7 Rekomendasi Buku dengan Tokoh Perempuan Kuat

- Tentang Kamu karya Tere Liye: Sri Ningsih menunjukkan kekuatan melalui keteguhan hati dan ketulusan dalam menghadapi hidup yang tidak adil.
- A Thousand Splendid Suns karya Khaled Hosseini: Mariam dan Laila menunjukkan keberanian perempuan melalui solidaritas di tengah tekanan perang dan patriarki.
- I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se-hee: Buku ini menghadirkan keberanian perempuan untuk tetap hidup dan mencari kebahagiaan meski rapuh.
Tokoh perempuan kuat dalam buku sering kali tidak selalu digambarkan sebagai sosok sempurna atau tanpa luka. Justru dari keterbatasan, rasa sakit, dan perjuangan hidupnya, pembaca bisa belajar tentang ketahanan, keberanian, serta cara mencintai diri sendiri di tengah keadaan yang tidak ramah.
Ketujuh buku berikut menghadirkan perempuan dengan latar belakang dan konflik yang berbeda. Ada yang berjuang melawan sistem patriarki, tekanan mental, hingga tuntutan sosial. Namun semuanya menunjukkan satu hal penting perempuan punya suara dan kekuatan untuk menentukan hidupnya sendiri.
1. Tentang Kamu karya Tere Liye

Novel karya Tere Liye ini menghadirkan sosok Sri Ningsih, perempuan yang hidupnya dipenuhi kehilangan dan ujian. Meski berkali kali jatuh, ia tetap memilih bertahan dan menjalani hidup dengan keteguhan hati yang luar biasa.
Kekuatan Sri Ningsih tidak ditunjukkan lewat kekuasaan, melainkan lewat ketulusan dan ketegaran menghadapi nasib. Kisahnya menjadi pengingat bahwa menjadi kuat kadang berarti tetap baik meski hidup tidak adil.
2. A Thousand Splendid Suns karya Khaled Hosseini

Melalui tokoh Mariam dan Laila, Khaled Hosseini menggambarkan perempuan Afghanistan yang harus hidup di bawah tekanan perang dan budaya patriarki. Keduanya dipaksa bertahan dalam situasi yang nyaris mematahkan harapan.
Hubungan yang terjalin di antara mereka menjadi simbol kekuatan perempuan yang lahir dari solidaritas. Novel ini menunjukkan bahwa keberanian juga bisa hadir dalam bentuk pengorbanan dan kasih sayang.
3. I Want to Die But I Want to Eat Tteokpokki karya Baek Se-hee

Buku ini menghadirkan suara perempuan yang jujur tentang kelelahan hidup dan kesehatan mental. Sang penulis tidak berusaha tampil kuat secara berlebihan, justru ia berani mengakui rasa rapuhnya.
Kekuatan dalam buku ini terletak pada keberanian untuk tetap hidup dan mencari kebahagiaan kecil. Sebuah pengingat bahwa bertahan satu hari lagi pun sudah merupakan bentuk keberanian.
4. Pada Sebuah Kapal karya Nh. Dini

Nh Dini menghadirkan tokoh perempuan yang berani mempertanyakan pernikahan, cinta, dan kebebasan diri. Ia digambarkan sebagai perempuan yang sadar akan haknya atas kebahagiaan pribadi.
Novel ini menampilkan perjuangan batin perempuan yang terjebak dalam relasi yang mengekang. Keberaniannya memilih jalan sendiri menjadikan kisah ini relevan hingga kini.
5. Little Women karya Louisa May Alcott

Jo March menjadi simbol perempuan yang berani bermimpi besar di tengah keterbatasan zaman. Ia menolak tunduk pada ekspektasi sosial yang mengharuskan perempuan hanya hidup untuk menikah.
Melalui Jo, Louisa May Alcott menunjukkan bahwa perempuan punya hak atas ambisi dan suara sendiri. Kekuatan Jo terletak pada keberaniannya menjadi dirinya sendiri.
6. The Color Purple karya Alice Walker

Celie adalah perempuan yang tumbuh dalam kekerasan dan penindasan, namun perlahan menemukan kekuatannya melalui persahabatan dan kesadaran diri. Perjalanannya penuh luka, tetapi juga penuh harapan.
Novel ini menggambarkan proses penyembuhan dan pemberdayaan perempuan dengan sangat emosional. Celie membuktikan bahwa suara yang lama dibungkam tetap bisa bangkit dan didengar.
7. Becoming karya Michelle Obama

Dalam memoir ini, Michelle Obama membagikan kisah hidupnya sebagai perempuan yang terus belajar menerima diri dan melawan keraguan. Ia tidak digambarkan sebagai sosok tanpa takut, tetapi sebagai perempuan yang terus bertumbuh.
Buku ini menginspirasi lewat kejujuran dan refleksi hidupnya. Becoming menjadi bukti bahwa kekuatan perempuan juga lahir dari proses mengenal dan menerima diri sendiri.
Tokoh perempuan kuat dalam buku-buku ini hadir dengan caranya masing-masing, bukan selalu lewat perlawanan besar, tapi juga melalui keteguhan, keberanian mengambil keputusan, dan kesetiaan pada diri sendiri. Lewat tujuh rekomendasi ini, kita diajak melihat bahwa kekuatan perempuan tak selalu berisik, tapi konsisten, bertumbuh, dan bertahan, bahkan saat dunia terasa tak berpihak.


















