5 Marga Batak Tertinggi di Sumatera, Jangan Tertukar

Suku batak punya banyak marga

Suku Batak merupakan suku yang berasal dari Sumatera Utara. Hingga kini, orang Batak selalu menjunjung tinggi marganya. Bahkan, saat sesama orang Batak bertemu, hal pertama yang mereka tanyakan adalah marga satu sama-lain.

Bagi orang Batak, marga adalah hal yang sangat penting. Marga berfungsi sebagai identitas yang menjelaskan silsilah keluarga dan garis keturunannya. Nah, marga ini biasanya disematkan pada nama belakang seseorang.

Berbicara soal marga pada suku Batak, ternyata ada urutan marga batak tertinggi, lho. Namun, tingkatan marga ini bukan menunjukkan tinggi atau rendah derajatnya, melainkan untuk merunut kedudukan dalam sebuah keluarga.

Apa saja marga batak tertinggi? Yuk, langsung simak penjelasannya di artikel berikut.

1. Batak Simalungun

5 Marga Batak Tertinggi di Sumatera, Jangan Tertukarilustrasi pakaian adat batak simalungun (instagram.com/sewa_ulos_medan)

Marga batak tertinggi pertama adalah marga Batak Simalungun. Pemilik marga Simalungun berada di daerah Kabupaten Simalungun dan sekitarnya. Sub-marga Simalungun terdiri dari beberapa marga asli, yaitu Damanik, Saragih, Sinaga, dan Purba.

Marga Simalungun memiliki rasa kekeluargaan yang sangat kental dengan sekitarnya. Punya jiwa sosial yang cukup tinggi, orang-orang di wilayah tersebut terkenal dengan sikap saling tolong menolong. Tak cuma itu, mereka juga menumbuhkan sikap jiwa kepahlawanan. Karena itu, gak heran banyak yang terkagum-kagum dengan masyarakat Batak Simalungun.

Sementara itu, agama yang dianut kebanyakan masyarakat Batak Simalungun adalah Protestan. Meski begitu, ada juga masyarakat yang memeluk agama Islam, Katolik, maupun kepercayaan tradisional.

2. Batak Toba

5 Marga Batak Tertinggi di Sumatera, Jangan Tertukarilustrasi pakaian adat Batak Toba (instagram.com/mangulosi)

Apakah kamu pernah ke Danau Toba? Nah, di urutan ke-2 ini ada marga Batak Toba. Marga Batak Toba paling banyak ditemui di wilayah Danau Toba. Beberapa marga Batak Toba di antaranya Aruan, Hasibuan, Hutabarat, dan Hutapea.

Pada hakikatnya, marga Batak Toba didapatkan dari silsilah garis keturunan ayah (patrilineal). Menariknya, Batak Toba memiliki 3 unsur struktur sosial yang dikenal dengan sebutan Dalihan na Tolu. Struktur sosial inilah yang membedakan Batak Toba dengan suku Batak lainnya.

Konsep tentang kehidupan manusia pada masyarakat Batak Toba adalah nilai-nilai adat yang selalu mengatur kehidupannya. Masyarakat Batak Toba juga mampu melestarikan nilai adat istiadat nenek moyang. Misalnya, tradisi menundukkan kepala sebelum masuk rumah adat mereka, yakni Rumah Bolon.

Mayoritas masyarakat Marga Batak Toba memeluk agama Protestan. Sementara itu, ada juga masyarakat yang memeluk agama Islam, Katolik, maupun kepercayaan Parmalim (meyakini Tuhan adalah Mulajadi Nabolon).

3. Batak Karo

5 Marga Batak Tertinggi di Sumatera, Jangan Tertukarilustrasi pakaian adat batak karo (instagram.com/sewabajudaerah4provinsi)
dm-player

Marga Batak selanjutnya cukup istimewa, yakni Batak Karo. Marga Batak Karo tersebar luas di wilayah Sumatera Utara, meliputi daerah Tanah Karo dan sekitarnya. Beberapa marga dari puak (sub-suku) Batak Karo, di antaranya Ginting, Karo-Karo, Tarigan, Purba, Silalahi.

