Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Novel Fiksi Ilmiah Komedi Terbaru yang Gak Boleh Dilewatkan

ilustrasi fiksi ilmiah (pexels.com/RDNE Stock Project)
Intinya sih...
  • When the Moon Hits Your Eye – John Scalzi
    • Novel konyol dan brilian tentang bulan yang berubah menjadi keju, mengajak pembaca memikirkan konsekuensi ilmiah dengan cara lucu dan cerdas.
    • The Potency of Ungovernable Impulses – Malka Older
      • Fiksi ilmiah santai dengan nuansa misteri dan kisah cinta, menciptakan dunia futuristik yang relatable bagi mereka yang pernah stres menghadapi tekanan akademik.
      • Metallic Realms – Lincoln Michel
        • Kisah kecemburuan dan obsesi dalam fiksi ilmiah dan humor gel

Di tengah cerita-cerita fiksi ilmiah yang kelam dan penuh ancaman kiamat, ada satu genre yang justru memadukan sains dan humor dengan cara menyegarkan. Genre ini menawarkan masa depan atau semesta alternatif yang absurd, tetapi tetap sarat makna dan kritik sosial.

Penulis-penulisnya tidak hanya mengajak kita berandai-andai tentang kemungkinan teknologi, tapi juga tertawa. Beberapa novel terbaru dari genre ini hadir dengan cerita yang tak hanya menggelitik pikiran, tapi juga menyentuh hati. Jika kamu mencari bacaan yang ringan tapi tetap cerdas, deretan rekomendasi novel fiksi ilmiah komedi terbaru ini bisa jadi pilihan untuk menyegarkan pikiran.

1. When the Moon Hits Your Eye – John Scalzi

buku When the Moon Hits Your Eye (macmillan.com)

John Scalzi dikenal sebagai penulis fiksi ilmiah dengan humor khas. Dalam novel terbarunya ini, ia menyajikan kisah konyol, tapi brilian, yakni bulan tiba-tiba berubah menjadi keju. Dari NASA yang kebingungan, forum-forum internet yang riuh, hingga masyarakat umum yang mempertanyakan apakah hidup masih berarti semuanya kacau dalam cara yang lucu dan cerdas.

Scalzi mengajak pembaca untuk memikirkan konsekuensi ilmiah yang konyol, seperti dampaknya pada misi ke bulan dan tentu saja, para miliarder yang tergiur pergi ke luar angkasa hanya untuk membuktikan sesuatu. Meskipun lucu dan ringan, buku ini tetap menyentuh isu eksistensial yang dalam.

2. The Potency of Ungovernable Impulses – Malka Older

buku The Potency of Ungovernable Impulses (macmillan.com)

Buku ini cocok untuk yang suka fiksi ilmiah santai dengan nuansa misteri dan kisah cinta. Di masa depan di mana manusia tinggal di platform luar angkasa dan bernapas dengan bantuan atmoscarf, dua tokoh utama, yakni Mossa dan Pleiti terlibat dalam intrik akademik yang melibatkan teknologi pernapasan canggih dan sabotase ilmiah.

Pleiti membantu temannya mempertahankan disertasi yang bisa mengubah masa depan, sementara Mossa hanya bisa menunggu dengan perasaan campur aduk. Hal yang membuat buku ini menarik adalah suasana yang sangat relatable, yakni tekanan akademik, keinginan untuk membuat kesan baik, dan dilema sosial.

Malka Older berhasil menciptakan dunia yang penuh warna tapi tetap manusiawi. Walaupun latarnya futuristik, konflik, dan emosinya sangat akrab, terutama buat kamu yang pernah stres menghadapi ujian, seminar, atau drama kampus.

3. Metallic Realms – Lincoln Michel

buku Metallic Realms (publishersweekly.com)

Metallic Realms adalah kisah tentang kecemburuan dan obsesi yang dibalut dalam nuansa fiksi ilmiah seta humor gelap. Michael harus menyaksikan sahabatnya Taras meraih kesuksesan dalam komunitas penulis fiksi ilmiah yang sangat ia idolakan. Sayangnya, Michael malah terjebak dalam rasa iri yang membuatnya melakukan hal-hal aneh untuk menyabotase.

Lincoln Michel dengan piawai menggabungkan satire sosial dan kritik terhadap budaya fandom. Kita bisa tertawa sekaligus merasa cringe melihat betapa rusaknya tokoh ini karena ambisi dan kecemburuan. Meskipun berbalut kisah penulisan fiksi ilmiah, cerita ini sangat menyentil siapa saja yang pernah merasa tertinggal di tengah kesuksesan orang lain.

4. Automatic Noodle – Annalee Newitz

buku Automatic Noodle (macmillan.com)

Bayangkan sekelompok robot yang, meski tidak bisa mencicipi makanan, memutuskan untuk membuka restoran mi. Di sinilah letak keunikan Automatic Noodle, sebuah novel pendek tapi kaya akan humor. Lima robot yang sudah ditinggalkan dunia manusia, dengan kecerdasan dan kepribadian unik mereka, menjalin kebersamaan melalui usaha kecil bernama toko mi.

Ada robot koki yang hanya berupa batang dengan tangan, ada yang menyerupai laba-laba cantik setengah tubuh, hingga satu-satunya manusia dalam grup mereka. Cerita ini tidak hanya menghibur, tetapi juga menyentuh soal arti kerja keras, komunitas, dan pencarian makna hidup dari makhluk yang seharusnya tak punya perasaan.

5. Lucky Day – Chuck Tingle

buku Lucky Day (waterstones.com)

Vera sedang mencoba menjalani hidup biasa ketika semuanya berubah drastis. Ia baru saja coming out ke ibunya, lalu hujan ikan jatuh dari langit dan ibunya tewas secara tragis. Kisahnya semakin aneh saat seorang agen pemerintah datang ke rumahnya dan mengaku berasal dari divisi rahasia yang menangani peristiwa kekacauan yang tidak bisa dijelaskan secara logis.

Dari situlah petualangan gila dan menyentuh hati dimulai, dengan teori lubang dimensi, kehancuran realita, dan pertanyaan mendalam tentang makna hidup. Chuck Tingle mencampurkan horor, komedi, dan eksistensialisme dengan cara yang unik. Meski ceritanya terdengar aneh, banyak bagian yang terasa sangat dekat.

Terkadang, kekacauan kosmik dan keanehan ilmiah justru jadi cara terbaik untuk memahami siapa kita sebenarnya. Siapkah kamu menjelajahi semesta absurd yang mungkin mencerminkan kenyataan lebih dari yang kita kira?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Naufal Al Rahman
EditorNaufal Al Rahman
Follow Us