Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Ngobrol dengan Anak tentang Nilai Rapor yang Buruk, Praktikkan!

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/@gustavo-fring/)
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/@gustavo-fring/)

Menjelang akhir semester, orangtua dan anak tentunya dengan cemas menunggu hasil rapor mereka. Menerima rapor yang mengejutkan bisa membuat kesal dan mungkin membuat frustrasi sebagai orangtua. Meskipun begitu, tidak semua orangtua merasa kesal di hari pembagian rapor, karena bisa jadi hari itu adalah hari yang membahagiakan. 

Rapor adalah demonstrasi konkret tentang apa yang berjalan dengan baik dan apa yang tidak. Alih-alih melihatnya sebagai evaluasi kinerja anak, orangtua dapat menggunakannya sebagai kesempatan untuk menyelidiki, meningkatkan kemampuan, serta pengalaman anak. Lantas, bagaimana caranya?

1. Dengarkan dulu, lalu ajukan pertanyaan

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/@ketut-subiyanto)
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/@ketut-subiyanto)

Anak tentunya memiliki rasa takut untuk dimarahi ketika mendapatkan nilai buruk. Hilangkan kecemasan anak dan katakan, bahwa sebagai orangtua kalian telah melihatnya dan ingin bekerja sama untuk memperbaiki nilainya yang kurang. Tentunya harus disampaikan dengan cara yang lembut.

Mulailah dengan menanyakan pendapat mereka tentang sekolah dan minta mereka menyebutkan beberapa keberhasilan sebelum berfokus pada tantangannya. Gunakan pembuka percakapan, seperti apa, kapan, dan bagaimana, alih-alih mengapa.

Kemudian renungkan kembali jawaban anak, sehingga mereka merasa didengarkan. Ingat, belas kasih orangtua mengenai tantangan yang dialami anak di sekolah akan menumbuhkan hubungan penting antara kalian dan anak.

2. Tetapkan tujuan yang realistis untuk semester berikutnya

ilustrasi ibu mengajarkan anaknya (pexels.com/@august-de-richelieu/)
ilustrasi ibu mengajarkan anaknya (pexels.com/@august-de-richelieu/)

Bersama-sama, jelajahi tujuan yang realistis untuk semester berikutnya berdasarkan kinerja mereka saat ini. Harapan apa yang mereka miliki untuk diri mereka sendiri? Jenis dukungan apa yang dapat membantu mereka?

Selain menanyakan harapan anak, kita sebagai orangtua juga perlu untuk menyampaikan harapan kita kepada anak. Tetapi ingat, jangan menuntut.

Jika anak merasa tidak disukai oleh seorang guru atau mereka tidak cocok dengan seseorang di lingkungan sekolah, maka atur pertemuan di sekolah dengan konselor, pekerja sosial (psikolog), atau kepala sekolah. Tujuannya adalah untuk mendiskusikan permasalahan yang terjadi dan mencari solusi yang tepat.

3. Pastikan dukungan yang memadai tersedia

ilustrasi anak belajar (pexels.com/@tima-miroshnichenko/)
ilustrasi anak belajar (pexels.com/@tima-miroshnichenko/)

Nilai rendah di sekolah kemungkinan ada sesuatu yang terjadi dan inilah saatnya untuk mengatasinya sekarang. Tak hanya memberi dukungan saja, sebagai orangtua kalian juga perlu untuk menyediakan berbagai kebutuhan yang menunjang proses belajar anak.

Dengan terpenuhinya kebutuhan belajar anak, bukan tidak mungkin bahwa anak akan semakin termotivasi untuk belajar. Apalagi anak telah mengetahui, bahwa orangtuanya sangat mendukungnya. 

4. Hindari memarahi dan memberikan hukuman

ilustrasi memarahi anak (pexels.com/@gabby-k/)
ilustrasi memarahi anak (pexels.com/@gabby-k/)

Alih-alih memikirkan untuk memberi hukuman atas nilai rapor buruk anak, cobalah untuk  mempertimbangkan konsekuensi logis. Hukuman tidak efektif karena tidak mengajarkan keterampilan apa pun, lho.

Saat orangtua bekerja sama untuk menetapkan dukungan yang memotivasi, maka akan mengaktifkan fokus penting dan perhatian berkelanjutan pada anak. Alhasil, anak dapat mencapai hasil terbaik.

5. Atur rutinitas yang efektif untuk belajar di rumah

ilustrasi anak belajar bersama ibu (pexels.com/@olly/)
ilustrasi anak belajar bersama ibu (pexels.com/@olly/)

Meskipun orangtua adalah sosok yang paling mengenal anaknya, ini adalah pendekatan kolaboratif yang paling berhasil. Bersama-sama, bicarakan tingkat keterlibatan kita sebagai orangtua dalam tugas sekolah mereka.

Pahami pola belajar dan mulailah obrolan dengan anak tentang cara terbaik untuk menyelesaikan pekerjaan rumah alias PR mereka. Kemudian lakukan brainstorming sebuah rencana untuk melakukan rutinitas belajar efektif.

Pada intinya, hal yang terpenting adalah jangan memarahi dan jangan menghukumnya. Dekati anak dan jadilah sahabat terbaik mereka. Bantu mereka juga untuk bisa meningkatkan nilai rapornya di semester mendatang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Latisha Asharani
EditorLatisha Asharani
Follow Us