5 Sikap Orangtua yang Bantu Anak Pahami Tanggung Jawab atas Pilihannya

- Anak perlu diberi ruang untuk memilih pilihan mereka sendiri, bahkan untuk hal-hal sederhana.
- Orangtua bisa membantu anak dengan menjelaskan konsekuensi dari setiap keputusan yang diambil secara jelas dan ramah.
- Konsistensi dalam memberikan aturan menjadi tanda bahwa setiap aturan harus dihormati, menciptakan rasa aman bagi anak.
Setiap anak akan tumbuh dengan membawa mimpi, pilihan, dan keputusan yang berbeda. Namun, tidak semua anak memahami bahwa setiap pilihan selalu diikuti oleh konsekuensi. Di sinilah peran orangtua menjadi penting untuk menuntun mereka belajar tanggung jawab.
Orangtua tidak bisa terus-menerus mengambil alih keputusan anak. Justru, anak perlu ruang untuk mencoba, gagal, dan belajar dari pengalaman itu. Melalui beberapa sikap berikut orangtua dapat membantu anak lebih siap menghadapi kehidupan.
1. Memberi ruang bagi anak untuk memilih

Anak perlu diberi kesempatan untuk menentukan pilihannya sendiri, bahkan untuk hal-hal sederhana. Misalnya, memberi kesempatan mereka memilih baju yang ingin dipakai atau aktivitas yang ingin dilakukan. Dari pilihan sederhana, anak akan belajar bahwa ia punya kendali atas dirinya sendiri.
Saat orangtua memberi ruang tersebut, anak merasa dipercaya. Rasa percaya iu yang membuatnya lebih berani untuk mengambil keputusan yang lebih besar di kemudian hari. Anak pun akan memahami bahwa setiap keputusannya adalah bagian dari proses belajar.
2. Menjelaskan mengenai konsekuensi dengan jelas

Sering kali anak hanya melihat sisi menyenangkan dari sebuah pilihan. Sehingga oangtua bisa membantu mereka dengan menjelaskan konsekuensi yang akan muncul dari setiap keputusan yang diambil. Penjelasan sederhana membuat anak lebih sadar akan akibat dari setiap tindakannya.
Namun, penting bagi orangtua untuk tidak menakut-nakuti. Sebaliknya, gunakan bahasa yang netral dan ramah agar anak mau mendengarkan sehingga lebih mudah memahami. Dengan begitu, anak akan belajar mempertimbangkan sebelum melangkah.
3. Konsisten dalam memberikan aturan

Anak akan bingung apabila aturan yang diberikan kepada mereka berubah-ubah sesuai mood orangtua. Konsistensi dalam memberikan aturan menjadi tanda bahwa setiap aturan memang harus dihormati. Dari hal itu, anak belajar bahwa tanggung jawab tidak bisa ditawar-tawar.
Konsistensi terhadap aturan juga menciptakan rasa aman bagi anak. Mereka menjadi tahu apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Dengan demikian, mereka lebih mudah memahami hubungan antara pilihan dan tanggung jawab.
4. Menjadi teladan yang nyata

Setiap anak cenderung akan meniru sikap orangtuanya. Jika orangtua bisa menunjukkan bagaimana sikap bertanggung jawab atas pilihan sendiri, maka anak akan merekam itu sebagai contoh nyata. Pasalnya tindakan nyata lebih kuat daripada sekadar nasihat.
Misalnya, orangtua yang menepati janji akan mudah dihormati oleh anak. Dari hal itu, anak akan belajar bahwa ucapan dan tindakan harus selaras. Teladan yang nyata adalah cara paling efektif untuk mengajarkan tanggung jawab kepada anak.
5. Mendampingi tanpa menghakimi

Saat anak salah dalam memilih, maka orangtua perlu hadir bukan untuk menghakimi, melainkan berusaha mendampingi. Setiap anak membutuhkan rasa aman agar berani mengakui kesalahannya. Jika langsung dimarahi, mereka justru akan takut untuk bertanggung jawab.
Dengan mendampingi, orangtua bisa membantu anak untuk mengevaluasi pilihannya. Dari hal itu, mereka akan belajar bahwa kesalahan bukan akhir dari segalanya, melainkan bagian dari proses untuk tumbuh. Sikap demikian akan membentuk anak yang lebih tangguh dalam menghadapi kehidupan.
Tanggung jawab tidak lahir begitu saja, melainkan harus dipupuk sejak kecil melalui pengalaman dan bimbingan. Dengan lima sikap di atas, orangtua dapat menuntun anak memahami bahwa setiap pilihan membawa konsekuensi. Pada akhirnya, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang lebih bijak, mandiri, dan siap menghadapi dunia.