Sering Juara Kelas? 6 Deretan Suka Duka Ini Pasti Kerap Kamu Alami

Jadi murid kesayangan para guru pasti bikin kamu tersipu. Tiap kali jalan di koridor sekolah, tak jarang ada saja guru yang menyempatkan waktunya untuk bertegur sapa denganmu. Apalagi, kalau gak bahas soal hasil pelajaran, ulangan atau pekerjaan rumahmu yang selalu membuat beliau-beliau ini bangga. Bahkan saat kamu berhalangan masuk sekolah, tak sedikit guru yang menanyakan keberadaanmu.

Belum lagi, kalau ada titipan tugas dari salah satu pengampu, yang kebetulan gak bisa kasih materi hari itu. Meskipun tak menjabat sebagai ketua kelas, gak jarang kamu akan dicari untuk diserahi tanggung jawab, membagikan kertas soal pada teman-teman sekelas.

Berhasil meraih nilai rata-rata tertinggi di kelas, juga membuatmu mau tak mau, harus bisa mempertahankan prestasi tersebut. Jangan sampai terlena dan semangat belajarmu kendor. Kalau sampai nilai salah satu mata pelajaran melorot, bisa-bisa guru yang bersangkutan menanyaimu macam-macam. 

Tapi jangan dulu merasa tertekan, ya. Wajar kok kalau beliau sampai bersikap detail begitu. Itu semata-mata karena ingin mengingatkanmu untuk terus mempertahankan, apa yang telah susah payah dicapai. Tetap semangat, ya!

Tenar di kalangan guru-guru hingga penjaga sekolah, tentunya kamu juga dikenal oleh banyak siswa lainnya. Tersohor karena pintar, gak sedikit teman sekelas bahkan lintas kelas yang ingin dekat denganmu. Tujuannya pasti bermacam-macam. Mulai dari sekedar ingin kenalan, dan jadi kawan dekat sampai minta diajari belajar hingga urusan contekkan.

Kalau sudah mengarah ke modus, sih jangan mau ya. Daripada kasih jawaban langsung, mending ajak mereka buat belajar bareng. Kebiasaan mencontek gak akan membuat kita jadi pintar. Justru makin malas. Gak mau kan, dapat nilai bagus, tapi hasil perbuatan curang?

Suatu hari, guru matematika mengadakan kuis dadakan. Sebagai siswa yang terbiasa membuka buku pelajaran, tentunya kamu bakal tenang-tenang aja menghadapinya. Tapi tidak begitu dengan sejumlah temanmu yang belum tentu punya persiapan. 

Alhasil, kamu dijadikan senjata pamungkas agar mereka bisa mendapatkan nilai yang bagus. Aduh, bisa gak konsen ngerjain soal nih, kalau kanan-kiri nyontek semua, hehe.

Acap kali diadakan perlombaan antar sekolah, seperti lomba cerdas cermat, debat bahasa Inggris, pidato, matematika, fisika hingga kesenian. Sebagai salah satu murid yang menonjol, kamu kerap kali ditunjuk sebagai perwakilan sekolah untuk mengikuti perlombaan tersebut. 

Meskipun membanggakan, tapi dalam lubuk hatimu, pastinya terselip sedikit beban, kalau saja nantinya kamu gak berhasil mengantongi gelar juara. Tak perlu galau ya, terpenting dirimu sudah berusaha dengan maksimal.

Wajar, kalau ada segelintir orang yang menaruh rasa dengki terhadapmu. Apalagi, dengan segudang prestasi yang telah diraih, tak bisa menutup celah bagi siapapun yang merasa dirinya gak bisa mencapai posisi yang sama. Ingat peribahasa "semakin tinggi pohon, semakin kencang pula angin yang menerpanya". 

Jangan lantas sedih atau bahkan berkecil hati, menjadi juara kelas bukan suatu tindak kejahatan, kamu sama sekali gak salah kok. Toh semua yang kamu raih sekarang, adalah buah dari kerja keras yang telah dilewati.

Ternyata, jadi anak pintar gak selamanya mendapat perlakuan yang menyenangkan ya. Tetapi, meskipun begitu jangan lantas menyerah dan patah semangat. Tetap pertahankan prestasimu di puncak tertinggi, sesuai kemampuan masing-masing. 

Selain bermanfaat bagi dirimu sendiri, jadi salah satu murid terpandai juga bakal membuat kedua orangtuamu bangga, lho. Semangat belajar terus, ya!