ilustrasi seorang mahasiswa sedang mencatat jurnal (pexels.com/Kaboompics.com)
Dikutip Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, berikut contoh yang bisa memudahkanmu untuk mengerti perbedaan research gap dan novelty:
Misalnya dalam teknik pertanian, dalam penelitian sebelumnya tentang prediksi hasil panen, banyak studi yang menggunakan metode statistik tradisional untuk memperkirakan jumlah panen berdasarkan faktor-faktor, seperti curah hujan, suhu, dan jenis tanah. Namun, peneliti menemukan bahwa metode ini sering memiliki tingkat akurasi yang rendah, terutama untuk kondisi lingkungan yang kompleks dan tidak terduga. Kekurangan ini mengungkapkan, bila research gap memerlukan pendekatan yang lebih canggih untuk meningkatkan akurasi prediksi hasil panen.
Sebagai respons terhadap research gap tersebut, peneliti memperkenalkan metode machine learning yang menggunakan data satelit dan analisis pola cuaca untuk memperkirakan hasil panen dengan akurasi yang lebih tinggi. Pendekatan ini menjadi novelty dari penelitian karena metode tersebut menawarkan cara baru yang belum pernah diterapkan dalam studi sebelumnya.
Perbedaan utama antara research gap dan novelty terletak pada fokus dan tujuannya. Research gap menekankan pada identifikasi kekosongan dalam penelitian yang sudah ada, yaitu aspek-aspek yang belum diteliti atau perlu diperhatikan lebih lanjut.
Sementara itu, novelty menonjolkan elemen baru dan unik dalam penelitian yang dilakukan, seperti pendekatan, metode inovatif, atau temuan yang belum pernah terungkap sebelumnya. Dengan kata lain, novelty adalah bukti bagaimana sebuah penelitian mampu menawarkan sesuatu yang benar-benar baru bagi bidangnya.