Historiografi Tradisional: Pengertian dan Karakteristiknya 

Fokus pada peristiwa besar

Sejarah merupakan bagian penting dari kehidupan manusia. Salah satu elemen penting dalam sejarah adalah historiografi yang menjadi metode penulisan dan pengumpulan data sejarah.

Dalam dunia studi sejarah, historiografi tradisional menjadi salah satu hal yang sangat penting untuk dipelajari. Nah, pada artikel kali ini kamu akan belajar lebih dalam mengenai historiografi tradisional di Indonesia. Simak ulasan di bawah ini, ya!

1. Pengertian historiografi tradisional

Historiografi Tradisional: Pengertian dan Karakteristiknya ilustrasi buku sejarah (pexels.com/RF._.studio)

Historiografi tradisional merupakan sebuah metode penulisan sejarah yang banyak dipakai pada masa Hindu Budha sampai kerajaan Islam di tanah air. Metode penulisan ini biasanya sangat subjektif dan bercampur dengan mitos, legenda, dan kekuatan magis. 

Biasanya, historiografi tradisional ditulis pujangga di kalangan kerajaan sebagai kepanjangan tangan dari raja atau penguasa. 

Baca Juga: Sejarah BPUPKI, Peran, dan Warisannya untuk Indonesia

2. Karakteristik historiografi tradisional

Historiografi Tradisional: Pengertian dan Karakteristiknya ilustrasi buku sejarah (pixabay.com/StockSnap)
dm-player

Karakteristik dari historiografi tradisional yang pertama adalah bersifat etnosentrisme, yaitu penekanan pada budaya dan suku. Selain itu, penulisannya juga bersifat regiosentris yang menonjolkan kekuasaan raja.

Tak hanya itu saja, ciri dari historiografi tradisional lainnya adalah memiliki unsur magis yang kuat dan bersifat istanasentris. Metode penulisan sejarah tersebut biasanya digunakan sebagai alat legitimasi kekuasaan raja pada masanya.

3. Kelemahan historiografi tradisional

Historiografi Tradisional: Pengertian dan Karakteristiknya ilustrasi teks narasi sejarah (pixabay.com/felix_w)

Namun, metode penulisan ini juga memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan historiografi tradisional yang pertama adalah subjektivitas yang tinggi. Sebab, penulisan sejarah tersebut biasanya dilandasi oleh kepentingan penguasa.

Selain itu, metodologi penulisannya juga tidak jelas dan hanya mengungkapkan peristiwa sejarah yang terbatas. Pembaca pun akan kesulitan untuk mencari kebenarannya karena menggabungkan unsur supranatural dan realitas. 

Beberapa contoh dari karya historiografi tradisional adalah Hikayat Raja-Raja Pasai, Kitab Pararaton, dan Babad Tanah Jawi.

Historiografi tradisional merupakan hal yang penting untuk dipelajari dalam dunia sejarah. Sebab, kita bisa mengetahui berbagai peristiwa di sekitar kerajaan pada masa lampau melalui karya-karya historiografi tradisional. 

Sayangnya, metode ini memiliki banyak kelemahan karena subjektivitas yang tinggi dan bercampurnya dengan unsur magis. Meski begitu, tetapi bentuk penulisan historiografi tradisional akan selalu menjadi bagian penting dari sejarah di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Baca Juga: Teks Sejarah: Pengertian, Jenis, dan, Struktur Teks Sejarah

Topik:

  • Timmy Si Penulis

Berita Terkini Lainnya