Sekompak-kompaknya sebuah ikatan persaudaraan yang terjalin di dalam rumah, tidak selalu menjamin bahwa keharmonisan itu tak dapat rusak. Beberapa perkara sepele biasanya diam-diam menjangkiti satu orang hingga menimbulkan ketidaknyamanan pada semua pihak.
Di antara masalah yang ada, beberapa perkara ini cenderung membuat sebuah kekeluargaan--khususnya antar saudara jadi kacau balau lho! Apa saja?
Hanya karena kita satu keluarga, bukan berarti tidak ada wewenang untuk meluruskan seseorang yang salah. Dengan tameng sikap nggak enakan ini, kita akan dibuat stres dan cenderung berselisih karena nggak bisa memperbaiki keadaan. Apalagi jika situasi yang dihadapi berkenaan dengan sifat buruk seseorang, sudah pasti hal tersebut akan membawa dampak tidak baik dalam rumah.
Hendaknya kita mengambil sikap dengan memberitahu orang-orang tersebut bahwa apa yang dilakukan adalah perbuatan yang merugikan.
Dalam sebuah rumah, sudah tidak asing jika kita menemukan aturan tak tertulis yang harus diikuti apabila kita adalah bagian dari mereka atau baru saja menjadi bagian dari keluarga tersebut. Aturan yang dibuat ada dua macam, condong ke arah negatif dan positif. Misalnya saja, tidak boleh bicara saat makan, anak-anak wajib pergi beribadah, tidak diperkenankan menyetel musik keras-keras, dan lainnya.
Biasanya, aturan tersebut akan memiliki pertentangan, baik bagi yang sudah lama tumbuh dan tinggal di sana, maupun dari sisi keluarga baru seperti menantu atau ipar. Jika terdapat perbedaan, janganlah kita mengambil jalan perselisihan, ada baiknya perkara tersebut didiskusikan dengan baik dan ambil jalan tengah yang seimbang bagi kedua belah pihak.
Jangan heran jika dalam satu waktu kamu menemukan mengapa keluarga besarmu terpecah jadi beberapa kubu karena masalah sepele, bisa jadi itu dihadirkan lantaran ada orang yang sering mengadu domba demi kepentingan pribadi.
Jika sudah begini, kamu jangan ikut-ikutan terjerumus dalam drama tersebut, baiknya kamu menjaga jarak sesaat, perhatikan dari jauh dan ambil langkah tegas apabila kondisi sudah semakin parah.
Hindari memihak seseorang secara berlebihan, karena siapa tahu, orang yang kamu bela adalah pemicu dari munculnya bencana antar saudara tersebut.
Kamu mungkin terbiasa meminta uang kepada orangtua di saat usiamu sudah terlampau dewasa untuk mencari sumber penghidupan sendiri, namun orang-orang di sekitarmu akan terganggu dengan itu, terlebih jika orangtuamu sudah berupaya keras dan kamu tidak peduli.
Jangankan urusan uang, bahkan untuk keperluan sendiri, seperti cuci baju dan piring, senantiasa kamu limpahkan pada oranglain, padahal kamu bisa melakukannya sendiri.
Ingat, kamu bukanlah raja, sekitarmu tidak dibayar untuk melakukan urusan itu, mereka punya masalah masing-masing, dan satu waktu mereka akan meninggalkanmu dan saudaramu bisa berbalik memusuhimu. Hindari kemungkinan tersebut, mulailah berdiri, angkat piringmu dan bersihkan sendiri.
Hal yang paling mengerikan adalah jika sebuah keluarga sudah berurusan dengan uang, hal ini bisa membuat perang antar saudara. Percayalah, akan ada orang-orang tamak dan gila harta, orang-orang yang butuh namun takut bersuara, dan orang-orang yang santai enggan mau ikut campur.
Jika sudah begini, emosi dan adu otot bisa jadi jalan pintas untuk menyingkirkan orang-orang yang dirasa tidak perlu. Bijaklah dalam mengelola warisan, jika kamu tidak mampu mengurus, datangkan ahli, buat keputusan yang adil dan belajarlah menerima. Jangan sampai kamu kehilangan saudara hanya demi angka.
Itulah beberapa perkara yang sering menimbulkan perselisihan antar saudara hingga keluarga besar, tentu kita akan terus menghadapi permasalahan semasa hidup, namun ada baiknya jika kita tak selalu memenangkan ego sendiri, sebab kehidupan ini adalah tentang bersaudara.
Nyaris mustahil kita dapat bertahan tanpa oranglain, namun jangan terlalu polos hingga kamu rela ditindas secara terus-menerus. Bicarakan. Karena segala sesuatu yang dijalankan tanpa mengetahui perasaan masing-masing adalah sia-sia. Terus bangun kerukunan dan jangan goyah menghadapi rintangan!