5 Cara Hadapi Dua Anak yang Suka Ribut Tanpa Drama

Memiliki dua anak di rumah itu hal yang menyenangkan atau bikin emosi tambah naik? Kayaknya gak ada jawaban yang benar, ya! Bisa jadi hal yang menyenangkan kalau anak gak ribut, tapi emosi bakal naik kalau mereka mulai ribut dan gak ada yang mau mengalah. Wajar saja, sih, sebagai orangtua stres dan bingung saat melihat anaknya bertengkar atau bersaing.
Hal yang paling penting adalah cara kamu menghadapinya, jangan langsung panik atau emosi! Sebagai orangtua, pastinya kamu gak hanya ingin meredakan konflik adik kakak ini, tapi juga mengajarkan mereka cara berkomunikasi dan menyelesaikan masalah dengan baik. Berikut ada lima tips untuk hadapi dua anak yang suka ribut di rumah tanpa menciptakan drama.
1. Punya aturan yang jelas tentang sikap anak

Pertama untuk kurangi pertengkaran antara adik kakak adalah membuat aturan rumah yang jelas dan konsisten. Jelaskan kepada anak-anak apa yang boleh dan gak boleh dilakukan saat mereka main bersama, dan jangan lupa jelaskan juga konsekuensi jika melanggar aturan tersebut.
Misalnya, mereka gak boleh bicara kasar atau memukul satu sama lain. Pelan-pelan anak bisa memahami batasan perilaku yang bisa diterima di rumah. Aturan konsisten bisa membantu anak-anak merasa lebih aman dan memahami bahwa setiap tindakan yang mereka lakukan ada akibatnya.
2. Ajarkan cara menyelesaikan konflik

Salah satu tugas menjadi orangtua adalah mengajarkan pada anak-anak tentang keterampilan sosial yang baik, termasuk cara menyelesaikan konflik dengan cara sehat. Kalau anak-anak mulai bertengkar, jangan langsung membantu menyelesaikan masalah mereka. Tapi, biarkan mereka mencoba menyelesaikan masalahnya sendiri.
Kamu bisa membantu dengan memberikan beberapa kalimat yang sekiranya bisa mereka gunakan, misalnya dengan mengajak adik bertukar mainan. Membantu mereka untuk berkomunikasi dengan tepat, berarti kamu membantu mereka belajar tentang cara menangani perselisihan tanpa drama.
3. Mendengarkan kedua anak dengan empati

Kalau anak-anak kamu ribut, jangan langsung memihak satu sisi, ya! Pahami dulu situasinya dengan baik. Kedua anak pasti punya perspektif yang berbeda, jadi kamu juga perlu mendengarkan keduanya sebelum ambil keputusan. Tunjukkan empati dengan mau mendengarkan keluhan mereka dan beri mereka ruang untuk mengungkapkan perasaannya.
Setelah mendengarkan dari kedua sisi, bantu mereka untuk memahami perasaan satu sama lain dan ajak mereka untuk mencari solusi bersama. Menghargai perasaan anak-anak dan memberi kesempatan mereka untuk bicara bisa mengurangi ketegangan dan membuat kedua anak merasa didengar dan dihargai.
4. Memberi pujian pada tindakan positif

Anak biasanya lebih memperhatikan dan mau mengulang perilaku yang mendapatkan perhatian positif dari orangtuanya. Jadi, memberi pujian ketika mereka berperilaku baik juga perlu, lho, untuk perkembangan emosional mereka, sehingga mereka bisa menyelesaikan masalah dengan cara yang positif.
Misalnya, jika mereka mau berbagi mainan tanpa bertengkar, berikan pujian kepada keduanya, ucapkan terimakasih atau berikan sedikit reward pada mereka. Pujian positif ini yang memotivasi mereka untuk sering bersikap baik dan pelan-pelan bisa menghindari pertengkaran.
5. Berikan contoh dengan tindakan

Anak-anak lebih muda belajar dari contoh yang diberikan oleh orangtua mereka. Kalau kamu ingin anak bisa menyelesaikan konflik dengan tenang dan tanpa drama, berarti kamu juga harus memberi contoh melalui tindakan yang kamu lakukan sendiri.
Ketika kamu menghadapi situasi sulit atau saat debat dengan pasangan, cobalah bersikap tenang, dengarkan dengan baik, dan cari solusi bersama tanpa kepancing emosi. Nah, cara ini secara gak langsung juga akan ditiru anak-anak. Mereka tahu mengelola stres dengan cara yang sehat dan berusaha tetap tenang.
Hadapi dua anak yang suka ribut di rumah memang gak mudah, pasti bakal memancing emosi. Tapi, ingat meskipun kamu marah anak juga gak paham dengan kesalahannya. Jadi, daripada buang energi, usahakan untuk tetap tenang!