Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi bimbingan skripsi (pexels.com/Vanessa Garcia)

Intinya sih...

  • Research gap adalah kekosongan dalam literatur yang bisa dijadikan fokus penelitian berikutnya.
  • Novelty menandakan kontribusi baru dan unik dari penelitian, seperti pendekatan atau temuan baru.
  • Menemukan research gap dan novelty membuka kesempatan untuk memberikan kontribusi yang berarti dalam bidang studi tertentu.

Saat menulis skripsi, ada dua konsep penting yang sering muncul, yaitu research gap dan novelty. Meskipun keduanya berkaitan dengan kontribusi riset terhadap pengetahuan yang sudah ada, dua konsep ini memiliki perbedaan yang perlu diketahui saat kamu ingin menulis skripsi.  

Secara definisi, research gap merujuk pada celah atau kekurangan dalam literatur yang ada, sedangkan novelty lebih kepada aspek kebaruan atau inovatif yang dihadirkan oleh penelitianmu. Namun, kedua hal ini kerap membingungkan, terutama bagi kamu yang belum mengetahui perbedaannya secara jelas. Nah, mari simak di bawah ini perbedaannya lewat ulasan di bawah ini!

1. Research gap berfokus pada celah atau kekurangan penelitian, novelty berfokus pada sesuatu yang belum pernah dilakukan sebelumnya

ilustrasi penelitian skripsi (pexels.com/fauxels)

Menurut Mudjia Rahardjo dalam artikel "Apa Itu Research Gap, State of the Arts dan Novelty dalam Penelitian?", research gap merujuk pada bagian dari topik penelitian yang belum pernah diteliti sebelumnya, sehingga membuka peluang untuk penelitian lebih lanjut. Jadi, research gap ini bisa diartikan sebagai celah atau kekosongan dalam pengetahuan yang ada, yang bisa dijadikan fokus penelitian berikutnya.

Sementara itu, novelty lebih pada temuan baru dan unik yang dihasilkan dari penelitian. Konsep ini menandakan kontribusi yang membedakan penelitian kita dari yang sudah ada. Novelty sering kali berupa perspektif atau pendekatan baru yang sebelumnya belum pernah dijelaskan atau dijelajahi.

Misalnya, dalam penelitian yang sama, seorang peneliti mungkin menggunakan teknik terbaru yang lebih modern dibandingkan dengan metode lama. Dalam hal ini, novelty terletak pada metodologi yang digunakan. Pendekatan inovatif ini tidak hanya mengisi research gap, tetapi juga menambah nilai penting dengan kontribusi baru yang belum ada sebelumnya.

2. Research gap bertujuan untuk mengisi celah, sementara novelty bertujuan untuk menambahkan ide atau temuan yang belum pernah dijelajahi

ilustrasi membuat skripsi manajemen (pexels.com/George Milton)

Research gap dan novelty kerap ditemukan ketika kamu sedang melakukan tinjauan pustaka. Untuk research gap, menurut Watson dan Webster dalam "Analyzing The Past To Prepare For The Future: Writing A Literature Review"', merupakan sebuah tinjauan harus dapat mengidentifikasi celah pengetahuan yang penting dan mendorong peneliti untuk mengisinya.

"Menulis tinjauan bukan hanya tentang memeriksa penelitian yang sudah ada, tapi juga tentang membuat panduan untuk penelitian di masa depan. Contohnya, artikel tinjauan MISQ oleh Alavi dan Leidner (2001) serta Te'eni (2001) menunjukkan pertanyaan-pertanyaan untuk penelitian selanjutnya," ungkap penulis dalam jurnal tersebut. 

Dengan menyoroti perbedaan antara apa yang sudah kita ketahui dan apa yang masih perlu kita ketahui, ini membuka kesempatan bagi peneliti lain untuk memberikan kontribusi yang berarti. Biasanya, panduan ini dibuat dengan mengembangkan model konseptual yang disertai proposisi-proposisi pendukung.

Sementara, novelty dalam penelitian berfokus pada menambahkan kontribusi baru yang signifikan dalam bidang studi tertentu. Sebuah penelitian yang memiliki novelty tidak hanya mereplikasi apa yang sudah ada, tetapi juga memperkenalkan perspektif, ide, atau temuan yang baru dan orisinal yang belum pernah dijelajahi sebelumnya.

Jadi, research gap bisa menjadi bagian dari novelty karena peneliti yang mengisi celah yang ada di literatur dengan pendekatan atau temuan baru, namun novelty tidak selalu muncul dari research gap.

