Kisah Nabi Zakaria serta Mukjizatnya, Dikaruniai Anak di Usia Senja

Memohon keturunan agar ada yang mengingatkan kaumnya

Rambutnya sudah putih dan tubuhnya sudah tak muda lagi. Adalah Nabi Zakaria AS, salah satu dari 25 nama nabi yang wajib diketahui dan diimani oleh umat Islam. Di usianya yang sudah senja, Nabi Zakaria tak kunjung dianugerahi keturunan.

Untuk itu, dengan hati yang mantap, Nabi Zakaria meminta sesuatu yang mustahil kepada Allah, yakni agar dikaruniai anak sebagai penerus misi dakwahnya. Akan tetapi, kepeduliannya itu malah dibalas dengan air tuba oleh kaumnya sendiri.

Selengkapnya, berikut IDN Times sajikan kisah Nabi Zakaria untukmu. Baca sampai habis, yuk!

1. Keturunan Nabi Sulaiman yang diperkirakan hidup pada 91 SM–31 M

Kisah Nabi Zakaria serta Mukjizatnya, Dikaruniai Anak di Usia Senjailustrasi Al-Qur'an dan tasbih (pexels.com/Tayeb MEZAHDIA)

Zakaria AS merupakan salah satu nabi yang berasal dari Bani Israil. Diperkirakan hidup pada 91 SM–31 M, namanya disebutkan dalam Al-Qur'an sebanyak 8 kali pada Surah Ali 'Imran ayat 37–38, Al An'am ayat 85, Maryam ayat 2 dan 7, serta Al-Anbiya ayat 89.

Terdapat perbedaan pendapat mengenai silsilah Nabi Zakaria. Namun, salah satu riwayat menyebutkan bahwa dirinya merupakan keturunan Nabi Sulaiman. Dari Sami bin Abdullah al-Maghluts dalam bukunya Atlas Sejarah Nabi dan Rasul, disebutkan bahwa Zakaria AS merupakan putra dari

Da'an bin Mausallam bin Shaduq bin Husyban bin Daud bin Sulaiman bin Musallam bin Shiddiqah bin Barkhiya bin Balathah bin Nuhuur bin Syalom bin Yahfasyath bin Aynaman bin Rahba'am bin Sulaiman AS bin Daud AS.

Namun, menurut Ibnu Katsir dalam bukunya Qiṣaṣal-'Anbiyaa', Nabi Zakaria adalah putra dari Bakhiya bin Da'an. Sementara itu, riwayat lain menyebutkan bahwa ia adalah anak dari

Ladun bin Muslim bin Ṣhaduq bin Hasyban bin Daud bin Sulaiman bin Muslim bin Shadiqah bin Barkhiya bin Bal'athah bin Nahur bin Salum bin Baḥfasyaṭh bin Inaman bin Rahba'am bin Sualiman bin Daud.

2. Diutus untuk Bani Israil di Palestina setelah maksiat merajalela

Kisah Nabi Zakaria serta Mukjizatnya, Dikaruniai Anak di Usia SenjaIlustrasi masjid (Pexels.com/David McEachan)

Seperti yang disinggung di bagian sebelumnya, Nabi Zakaria diutus oleh Allah untuk kaum Bani Israil di Palestina. Pada masa itu, wilayah tersebut dipimpin oleh raja tiran lagi zalim bernama Herodes. Selain zalim, ia juga kerap berbuat kerusakan.

Bukan hanya pemimpinnya saja, kaum Bani Israil pun berperilaku sama. Kemaksiatan hingga kemungkaran merajalela di antara mereka. Karena itu, Allah SWT mengutus Zakaria AS untuk memperingati Bani Israil supaya segera meninggalkan perbuatan buruk mereka sekaligus mengajak mereka untuk menyembah Allah.

Nabi Zakaria diperkirakan diangkat sebagai nabi pada tahun 2 M. Saat pengangkatannya sebagai seorang nabi, ia sudah tak muda lagi. Di usianya yang kurang lebih telah menginjak 90 tahun, Nabi Zakaria mengemban misi dakwah untuk Bani Israil.

Di samping bertugas menyampaikan ajaran agama Allah, Nabi Zakaria juga merupakan seorang pemakmur masjid (Baitul Maqdis). Dirinya juga berprofesi sebagai tukang kayu dalam menghidupi keluarganya.

Dilansir Almanhaj, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW pernah bercerita bahwa

"Zakaria alaihissallam dulu adalah seorang tukang kayu." (HR Muslim no. 2379).