Sama seperti suku Batak lainnya, marga Batak Karo juga punya ciri khas kebudayaan yang kental dengan saling membantu satu sama-lain. Masyarakat Suku Karo sangat patuh terhadap adat istiadat nenek moyang. Karena itu, gak heran kalau budaya Suku Karo masih utuh hingga kini.

Berbeda dari dua marga Batak sebelumnya, kepercayaan mayoritas masyarakat Batak Karo adalah Kristen. Sementara itu, ada juga yang beragama Islam, Katolik, dan kepercayaan Pamena.

Sebagai informasi tambahan, dari segi silsilah, suku Batak Karo sebenarnya tidak ingin disebut Batak sebab mereka menganggap tidak memiliki darah Raja Batak. Namun, mereka lebih suka menyebut dirinya sebagai Karo atau Batak Karo, bukan Batak. Hingga saat ini, suku Karo akhirnya dikenal luas dengan sebutan Batak Karo.

4. Batak Mandailing

5 Marga Batak Tertinggi di Sumatera, Jangan Tertukarilustrasi pakaian adat batak mandailing (instagram.com/mangulosi)

Marga Batak selanjutnya adalah marga Batak Mandailing. Tak cuma di wilayah Mandailing Natal, suku Batak Mandailing juga bisa kamu temukan di Kabupaten Padang Lawas dan Tapanuli Selatan. Masyarakat Batak Mandailing juga banyak dikenal di luar daerah karena banyak keturunan Batak Mandailing yang merantau. Beberapa marga Mandailing di antaranya Batubara, Daulay, Harahap, Lubis, Pohan, dan Tanjung.

Suku Batak terkenal punya ikatan marga dan kekeluargaan yang kuat dengan sikap tanggung jawab dan saling membantu. Hal ini juga tercermin pada masyarakat Batak Mandailing. Masyarakat Batak Mandailing punya jiwa sosial yang tinggi sekaligus taat pada peraturan yang ada. Karena itu, sistem sosial yang ada di dalamnya tetap berjalan dan terjaga dengan baik.

Namun, agak berbeda dari suku Batak lainnya, mayoritas agama yang dianut oleh masyarakat marga Batak Mandailing adalah Islam. Meski begitu, ada juga yang memeluk agama Kristen dan Protestan. Agama Islam di Mandailing disebarkan oleh Raja Sumatera Barat.

5. Batak Pakpak

5 Marga Batak Tertinggi di Sumatera, Jangan Tertukarilustrasi pakaian adat batak pakpak (instagram.com/mangulosi)

Marga Batak tertinggi terakhir adalah Marga Batak Pakpak. Marga ini tersebar luas di wilayah Kabupaten Dairi, Pakpak Bharat, Humbang Hasundutan, hingga Tapanuli Tengah dan sekitarnya.

Selain itu, orang-orang suku Batak Pakpak juga banyak ditemui di Kabupaten Singkil dan Kota Subulussaalam, Aceh. Dilansir berbagai sumber, ternyata masyarakat Pakpak berasal dari India Selatan yang berimigrasi ke Sumatera Utara.

Nah, sama seperti masyarakat suku Batak pada umumnya yang banyak merantau, masyarakat marga Batak Pakpak juga tersebar di tanah perantauan, lho. Beberapa marganya di antaranya Bintang, Lingga, Tinambunan, dan Ujung.

Meski terkenal sebagai perantau, masyarakat dengan marga Batak Pakpak tidak menghilangkan ciri khas kekeluargaan yang hingga kini tetap dipertahankan. Masyarakat suku Pakpak hidup berdampingan dengan budaya lain dan penuh toleransi.

Nah, itulah tadi lima marga Batak tertinggi yang hingga kini masih eksis keberadaannya. Predikat marga tertinggi ini digunakan untuk merunut dan menentukan siapa yang paling sulung atau bungsu, bukan soal kasta atau derajat. Masyarakat suku Batak juga masih menjaga rasa kepedulian dan kekeluargaan antarmarga. Salut banget, deh!

Penulis: Fanny Haristianti

Baca Juga: 5 Fakta Suku Bajo, Suku Air Terakhir yang Menginspirasi Avatar 2

Topik:

  • Sierra Citra
  • Yunisda D

Berita Terkini Lainnya