3. Cara menemukan research gap melalui analisis literatur, sementara novelty melalui paradigma atau cara pandang baru

ilustrasi membuat skripsi (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Untuk menemukan research gap, seorang peneliti harus terlebih dahulu meninjau literatur yang ada dalam bidang penelitian yang diminati. Langkah pertama adalah melakukan kajian mendalam terhadap studi-studi yang telah diterbitkan sebelumnya, baik dari jurnal, buku, atau artikel konferensi. 

Menurut Snyder (2019) dalam artikelnya yang berjudul “Literature Review as a Research Methodology”, menemukan research gap adalah bagian integral dari merancang penelitian karena membantu peneliti memahami ruang lingkup dan kedalaman literatur yang ada. Penelitian sebelumnya sering kali menunjukkan area yang masih belum jelas atau bahkan ada kesenjangan dalam pembahasan tentang topik tertentu.

Setelah menemukan research gap, peneliti berfokus pada penciptaan novelty, yang berarti memberikan kontribusi baru dalam bidang yang sedang diteliti. Novelty tidak hanya melibatkan topik yang belum diteliti sebelumnya, tetapi juga bisa mencakup pendekatan baru terhadap masalah yang ada atau penggunaan metode yang lebih inovatif untuk memperoleh hasil yang berbeda.

Perlu diingat, bahwa menciptakan novelty tidak hanya soal menemukan area penelitian yang belum dieksplorasi, tetapi juga tentang memberikan pendekatan baru yang memberikan wawasan lebih dalam terhadap masalah yang ada. Misalnya, menggali research gap dari sisi yang selama ini kurang diperhatikan atau menggunakan teori yang belum banyak dipakai untuk memperkaya hasil penelitian.

4. Biasanya, research gap ditunjukkan secara tersurat, sementara novelty tersirat

ilustrasi seorang mahasiswa sedang menulis skripsi (pexels.com/Artem Podrez)

Menurut National University, research gap biasanya lebih mudah ditemukan karena kamu bisa mencarinya menggunakan kata kunci seperti "saran untuk penelitian selanjutnya" atau "keterbatasan penelitian". Bagian ini biasanya ada di akhir penelitian, di mana penulis menyebutkan apa yang sudah ditemukan dan area mana yang masih membutuhkan penelitian tambahan.

Sementara itu, mencari novelty membutuhkan pemikiran kritis dan ketelitian. Kamu perlu benar-benar memahami literatur yang ada untuk mengetahui apa yang sudah diketahui dan kesenjangan apa yang masih perlu dijelaskan.

Kadang, ada topik yang sudah banyak diteliti, tetapi hasilnya saling bertentangan. Menyelidiki kontradiksi ini bisa memberikan wawasan baru. Bahkan, penelitian baru sering kali muncul dari upaya membantah atau memperbarui pengetahuan yang sudah ada. Karena itu, menemukan novelty sangat bergantung pada pemahamanmu yang mendalam terhadap bidang yang kamu teliti.

5. Contoh perbedaan research gap dan novelty

ilustrasi seorang mahasiswa sedang mencatat jurnal (pexels.com/Kaboompics.com)

Dikutip Perpustakaan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, berikut contoh yang bisa memudahkanmu untuk mengerti perbedaan research gap dan novelty:

Misalnya dalam teknik pertanian, dalam penelitian sebelumnya tentang prediksi hasil panen, banyak studi yang menggunakan metode statistik tradisional untuk memperkirakan jumlah panen berdasarkan faktor-faktor, seperti curah hujan, suhu, dan jenis tanah. Namun, peneliti menemukan bahwa metode ini sering memiliki tingkat akurasi yang rendah, terutama untuk kondisi lingkungan yang kompleks dan tidak terduga. Kekurangan ini mengungkapkan, bila research gap memerlukan pendekatan yang lebih canggih untuk meningkatkan akurasi prediksi hasil panen.

Sebagai respons terhadap research gap tersebut, peneliti memperkenalkan metode machine learning yang menggunakan data satelit dan analisis pola cuaca untuk memperkirakan hasil panen dengan akurasi yang lebih tinggi. Pendekatan ini menjadi novelty dari penelitian karena metode tersebut menawarkan cara baru yang belum pernah diterapkan dalam studi sebelumnya.

Perbedaan utama antara research gap dan novelty terletak pada fokus dan tujuannya. Research gap menekankan pada identifikasi kekosongan dalam penelitian yang sudah ada, yaitu aspek-aspek yang belum diteliti atau perlu diperhatikan lebih lanjut.

Sementara itu, novelty menonjolkan elemen baru dan unik dalam penelitian yang dilakukan, seperti pendekatan, metode inovatif, atau temuan yang belum pernah terungkap sebelumnya. Dengan kata lain, novelty adalah bukti bagaimana sebuah penelitian mampu menawarkan sesuatu yang benar-benar baru bagi bidangnya.

Editorial Team