Playhouse Academy Jadi TK Pertama Berakreditasi Cambridge di Indonesia

Pemilihan sekolah untuk anak jadi problematika yang cukup serius bagi orangtua. Tentunya, orangtuanya gak bisa sembarangan dalam memilih tempat pendidikan terbaik untuk anak-anak mereka. Salah satu pertimbangan orangtua adalah kurikulum yang digunakan.
Untuk itu, Playhouse Academy berupaya memberikan pendidikan terbaik melalui kurikulum Cambridge Early Years. Mengutip laman Cambridge International Education, kurikulum tersebut fokus pada anak, yang mana akan menolong anak untuk mencapai milestones perkembangan baik di dalam maupun di luar sekolah. Simak info lengkap dari Playhouse Academy berikut ini.
1. Playhouse Academy telah berakreditasi Cambridge Early Years

Dilansir Cambridge International Education, Cambridge Early Years merupakan program untuk anak usia 3-6 tahun yang bertujuan untuk memberikan pengalaman terbaik bagi anak. Kurikulum tersebut membantu anak untuk mengembangkan dan memahami skills yang nantinya akan mereka perlukan di jenjang yang lebih tinggi.
"Kami sangat senang bahwa Playhouse Academy telah menjadi bagian dari Cambridge Early Years Centre dan berharap dapat bekerja sama dengan mereka dalam beberapa tahun mendatang," ujar Rod Smith, Group Managing Director, International Education at Cambridge University Press & Assessment.
Akreditas ini menegaskan bahwa sekolah berkomitmen untuk memberikan pendidikan awal yang berkualitas dan sesuai kebutuhan anak-anak. Standar internasional tersebut bukan hanya memberikan pengalaman belajar yang berkualitas, tetapi juga menyenangkan.
Hal tersebut disampaikan oleh Dr. Astrid HW-Levi, EdD selaku Co-Founder dan Kepala Sekolah Playhouse Academy. Sejak awal didirikan pada Maret 2020, Astrid mendapatkan banyak murid dari luar kota hingga luar negeri. Namun, ia ingin membuat sekolah jadi tempat yang menyenangkan bagi anak.
"Saya melihat passion di dalam anak-anak. Saya mau anak-anak belajar tapi difasilitasi dengan cara yang fun. Cambridge Early Years benar-benar sangat penting karena selama ini menggunakan play based curicculum. Akreditasi ini juga internasional dan memberikan validasi bahwa apa yang kita lakukan sesuai dari riset," jelasnya.
2. Sekolah harus bekerjasama dengan orangtua untuk memberikan pembelajaran yang menyenangkan

Sebagai seseorang yang ahli di bidang pendidikan, Astrid menilai bahwa sekolah perlu menerapkan pendekatan perkembangan holistik. Artinya, sekolah harus bekerja sama dengan orangtua untuk memberikan pengalaman yang bermanfaat dan menyenangkan bagi anak-anak.
"Selaras dengan apa yang Playhouse Academy lakukan, Cambridge menanamkan bahwa belajar bisa dilakukan di banyak tempat. Boleh lari-larian, duduk, performing art and music," sebutnya saat ditemui di Playhouse Academy yang berlokasi di Palma Tower, Jakarta Selatan, pada Rabu (7/2/2024).
Tepat pada Rabu kemarin, Playhouse Academy menggelar Art and Auction yang mana tiap kelas akan membuat satu karya yang dilelang. Nantinya hasil lelang tersebut akan disumbangkan kepada yang membutuhkan. Kegiatan ini juga merupakan bentuk kerja sama antara sekolah dengan orangtua.
Risa Daryl Subrata, salah satu wali murid, mengatakan bahwa kurikulum adalah hal yang penting untuk pertumbuhan anak secara character building. Ia mengatakan, "Aku melihat langsung bagaimana anakku bertumbuh dengan karakter yang unik."
3. Selain akademis, banyak keterampilan yang dioptimalkan melalui kurikulum Cambridge Early Years

Bukan hanya fokus pada pembelajaran akademis, kurikulum Cambridge Early Years di Playhouse Academy juga memaksimalkan potensi anak. Ada banyak aspek yang menjadi perhatian seperti keterampilan berpikir kritis, kreativitas, sosial, dan emosional anak.
Selain itu, Cambridge juga merancang atau mempersiapkan anak dengan menanamkan fondasi pembelajaran yang kuat. Salah satunya dengan memastikan bahwa setiap anak mendapatkan pembelajaran yang sesuai dengan diri mereka masing-masing. Mengingat bahwa sejatinya setiap anak itu unik dan berbeda.
Astrid juga menyampaikan, "Saya melihat banyak anak Indonesia yang butuh perhatian lebih ekstra. Kita sebagai sekolah, mau ada sebagai support system orangtua, daripada (anak) dibesarkan oleh suster. Educators kita juga udah experience. Itu yang jadi dasar Playhouse Academy."
4. Playhouse Academy memperkenalkan Playhouse Child Development Center (PCDC)

Untuk memperlengkapi kebutuhan anak, Playhouse Academy resmi membuka Playhouse Child Development Center (PCDC) pada Februari 2024. PCDC berfungsi sebagai one-stop center untuk anak-anak dengan neurodivergence, menawarkan lingkungan pembelajaran inklusif dan intervensi dini yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar individu.
“Di Playhouse Academy, kami memberikan pemantauan yang komprehensif terhadap anak dalam setting kegiatan sehari-hari, didiagnosis oleh psikolog bersertifikat untuk memberikan dukungan yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan pertumbuhan anak. Dengan bertambahnya jumlah anak yang mengalami neurodivergen, sebagai sekolah, tujuan kami adalah mengintegrasikan mereka ke dalam kelas melalui strategi dan intervensi yang disesuaikan dengan kebutuhan individual mereka,” jelas Dr. Astrid.
Astrid melihat bahwa banyak anak membutuhkan learning support secara individual. Ketika anak berhadapan 1:1 dengan psikolog, mungkin saja tidak ada masalah. Namun berbeda ketika berada dalam group setting, anak memunculkan perilaku yang berbeda. Sebabnya, Astrid menilai bahwa sekolah juga butuh inhouse support untuk memberikan assesment dan intervensi dari sisi psikologis agar anak mudah catch up.
Michelle Tania, M.Psi (Psikolog), seorang Psikolog Berlisensi di Playhouse Child Development Center, menekankan, "Intervensi tepat waktu untuk neurodivergen sangat penting untuk meningkatkan neuroplastisitas, meningkatkan keterampilan komunikasi, mendorong kesuksesan akademis, dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan bagi individu dengan ciri-ciri neurodivergen.”
5. Penting bagi sekolah untuk memenuhi beragam kebutuhan anak

Psikolog akan berperan untuk mengobservasi anak di dalam kelas. Namun, psikolog tidak bisa bekerja sendirian. Ia juga membutuhkan bantuan dari para guru yang menghabiskan waktu sehari-hari dengan murid.
Apabila ada perilaku yang terjadi berulang, maka akan dilakukan assessment untuk mendapatkan intervensi yang tepat sesuai kebutuhan anak. Michelle menjelaskan bahwa kita bisa melihat anak-anak secara unik karena tidak semua anak dapat diperlakukan sama.
"Dengan adanya guru dan psikolog yang bisa memberi advice, kita lebih peka bahwa setiap anak punya neurodivergen yang berbeda. Memang penting sekali untuk sekolah memenuhi kebutuhan anak yang beragam," tutup Astrid.