Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Perbedaan Majas Satire dan Sarkasme, Sering Disalahartikan!

ilustrasi menyindir (pexels.com/Keira Burton)
ilustrasi menyindir (pexels.com/Keira Burton)

Satire dan sarkasme merupakan dua gaya bahasa yang sudah tak asing lagi digunakan oleh masyarakat Indonesia. Gaya bahasa itu sendiri atau biasa disebut majas merupakan cara melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain.

Baik satire dan sarkasme sama-sama termasuk ke dalam jenis majas sindiran, lho, teman-teman. Namun, ada perbedaan signifikan antara keduanya yang harus kamu ketahui. Simak kelanjutan di bawah ini, ya!

1. Perbedaan majas satire dan sarkasme

ilustrasi menyindir (pexels.com/Engin Akyurt)
ilustrasi menyindir (pexels.com/Engin Akyurt)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, "satire" merupakan gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang. Kata ini juga dapat bermakna sindiran atau ejekan. Di sisi lain, "sarkasme" ialah penggunaan kata-kata pedas untuk menyakiti hati orang lain; cemoohan atau ejekan kasar. 

Dari definisi yang disuguhkan KBBI, sepertinya kita sudah bisa mengetahui ada perbedaan antara satire dan sarkasme. Satire hadir dalam bentuk sindiran halus yang cenderung tidak melukai hati seseorang dan biasanya bersifat konstruktif. Majas ini kerap tampil dalam karya puisi, komik, ataupun karikatur yang bertujuan menyampaikan kritik dengan makna tersirat. 

Berkebalikan dengan satire, sarkasme hadir dalam bentuk sindiran kasar yang dilontarkan untuk melukai hati seseorang dan umumnya secara blak-blakan atau terus terang. Terkadang pula, cemoohan pedas dalam majas sarkasme tidak disampaikan secara tersurat, tetapi akan selalu dipenuhi emosi dan amarah. 

 

2. Contoh majas satire dan sarkasme

ilustrasi menyindir (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi menyindir (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Supaya kamu lebih memahami ketidaksamaan antara majas satire dan sarkasme, mari simak beberapa contoh berikut. 

Contoh penggunaan majas satire: 

  1. Dia memang pemilik kunci surga, wajar tak pernah salah. 
  2. Sahabatmu kan paling rajin di kelas ini, tidak ada tugas saja diada-adakan. 
  3. Tak usah heran melihat caleg berkampanye dengan janji-janji manis. Bukan politisi namanya kalau tidak menyebar janji.

Contoh penggunaan majas sarkasme: 

  1. Heh, matamu ada di dengkul ya? Tak bisa lihat aku duduk di sini sedari tadi? 
  2. Dari dulu kelakuan anak itu seperti binatang, lebih baik abaikan saja!
  3. Dasar kurang ajar dan tidak tahu diuntung! Jangan pernah pulang ke rumah ini lagi!

Jangan simpan wawasan barumu sendirian, ya. Segera sebarkan kepada teman-teman, oke? 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us