5 Sikap Orang Tua Saat Anak Mulai Aktif Bercerita Banyak Hal

Enam tahun pertama usia anak merupakan tahun-tahun emas bagi anak dalam mengembangkan dirinya. Di tahun-tahun tersebut, anak akan mulai banyak melakukan aktivitas dan ia akan sering bertanya kepada orang tuanya tentang berbagai hal. Tidak hanya itu, anak juga akan akan aktif bercerita tentang segala sesuatu yang baru ia ketahui kepada orangtuanya.
Agar anak mendapatkan ruang dalam berbagi ceritanya kepada orangtua, berikut ini 5 sikap yang perlu orangtua lakukan saat anak mulai aktif bercerita banyak hal.
1. Berikan perhatian pada anak dengan mendengarkan ceritanya

Anak akan sangat senang ketika mendapatkan perhatian dari orangtuanya saat ia sedang bercerita. Jangan lupa selipkan ekspresi yang mendukung cerita atau pernyataan yang sedang anak ucapkan. Misalnya, jika ia sedang bercerita tentang pengalamannya melihat anak kucing yang sakit, maka tunjukkan mimik prihatin atau sedih.
Ini akan membuat anak merasa orangtuanya juga menaruh empati dengan kisah yang ia bawakan tersebut. Begitu juga saat anak menceritakan hal bahagia dalam hidupnya, maka ia akan akan menunjukkan mimik bahagia seperti tersenyum dan tertawa. Ikutlah berbahagia saat anak sedang larut dalam ceritanya tersebut.
2. Buat ia nyaman dalam bercerita

Anak akan merasa nyaman saat orangtuanya bisa menjadi pendengar sekaligus teman diskusi yang baik saat ia tengah bercerita. Misalnya, ketika anak sedang bercerita tentang teman bermainnya, jangan lupa untuk bertanya siapa nama temannya tersebut.
Buatlah momen tersebut tidak kaku di mana orangtua melakukan dialog interaktif dengan sang anak. Namun ingat, jangan memotong pembicaraaanya ketika anak sedang asyik bercerita. Ini akan mengganggu konsentrasinya. Lebih baik dengarkan ia hingga selesai baru kemudian bertanya seputar cerita yang anak katakan.
3. Beri ia pemahaman yang benar jika anak bertanya sesuatu

Anak membutuhkan pemahaman atas apa yang ia peroleh dan ia amati di sekitarnya. Untuk itu jangan ragu menyelipkan nilai edukasi tatkala anak bercerita.
Misalnya, jika anak bercerita tentang pengalaman tangannya yang kesakitan lantaran tak sengaja menyentuh setrika, maka sebagai orangtua perlu untuk memberi pemahaman bahwa setrika dan alat pengantar panas lainnya berbahaya jika disentuh telapak tangan. Dengan begitu anak akan belajar untuk lebih hati-hati lagi ke depannya.
4. Hindari melakukan ativitas lain saat mendengar anak bercerita

Saat mendengarkan anak bercerita, maka orangtua perlu fokus untuk mendengarkan cerita sang anak. Hindari melakukan aktivitas lain yang dapat merusak momen, misalnya dengan bermain gadget atau kegiatan lain yang akhirnya membuat orangtua tidak fokus mendengarkan cerita dari anak.
Jika orangtua kehilangan fokus, anak bisa saja tak mau lagi bercerita banyak hal kepada orangtua di lain waktu.
5. Jangan lupa untuk mengucapkan terimakasih padanya atas cerita yang ia tuturkan

Anak akan senang ketika diberikan apresiasi atas apa yang ia lakukan, begitu juga ketika anak sudah selesai bercerita. Jangan lupa ucapkan terimakasih diikuti senyuman yang ikhlas kepadanya. Anak akan sangat senang karena orangtuanya benar-benar menyimak dan perhatian padanya saat anak sedang bercerita.
Selain mengucapkan terimakasih kepada anak, jangan lupa pula untuk memberikannya pelukan hangat agar anak merasa nyaman dan dihargai oleh orangtuanya.
Demikian 5 sikap orangtua saat anak mulai aktif bercerita banyak hal. Orangtua sudah seharusnya aktif dan memberi ruang bagi anak agar bisa menyampaikan cerita dan gagasan yang ia peroleh dari sekitar. BerikanĀ anak kenyamanan ketika mereka mulaiĀ bercerita.Ā