Baca Juga: Kisah Nabi Yusuf, Dimusuhi Saudaranya hingga Difitnah karena Tampan

3. Merupakan sosok yang mengasuh Maryam, ibunda Nabi Isa AS

Kisah Nabi Zakaria serta Mukjizatnya, Dikaruniai Anak di Usia SenjaIlustrasi perempuan berhijab (Pexels.com/cottonbro studio)

Kisah Nabi Zakaria tak lepas dengan Siti Maryam, ibunda Nabi Isa AS. Pertemuan keduanya bermula ketika ibu Maryam, Hannah binti Faqudz, menginginkan seorang keturunan.

Dirinya kemudian bernazar bahwa jika suatu hari ia mengandung, ia akan menjadikan anaknya sebagai pengabdi di Baitul Maqdis. Berdasarkan Nabi Zakaria AS dan Siti Maryam AS Figur Manusia Unggul oleh Khuzai (2021) dalam Jurnal Dakwah dan Sosial, Hannah berkata,

"Ya Allah, aku bernazar dan akan bersyukur kepada-Mu bila Engkau menganugerahkan anak laki-laki kepadaku, maka anak itu akan aku serahkan ke Baitul Maqdis supaya dia menjadi pelayan dan khadam (pelayan) di sana."

Dalam Khuzai (2021), disebutkan bahwa ibunda Maryam sudah tua dan mandul. Kemungkinan dirinya memiliki anak sangat kecil dan mungkin mustahil. Namun, doa Hannah diperkenankan oleh Allah SWT. Hanya saja, ia dan suaminya, 'Imran—seorang ulama Bani Israil—tidak dikaruniai seorang putra, melainkan seorang anak perempuan.

Hal tersebut seperti yang tercatat dalam Surah Ali 'Imran ayat 36 yang artinya,

"Maka, tatkala istri 'Imran melahirkan anaknya, dia pun berkata, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya aku melahirkannya seorang anak perempuan; dan Allah lebih mengetahui apa yang dilahirkannya itu; dan anak laki-laki tidaklah seperti anak perempuan. Sesungguhnya aku telah menamai dia Maryam dan aku mohon perlindungan untuknya serta anak-anak keturunannya kepada (pemeliharaan) Engkau daripada setan yang terkutuk.'" (QS. Ali 'Imran, [3]:36).

Awalnya, Hannah merasa sedih karena yang lahir adalah seorang anak perempuan. Meskipun begitu, ia tak lantas mengurungkan niatnya untuk menjadikan Maryam sebagai khadam di Baitul Maqdis.

Setelah melahirkan, Hannah menyelimuti putrinya dengan kain. Ia membawanya ke Baitul Maqdis. Di hadapan para ulama, ia berkata, "Ambillah bayi yang dinazarkan ini." Mendengar itu, semua orang pun berebut untuk mengasuh putri 'Imran tersebut.

Namun, Nabi Zakaria mengatakan bahwa dirinyalah yang lebih berhak jadi wali lantaran istrinya, Isyba'—ada yang menyebutnya sebagai Isya' dan Aisyah—adalah bibi Maryam—ada pula yang meriwayatkan bahwa Isyba' adalah saudari Maryam. Dalam Al-Buruzwi (1996: 248), dikatakan bahwa penentuan hak asuh dilakukan dengan cara pengundian dan Nabi Zakaria yang memenangkannya.

Sejak saat itu, Maryam berada di bawah perawatan Zakaria AS dan istrinya. Walaupun bukan anak kandung, mereka berdua sangat senang akan kehadiran putri 'Imran tersebut dan begitu menyayanginya.

Salah satu bentuk kasih sayang Nabi Zakaria adalah membuatkan ruangan khusus (mihrab) untuk Maryam di Baitul Maqdis. Tidak ada yang bisa memasuki mihrab tersebut selain dirinya. Dalam ruangan tersebut pula, Maryam beribadah dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah.

4. Nabi Zakaria yang tak kunjung dikaruniai keturunan

Kisah Nabi Zakaria serta Mukjizatnya, Dikaruniai Anak di Usia Senjailustrasi bayi (pexels.com/Szabina Nyíri)
dm-player

Tak kunjung dikarunia keturunan, Nabi Zakaria kerap gelisah. Di usia yang sudah mencapai 90-an tahun, dirinya tidaklah sekuat dulu. Rambutnya sudah putih, tulangnya rapuh, dan tubuhnya pun sudah cukup lemah. Kondisi fisiknya tersebut tentu akan menghambatnya dalam berdakwah.

