5 Kebiasaan Orangtua yang Mendorong Anak Menjauh, Bikin Gak Nyaman

Beberapa orangtua gemar mengkritik anaknya khususnya ketika tengah marah, kecewa, atau kelelahan. Dengan kata lain, mereka melampiaskan emosi mereka kepada sang anak sehingga apa pun yang anak lakukan tampak salah di mata mereka.

Pada jangka panjang, ini akan berdampak pada psikologis anak. Mereka akan selalu berpikir bahwa mereka tak bisa melakukan sesuatu dengan benar. Akibatnya, anak punya self-esteem yang rendah dan cenderung kurang percaya diri.

Orangtua seharusnya menjadi tempat curhat terbaik yang bisa dipercaya sang anak. Artinya, mereka bisa mendengarkan, memvalidasi, dan menyimpan rahasia sang anak untuk diri mereka sendiri. Ini tentunya akan membuat sang anak merasa aman dan lebih terbuka.

Sebaliknya, jika mereka menyepelekan apa yang dirasakan anak dan bahkan membocorkan rahasianya kepada orang lain, ini justru dapat membuat orangtua kehilangan kepercayaan anak. Sebab, anak merasa dipermalukan sehingga enggan menceritakan apa pun kepada mereka.

Sebagai orangtua, kita ingin yang terbaik untuk anak. Karenanya penting untuk mengarahkan langkah apa yang perlu mereka ambil. Namun memaksakan kehendak tentu bukan hal yang tepat.

Bagaimanapun, anak punya kuasa penuh atas kehidupannya sendiri. Mereka yang akan menjalani kehidupannya. Oleh karena itu, berikanlah mereka kebebasan untuk memilih. Ini sekaligus melatih kemampuan pengambilan keputusan anak di masa mendatang.

Sering kali orangtua bekerja terlalu keras demi menyediakan fasilitas terbaik untuk anak. Memang betul, semua yang orangtua lakukan semata-mata hanya untuk anak. Namun anak tak hanya membutuhkan hal-hal yang bersifat materiel. Mereka juga perlu kasih sayang dan kehadiran orangtuanya.

Oleh karena itu, sempatkanlah waktu untuk berinteraksi dengan anak meski sebatas membacakan dongeng sebelum tidur. Jika memungkinkan, agendakan liburan keluarga rutin untuk merekatkan hubungan dengan sang anak sekaligus melepas penat yang menjemukan.

Mari akui bersama, meskipun setiap orangtua mengaku menyayangi semua anaknya, tapi ada suatu masa di mana mereka melakukan hal sebaliknya. Ini terlihat dari cara mereka memperlakukan tiap anak. Mungkin mereka tak merasa demikian, namun sang anak-lah yang akan menyadarinya.

Misalnya, orangtua membebankan semua pekerjaan rumah kepada anak perempuan dan sangat memanjakan anak laki-lakinya. Padahal, itu seharusnya menjadi tanggung jawab bersama. Dalam jangka panjang, ini dapat memicu konflik antar saudara. 

Menjalin hubungan yang harmonis dengan anak bisa berdampak baik untuk tumbuh kembang anak, lho. Gak hanya secara fisik, namun juga secara emosional. Oleh karena itu, sebaiknya hindari hal-hal yang justru membuat kedekatan orangtua dan anak menjadi renggang.