5 Kelebihan dan Kekurangan Jadi Bapak Rumah Tangga, Benar Gak?

Di dalam rumah tangga, ibu rumah tangga biasanya bertugas menyelesaikan pekerjaan rumah, sedangkan sang suami pergi bekerja. Namun, bagaimana jika peran tersebut ditukar?
Muncul kemudian istilah bapak rumah tangga, yakni suami yang berperan mengurusi urusan rumah tangga. Hal ini dilakukan karena mungkin sang istri harus bekerja dan salah satu darimu harus mengalah untuk menyelesaikan pekerjaan rumah.
1. Stereotype dan stigma

Salah satu masalah umum yang dihadapi para ayah rumah tangga adalah stereotip dan stigma yang mereka hadapi. Hal ini dapat mencakup penilaian mengenai maskulinitas dan etos kerja mereka.
Dilansir Healthline, survei Pew Research Center pada tahun 2013 menemukan, meskipun 51 persen orang Amerika berpendapat bahwa anak akan lebih baik jika memiliki ibu di rumah dibandingkan di tempat kerja, hanya 8 persen yang mengatakan bahwa anak akan lebih baik jika memiliki ayah yang tinggal di rumah. Menghadapi pandangan negatif ini bisa jadi sangat sulit dan tekanan masyarakat dapat membuat laki-laki ingin kembali bekerja.
"Ayah yang tinggal di rumah terkadang secara keliru digambarkan sebagai orang yang malas, tidak mengerti, atau kurang maskulin. Stereotip berbahaya ini dapat memengaruhi perasaanmu terhadap struktur keluarga, dan dapat menimbulkan rasa malu atau cemas. Klasifikasi semacam ini bersifat membatasi dan sering kali didasarkan pada kesalahpahaman," jelas Catherine Crider, seorang guru pendidikan dasar, dilansir Healthline.
2. Kurangnya dukungan

Penilaian negatif ini bisa datang dari orang-orang yang biasanya juga menjadi pendukung. Kakek-nenek dan anggota keluarga atau teman lainnya mungkin mengungkapkan perasaan negatif terhadap anak-anak yang dibesarkan terutama oleh ayah mereka. Mereka mungkin merasa tidak nyaman dengan pengaturan ini atau mungkin tampak bertentangan dengan ekspektasi budaya mereka.
"Ayah yang tinggal di rumah dan unit keluarga secara keseluruhan mungkin mendapat lebih sedikit dukungan dari keluarga besar dan sistem pendukung dibandingkan jika ibu tinggal di rumah atau kedua orang tuanya bekerja," tambah Crider.
3. Memberi kendali atas jadwalmu

Menjadi ayah yang tinggal di rumah memberimu kebebasan dan kendali atas jadwalmu. Kamu mempunyai kebebasan untuk memilih bagaimana kamu menghabiskan hari-harimu dan dapat memprioritaskan kebutuhan anakmu.
Laman Daily Daddy Dose menjelaskan, bahwa menyaksikan peristiwa penting dalam kehidupan anakmu adalah pengalaman berharga yang sayang untuk kamu lewatkan. Dari langkah pertama hingga kata-kata pertama mereka, kamu harus selalu ada untuknya.
4. Membantu istri

Keuntungan lain menjadi ayah yang tinggal di rumah adalah kesempatan untuk menghilangkan tekanan dari pasanganmu. Ini bisa banget membuat hubunganmu makin kuat dan harmonis karena terjadinya dukungan antara satu sama lain.
Dengan mengambil peran sebagai pengasuh utama, kamu mengizinkan pasanganmu untuk fokus pada kariernya atau tanggung jawab lainnya tanpa tekanan tambahan dalam mengelola pengasuhan anak. Bisa banget mengurangi stres sang istri, deh!
5. Membangun ikatan yang kuat dengan anak

Ini juga merupakan manfaat yang signifikan. Menghabiskan waktu berkualitas bersama setiap hari memungkinkan membentuk hubungan yang mendalam dan memahami satu sama lain dengan lebih baik.
Ikatan ini dapat memberikan dampak positif jangka panjang terhadap kesejahteraan dan perkembangan emosi anakmu. Bermanfaat banget, bukan?
Nah, kelebihan dan kekurangan di atas bisa banget jadi bahan pertimbanganmu jika kamu ingin memutuskan menjadi bapak rumah tangga. Tidak ada yang salah asalkan kamu berkomunikasi dan membuat kesepakatan bersama pasanganmu.