Bukan hanya itu saja yang ia khawatirkan. Menurut Kisah Nabi Zakaria dalam Surat Maryam (Kajian Semiotika Al-Qur'an) oleh Muwaffiqoh (2016) dalam Qaf, kondisi yang dialami Bani Israil pada masa itu juga memprihatinkan.

Yang pertama, Nebukadnezar, penguasa Babilonia, yang berhasil menguasai Bani Israil menghancurkan tempat ibadah, membakar Taurat, serta membungkam agama mereka. Di samping itu, bangsa Romawi yang kembali ke Baitul Maqdis hanya datang membawa kesengsaraan. Mereka melakukan pembunuhan, membakar Baitul Maqdis, dan mengasingkan bangsa Yahudi ke wilayah Romawi dan sekitarnya.

Dari kedua faktor tersebut, Nabi Zakaria pun khawatir jika ia tak lekas memiliki anak, maka tidak ada siapa pun yang akan melanjutkan dakwahnya. Sebenarnya, masih ada budak dan anak-anak saudaranya yang mungkin bisa menjalankan amanah tersebut. Akan tetapi, mereka semua cenderung bersifat jahat. Misi dakwah pun tentu tidak dapat diteruskan kepada Maryam karena ia adalah seorang perempuan.

Sekalipun dirundung kegalauan, Nabi Zakaria berusaha untuk tetap bersabar sembari terus melangitkan doanya kepada Allah SWT. Di saat semua manusia tertidur di kala malam menyapa, dirinya bangun untuk beribadah dan bermunajat kepada Sang Khalik.

Tercatat dalam Surah Maryam ayat 4–6, dengan suara yang lembut, Nabi Zakaria berdoa,

"Ya Tuhanku, sesungguhnya tulangku telah lemah dan kepalaku telah ditumbuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada Engkau, ya Tuhanku. Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang istriku adalah seorang yang mandul. Maka, anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putra, yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Yakub; dan jadikanlah ia, ya Tuhanku, seorang yang diridai." (QS. Maryam, [19]:4–6).

5. Lahirnya Yahya sebagai jawaban atas doa Nabi Zakaria

Kisah Nabi Zakaria serta Mukjizatnya, Dikaruniai Anak di Usia Senjailustrasi orang sedang mengaji (pexels.com/Abdulloh Gatasheh)

Setelah penantian yang cukup lama, Allah akhirnya memperkenankan doa Nabi Zakaria. Berdasarkan Surah Ali 'Imran ayat 39, kabar gembira tersebut disampaikan melalui perantara Malaikat Jibril saat Nabi Zakaria sedang melaksanakan salat di mihrab. Dikatakan kepada Zakaria bahwa,

"Sesungguhnya Allah menggembirakan kamu dengan kelahiran (seorang putramu) Yahya, yang membenarkan kalimat (yang datang) dari Allah, menjadi ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu), dan seorang nabi yang termasuk keturunan orang-orang saleh." (QS. Ali 'Imran, [3]:39).

Mendengar hal tersebut, Nabi Zakaria begitu terheran-heran. Dalam Surah Maryam ayat 8, ia mengatakan bahwa bagaimana bisa laki-laki renta seperti dirinya dan juga istrinya yang mandul dikaruniai anak. Kalimat tersebut ia ucapkan bukan karena meragukan kabar yang dibawa Malaikat Jibril, melainkan karena begitu heran dan takjub.

Allah SWT lantas menjawabnya pada ayat 9 dari Surah Maryam,

"Tuhan berfirman, 'Demikianlah'. Tuhan berfirman, 'Hal itu adalah mudah bagi-Ku; dan sesungguhnya telah Aku ciptakan kamu sebelum itu padahal kamu (di waktu itu) belum ada sama sekali". (QS. Maryam, [19]:9).

Masih sulit bagi Nabi Zakaria untuk memercayai bahwa keinginannya selama ini telah diperkenankan oleh Allah. Ia lantas memohon kembali agar diberi tanda kebenaran berita tersebut sehingga semakin kuat keimanannya. Dari Allah, tanda tersebut berupa dirinya yang menjadi bisu (tak dapat berbicara) selama tiga hari tiga malam padahal dirinya sehat.

Selama periode tersebut, Nabi Zakaria hanya berkomunikasi dengan umatnya menggunakan bahasa isyarat. Kendati demikian, lisannya masih mampu berzikir kepada Allah.

Hingga akhirnya, tibalah kelahiran putra yang dinanti-nantikan. Ada riwayat yang menyebutkan bahwa kelahiran Nabi Yahya AS berdekatan dengan lahirnya Nabi Isa AS, sedangkan yang lain mengatakan bahwa Yahya lahir tiga bulan lebih dahulu.

