bahasa Inggris dalam Dating Apps
3. Contoh penulisan kata 'pun'
Gak sedikit orang yang masih salah menuliskan kata 'pun'. Biar gak keliru lagi, simak beberapa contoh penulisan kata pun yang benar, dikutip dari buku Kitab Bahasa Indonesia oleh Agus Wiyanto berikut ini:
1. Partikel pun ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
Contohnya:
- Jika engkau berani, maka saya pun berani.
- Hari libur pun mereka tetap belajar.
- Mengurus diri sendiri pun masih perlu bantuan.
2. Partikel pun ditulis serangkai, yakni pada kata yang sudah dianggap padu. Hanya ada 12 kata rangkaian pun, yaitu andaipun, adapun, ataupun, bagaimanapun, biarpun, kalaupun, maupun, meskipun, kendatipun, sekalipun, sungguhpun, dan walaupun.
Contohnya:
- Baik siswa maupun guru harus memakai dasi hitam.
- Walaupun tidak diundang, Toni tetap akan datang.
- Andi tetap berangkat sekolah meskipun hujan turun.
Demikian cara penulisan kata 'pun' sebagai partikel dalam Bahasa Indonesia yang wajib kamu ketahui. Jangan keliru lagi saat menuliskannya, ya!
Baca Juga: 7 Kategori Frasa dalam Kaidah Linguistik Bahasa Indonesia