Kenapa Gen Z Sering Belanja Impulsif di TikTok Shop?

- Algoritma TikTok Shop mengubah belanja jadi hiburan
- Strategi live shopping memicu FOMO dan pembelian impulsif
- Promo harian, flash sale, dan psikologi warna jadi pemicu utama
Fenomena belanja impulsif di TikTok Shop makin sering terjadi di kalangan gen Z. Platform ini kini bukan cuma tempat hiburan, tapi juga arena promosi yang terus mendorong pengguna untuk belanja. Setiap video produk dikemas menarik agar terlihat seperti konten biasa, bukan iklan.
Lewat video singkat, promo kilat, dan interaksi langsung dengan penjual, banyak gen Z akhirnya tergoda untuk membeli tanpa perencanaan. Strategi ini bekerja karena sentuhan psikologis yang halus tapi efektif. Hasilnya, belanja online berubah jadi kebiasaan harian yang sulit dikontrol. Berikut beberapa alasan mengapa gen Z sering belanja impulsif di TikTok Shop.
1. Algoritma yang bikin belanja terlihat seperti hiburan

TikTok Shop mengubah kebiasaan belanja menjadi bagian dari hiburan. Setiap kali pengguna menonton video, algoritma membaca kebiasaan dan menampilkan produk yang sesuai dengan minat mereka. Sistem ini sengaja dirancang agar belanja terasa menyenangkan dan tidak terasa seperti aktivitas transaksi. Dilansir dari Business Insider pada Selasa (11/11/25), konsep ini disebut shoppertainment, yaitu perpaduan antara belanja dan hiburan yang membuat pengguna lebih lama di aplikasi serta mendorong pembelian spontan tanpa disadari.
2. Strategi live shopping yang memicu FOMO

Live shopping jadi salah satu senjata utama TikTok Shop dalam memengaruhi psikologi pengguna. Lewat siaran langsung, host menampilkan produk sambil memberikan promo terbatas dan countdown waktu yang menciptakan rasa panik kecil. Teknik ini memanfaatkan Fear of Missing Out (FOMO), di mana pengguna takut ketinggalan momen atau harga murah. Dilansir dari Marketing Dive pada Selasa (11/11/25), format interaktif ini mampu meningkatkan tingkat pembelian impulsif hingga 70 persen karena suasana live yang menimbulkan tekanan emosional dan rasa ingin segera memiliki produk.
3. Promo harian dan flash sale jadi pemicu terbesar

Promo harian, flash sale, dan voucher gratis ongkir (ongkos kirim) membuat pengguna merasa seolah sedang mendapat kesempatan langka. Setiap kali notifikasi promo muncul, otak pengguna secara refleks terdorong untuk mengecek dan membeli. Dalam studi The Effect of TikTok Live Streaming Shopping on Generation Y and Z Impulse Buying Behaviour oleh Anindita, Najmaei, dan Fuchs (2025), penelitian menunjukkan bahwa promosi waktu terbatas (time limit) dan interaksi langsung saat live streaming secara signifikan meningkatkan perilaku belanja impulsif pada gen Z.
4. Psikologi warna dan desain aplikasi yang bikin lupa waktu

TikTok Shop memanfaatkan psikologi warna untuk membuat pengguna betah. Warna merah menandakan urgensi dan memicu aksi cepat, sedangkan warna kuning memberi kesan ceria dan menggoda perhatian. Desain ini tidak sekadar estetika, tapi hasil riset perilaku digital yang membuat pengguna sulit berhenti scroll. Dilansir dari Forbes pada Selasa (11/11/25), kombinasi warna dan tata letak visual ini terbukti meningkatkan durasi penggunaan aplikasi dan mendorong keputusan pembelian dalam waktu singkat, bahkan tanpa rencana awal.
5. Kesadaran finansial gen Z masih lemah

Meski banyak gen Z yang melek investasi dan literasi finansial, kontrol diri mereka terhadap belanja masih rendah. Belanja impulsif sering dijustifikasi sebagai bentuk self-reward setelah capek kerja atau kuliah. Menurut penelitian berjudul Impulsive Buying in Live TikTok Shop: Exploring The Role of Telepresence, Enjoyment and Trust Among Generation Z oleh Rr Ayu Firdausiah, Bintang Nurrama Putra, dan Raihan Salsabila (2024), dorongan belanja impulsif gen Z muncul ketika mereka merasa ‘hadir’ dalam live-stream, menikmati interaksi host, dan memercayai rekomendasi yang diberikan. Studi ini menunjukkan bahwa faktor telepresence dan rasa kesenangan menjadi pemicu utama yang membuat penonton akhirnya membeli tanpa rencana, terutama saat host menekankan urgensi dan promosi terbatas.
Tren gen Z sering belanja impulsif di TikTok Shop mengungkapkan betapa kuatnya kombinasi hiburan, algoritma, dan psikologi pemasaran di era digital. Meski terlihat sepele, kebiasaan ini berpotensi punya dampak nyata terhadap keuangan dan gaya hidup gen Z. Dengan memahami mekanisme yang bekerja di balik layar, kamu bisa lebih tepat memilih kapan ikut tren dan kapan berkata “tidak”.


















