Perbedaan Yatim dan Piatu, Simak di Sini!

Memberikan santunan bisa mendapat pahala

Hidup itu penuh misteri dan kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi ke depan. Salah satu ketakutan terbesar yang mungkin dirasakan orang banyak adalah ketika orangtua meninggal atau menjadi yatim piatu. Istilah ini memang merujuk pada anak yang telah kehilangan orangtuanya. Tentu ini menjadi kondisi yang sulit bagi siapa saja.

Tapi di luar itu, sebutan yatim piatu ini ternyata memiliki perbedaan. Gak sedikit juga yang suka terbalik. Untuk itu, berikut penjelasan lengkap mengenai perbedaan yatim dan piatu secara umum dan dalam agama Islam.

1. Pengertian yatim dan piatu

Perbedaan Yatim dan Piatu, Simak di Sini!Ilustrasi anak yatim (pexels.com/namo deet)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, yatim adalah kondisi tidak beribu atau tidak berayah lagi karena ditinggal wafat atau meninggal. Sedangkan piatu diartikan orang yang tidak beribu atau bapak. Tapi juga bisa sebagai orang yang tidak bersanak saudara atau seorang diri.

Ya, dalam KBBI yatim piatu memang memiliki arti yang sama, yakni tidak memiliki ayah dan ibu. Itulah kenapa gak sedikit yang suka bingung untuk melihat perbedaan keduanya. Pasalnya, istilah ini merujuk pada kondisi yang sama, sama-sama tidak memiliki orangtua.

2. Yatim dan piatu dalam Islam

Perbedaan Yatim dan Piatu, Simak di Sini!Ilustrasi anak yatim (pexels.com/Juan Pablo Serrano Arenas)

Mengutip situs resmi Muhammadiyah, kata “yatim” berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah memiliki arti seseorang yang kehilangan ayahnya. Itulah kenapa, anak yatim perlu disantuni karena mereka kehilangan salah satu dari dua sosok yang wajib menanggung nafkahnya, yakni orangtua.

Pada dasarnya, memberikan santunan kepada anak yatim ini sudah lama diakui dalam berbagai tradisi dan budaya di Indonesia. Namun, tidak hanya anak yang kehilangan ayahnya saja yang layak, melainkan anak yang kehilangan ibunya juga demikian atau yang disebut sebagai “piatu”.

“Anak yatim wajib disantuni karena ia kehilangan ayah yang wajib menanggung nafkahnya. Namun demikian, orang yang kehilangan (kematian) ibunya tetap wajib disantuni sebagaimana halnya anak yatim,” jelas Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Wilayah Muhammadiyah DI Yogyakarta, Rohmansyah.

Rohmansyah lebih lanjut menjelaskan ketika anak kehilangan kedua orangtuanya, disebut sebagai yatim piatu. Dalam Islam juga ada batas waktu masa ‘keyatiman’ seorang anak, yakni ketika dia sudah mencapai dewasa atau baligh (dalam Islam) dan punya kemandirian dalam hidupnya.

3. Santunan untuk anak yatim dan piatu

Perbedaan Yatim dan Piatu, Simak di Sini!Ilustrasi anak yatim piatu (unsplash.com/Katherine Chase)

Memberikan santunan kepada anak yatim adalah hal yang mulia. Dalam Islam, menyantuni mereka merupakan bentuk amalan yang dianjurkan. Mengutip laman resmi Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Sumedang, memberikan santukan kepada anak yatim piatu bisa memberikan banyak pahala. Berikut ini di antaranya:

Dimuliakan dan kelimpahan rezeki

“Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dimuliakanNya dan diberinya kesenangan, maka dia berkata, ‘Tuhanku telah memuliakanku’. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia berkata, ‘Tuhanku menghinaku’. Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya kamu tidak memuliakan anak yatim.” [surat Al-Fajr ayat 15-17].

dm-player

Mendapatkan pahala yang setara dengan berjihad

“Barang siapa yang mengasuh tiga anak yatim, maka bagaikan bangun pada malam hari dan puasa pada siang harinya, dan bagaikan orang yang keluar setiap pagi dan sore menghunus pedangnya untuk berjihad di jalan Allah. Dan kelak di surga bersamaku bagaikan saudara, sebagaimana kedua jari ini, yaitu jari telunjuk dan jari tengah.” [hadits riwayat Ibnu Majah]

Segala kebutuhan hidup terpenuhi

“Barang siapa yang mengikutsertakan seorang anak yatim diantara dua orang tua yang muslim, dalam makan dan minumnya, sehingga mencukupinya maka ia pasti masuk surga.” [HR. Al-Baniy, Shahih At Targhib, Malik Ibnu Harits: 1895].

Mendatangkan berkah ke rumah

Orang yang merawat dan memberi santunan kepada anak yatim piatu akan mendapatkan kelimpahan berkah dan rezeki. Tapi tidak hanya berupa materi, tapi juga kebahagiaan dalam rumah atau keluarga.

Masuk ke dalam golongan orang beriman

“Dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” [Al Baqarah: 177].

Mendapat perlindungan di hari kiamat

Pahala menyantuni anak yatim adalah tidak mendapat azab dari Allah SWT dan dihindarkan dari ancaman di hari kiamat. Pahala ini hanya akan didapatkan oleh orang yang menyantuni anak-anak yatim.

Lebih mudah masuk surga

Memberi santunan kepada anak yatim piatu memang tak semudah membalikkan telapak tangan. Tapi dalam sebuah hadits sikap ini menyatakan bahwa Allah menjamin orang yang menyantuni anak yatim masuk ke dalam surga-Nya.

 

Itulah tadi penjelasan lengkap mengenai perbedaan yatim dan piatu. Tentunya banyak sekali anak-anak yang memiliki nasib demikian. Itulah kenapa, kita perlu memberikan bantuan kepadanya. Tentu batuan tidak selalu berupa materi, tapi ada cara lain yang pasti bisa dilakukan untuk menyenangkan hati mereka.

https://muhammadiyah.or.id/pengertian-dan-batasan-anak-yatim-dalam-islam/

https://baznas-sumedang.org/dhuafa/anak-yatim-piatu/

 

Topik:

  • Pinka Wima
  • Stella Azasya

Berita Terkini Lainnya