Namun yang pasti, seperti yang telah Allah firmankan dalam Surah Ali 'Imran ayat 39, Nabi Yahya AS tumbuh dalam ketaatan kepada-Nya. Bahkan, salah satu mukjizat yang ia terima ialah mampu menghafalkan seluruh isi kitab Taurat di usianya yang masih belia.

Yahya AS juga merupakan seorang nabi. Bersama ayahandanya, mereka berdua menjalankan misi dakwah untuk kaum Bani Israil dan Raja Herodus yang zalim.

Baca Juga: Kisah Nabi Sulaiman, Raja yang Memimpin Jin dan Bisa Bahasa Hewan

6. Meninggal karena dibunuh oleh kaumnya sendiri

Kisah Nabi Zakaria serta Mukjizatnya, Dikaruniai Anak di Usia Senjailustrasi pohon (unsplash.com/Jan Huber)

Seorang ahli sejarah bernama Wahab bin Munabbih pernah meriwayatkan sejumlah keterangan mengenai kematian Nabi Zakaria AS. Akan tetapi, keterangan-keterangan tersebut memberikan informasi yang berbeda-beda.

Ada riwayat yang mengatakan bahwa Nabi Zakaria AS meninggal lantaran dibunuh oleh kaumnya sendiri, Bani Israil. Kematiannya tersebut menyusul setelah putranya, Yahya AS, dibunuh oleh Raja Herodus.

Bukan hanya anaknya saja, Bani Israil juga berencana untuk membunuh sang ayahanda. Nabi Zakaria pun lantas melarikan diri menuju kebun di Baitul Maqdis.

Di sana, tiba-tiba ada sebuah pohon yang memanggilnya. Atas izin Allah, pohon tersebut kemudian membuka dirinya sehingga Nabi Zakaria dapat bersembunyi dari kejaran Bani Israil. Akan tetapi, iblis menyaksikan persembunyian tersebut.

Ia kemudian memotong baju Nabi Zakaria untuk kemudian ditunjukkan kepada Bani Israil sebagai barang bukti. Orang-orang yang hendak membunuh Nabi percaya dan meminta agar segera diberitahu tempat persembunyian yang iblis maksud.

Setelah mengetahui bahwa Nabi Zakaria bersembunyi di dalam batang sebuah pohon, Bani Israil lantas mengambil kapak dan memotong pohon tersebut hingga terbelah menjadi dua—yang mana sekaligus membunuh Nabi Zakaria yang ada di dalamnya. Akibat perbuatan zalim tersebut, Allah SWT membalas Bani Israil dengan terbunuhnya pembesar mereka dan tertawannya ratusan orang.

Sementara itu, catatan lain menyebutkan bahwa nabi yang bersembunyi di dalam pohon tersebut sebenarnya adalah Nabi Isaiah (Yesaya) yang hidup sebelum masa Zakaria dan Yahya. Nabi Zakaria sendiri wafat secara wajar, tidak dibunuh oleh kaumnya. Wallahu a'lam bishawab.

7. Mukjizat Nabi Zakaria

Kisah Nabi Zakaria serta Mukjizatnya, Dikaruniai Anak di Usia SenjaIlustrasi ayah dan anak membaca Al-Qur'an (Pexels.com/Timur Weber)

Sama seperti para nabi yang lain, Nabi Zakaria juga dianugerahi oleh Allah sejumlah mukjizat. Seperti yang telah disebutkan dari poin-poin sebelumnya, berikut adalah mukjizat Nabi Zakaria:

  • Diberi keturunan oleh Allah SWT di usianya yang sudah hampir mencapai 100 tahun.
  • Diselamatkan Allah dengan bersembunyi di dalam batang pohon saat dikejar dan hendak dibunuh oleh Bani Israil.
  • Memakmurkan Baitul Maqdis yang merupakan peninggalan dari Nabi Sulaiman AS.

Dari kisah Nabi Zakaria, kita bisa tahu bahwa tiada hal yang mustahil bagi Allah. Sekalipun istri Nabi Zakaria adalah perempuan yang mandul, Allah telah menghendaki seorang putra bernama Yahya yang lahir darinya. Oleh karena itu, sebagai muslim, mari hilangkan segala ragu dan mulailah untuk senantiasa bergantung kepada-Nya.

Baca Juga: 9 Mukjizat Nabi Musa, Membelah Laut hingga Tangan yang Bersinar

Topik:

  • Bella Manoban
  • Febriyanti Revitasari

Berita Terkini Lainnya