Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Mengajarkan Anak Decluttering, Jadikan Kegiatan Menyenangkan!

ilustrasi anak merapikan barang yang sudah tidak digunakan (freepik.com)

Pernahkah merasa rumah dipenuhi dengan barang-barang anak? Mainan yang berserakan, buku yang menumpuk, dan pakaian yang sudah tidak terpakai sering kali membuat rumah terasa berantakan. Salah satu solusi  untuk mengatasi hal ini adalah dengan mengajarkan anak konsep decluttering sejak dini.

Mengajarkan anak decluttering atau memilah dan merapikan barang-barang yang tidak lagi dibutuhkan bukan hanya membantu menjaga rumah tetap rapi, tetapi juga melatih anak untuk bertanggung jawab dan menghargai barang mereka. Namun, bagaimana caranya agar anak tidak merasa decluttering sebagai beban? Berikut lima cara seru yang bisa diterapkan agar kegiatan ini menjadi lebih menyenangkan!

1. Jadikan decluttering sebagai permainan

ilustrasi melakukan decluttering dengan cara yang menyenangkan (freepik.com/freepik)

Anak-anak lebih mudah menerima konsep baru jika disajikan dalam bentuk permainan. Buat aktivitas decluttering menjadi sebuah tantangan seru, seperti "Siapa yang bisa mengumpulkan 10 barang yang sudah tidak terpakai paling cepat?" atau "Pilih lima mainan yang bisa diberikan kepada teman yang membutuhkan." Dengan cara ini, anak-anak tidak akan merasa terbebani, justru akan lebih termotivasi untuk ikut serta dalam proses decluttering.

Selain itu, bisa memberikan hadiah kecil sebagai bentuk apresiasi terhadap usaha mereka. Misalnya, jika mereka berhasil membereskan rak buku dalam waktu tertentu, mereka bisa mendapatkan waktu bermain ekstra atau camilan favorit. Hal ini akan membuat mereka lebih antusias untuk melakukan decluttering secara rutin.

2. Berikan contoh yang baik

ilustrasi orangtua mengajarkan konsep decluttering (freepik.com/freepik)

Anak-anak adalah peniru ulung. Jika ingin mereka belajar decluttering, tunjukkan bahwa orangtua juga melakukannya. Ajak mereka melihat bagaimana cara memilah barang-barang di rumah, memilih mana yang masih diperlukan dan mana yang bisa disumbangkan atau dibuang.

Buatlah momen decluttering bersama-sama, misalnya saat akhir pekan. Saat melihat orangtua melakukan decluttering secara teratur, anak-anak akan menganggapnya sebagai kebiasaan positif yang patut diikuti. Selain itu, ketika mereka melihat hasil akhir ruangan yang lebih rapi dan nyaman mereka akan lebih memahami manfaat dari decluttering.

3. Ajarkan konsep "simpan, sumbangkan, atau buang"

ilustrasi ibu dan anak merapikan barang (freepik.com/freepik)

Salah satu metode decluttering yang efektif adalah dengan membagi barang ke dalam tiga kategori: simpan, sumbangkan, atau buang. Ajarkan anak-anak untuk mengevaluasi barang-barangnya berdasarkan kategori ini. Misalnya:

  • Simpan: Barang yang masih sering digunakan dan memiliki nilai penting bagi mereka.
  • Sumbangkan: Barang yang masih dalam kondisi baik tetapi sudah jarang digunakan. Jelaskan bahwa memberikan barang kepada orang lain yang membutuhkan adalah tindakan yang baik dan bermanfaat.
  • Buang: Barang yang sudah rusak atau tidak bisa digunakan lagi.

Metode ini tidak hanya membantu mengurangi jumlah barang yang tidak perlu, tetapi juga mengajarkan anak-anak nilai-nilai kepedulian terhadap sesama.

4. Batasi jumlah barang

ilustrasi menyumbangkan mainan sebelum membeli lagi (freepik.com/freepik)

Salah satu alasan mengapa rumah bisa cepat berantakan adalah karena terlalu banyak barang. Oleh karena itu, penting untuk membatasi jumlah barang yang dimiliki anak. Misalnya, buat aturan bahwa jika mereka ingin memiliki mainan baru, mereka harus menyingkirkan satu mainan lama terlebih dahulu.

Strategi ini membantu anak untuk lebih selektif dalam memilih barang yang benar-benar mereka butuhkan dan inginkan. Selain itu, mereka juga belajar untuk tidak mudah tergoda membeli sesuatu yang sebenarnya tidak terlalu diperlukan. Dengan cara ini, anak-anak akan lebih menghargai setiap barang yang mereka miliki.

5. Buat rutinitas decluttering secara berkala

ilustrasi keluarga melakukan decluttering bersama (freepik.com/tirachardz)

Decluttering bukanlah kegiatan sekali selesai, tetapi harus menjadi kebiasaan. Agar anak-anak terbiasa, buatlah jadwal decluttering secara rutin, misalnya setiap satu atau dua bulan sekali. Tandai tanggal di kalender atau menggunakan pengingat di ponsel untuk memastikan kegiatan ini dilakukan secara teratur.

Selain itu, ajak anak untuk meninjau ulang barang-barang mereka secara berkala. Barang yang sebelumnya dianggap penting mungkin sekarang sudah tidak dibutuhkan lagi. Dengan melakukan decluttering secara konsisten, anak-anak akan lebih mudah menjaga kerapihan dan mengurangi penumpukan barang yang tidak perlu.

Mengajarkan tentang decluttering sejak dini tidak hanya membantu anak dalam menjaga kebersihan dan kerapihan rumah, tetapi juga membentuk kebiasaan positif yang akan berguna bagi mereka hingga dewasa. Yuk, mulai ajarkan anak decluttering dari sekarang dan buat kegiatan ini menyenangkan bagi mereka!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Sani Eunoia
EditorSani Eunoia
Follow Us