Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tanda Middle Child Syndrome, Masalah Si Anak Tengah

Ilustrasi tiga bersaudara (pexels.com/Aleksandar Andreev )
Intinya sih...
  • Anak tengah sering merasa kurang perhatian dari orang tua dan merasa terpinggirkan
  • Anak tengah memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi dan sering menjadi mediator dalam konflik keluarga
  • Anak tengah seringkali kesulitan menemukan identitas mereka dalam keluarga dan merasa keputusan mereka tidak dihargai sebanding dengan anggota keluarga lainnya

Sebagai anak tengah dalam sebuah keluarga, mungkin terkadang kamu merasa bahwa peranmu tidak sama dengan kakak atau adikmu. Ternyata, hal ini dapat menciptakan apa yang dikenal sebagai "Middle Child Syndrome" atau sindrom anak tengah. Middle child syndrome adalah keyakinan bahwa anak tengah kurang mendapat perhatian, cenderung dikucilkan, atau diabaikan dibandingkan kakak dan adiknya.

Menurut studi pada jurnal Zhytomyr Ivan Franko State University Journal Рedagogical Sciences, istilah sindrom anak kedua atau tengah pertama kali dicetuskan oleh Alfred Adler, seorang dokter dan psikoterapis yang mengembangkan teori urutan kelahiran.

Meskipun bukan sebuah kondisi medis, banyak ahli percaya bahwa anak tengah dapat mengalami tantangan dan perasaan tertentu yang unik dalam keluarga mereka. Dalam artikel ini, kita akan membahas lima tanda umum yang menunjukkan bahwa seseorang mungkin terkena Middle Child Syndrome.

1. Rasa pengabaian dan kurangnya perhatian

Ilustrasi bersama saudara (pexels.com/cottonbro studio)

Salah satu tanda utama Middle Child Syndrome adalah rasa pengabaian atau kurangnya perhatian dari orang tua. Anak tengah seringkali merasa bahwa perhatian lebih banyak diberikan kepada kakak atau adik, yang mungkin menjadi fokus utama dalam keluarga. Orang tua cenderung memberikan perhatian yang lebih intens pada anak pertama karena mereka adalah "pionir" dalam memahami peran sebagai orang tua, sementara anak bungsu sering mendapatkan perhatian khusus karena mereka yang terakhir.

Anak tengah, di sisi lain, mungkin merasa terpinggirkan dan kurang diakui. Rasa ini bisa berkembang menjadi keinginan untuk mencari perhatian atau bahkan bersaing dengan anggota keluarga lainnya untuk mendapatkan tempat yang layak. Penting bagi orang tua untuk menyadari perasaan anak tengah ini dan memberikan waktu dan perhatian yang cukup kepada mereka.

2. Kemampuan adaptasi yang tinggi

Ilustrasi bersama keluarga (pexels.com/Monstera Production)

Meskipun mungkin terasa sulit menjadi anak tengah, banyak anak dengan Middle Child Syndrome diketahui memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi. Mereka seringkali menjadi mediator dalam konflik keluarga atau memiliki kemampuan sosial yang baik karena kebutuhan untuk bergaul dengan berbagai anggota keluarga. Keterampilan ini dapat membantu mereka dalam berbagai situasi kehidupan, tetapi seiring waktu, mereka mungkin juga merasa terbebani oleh peran mediator ini.

Anak tengah yang terampil dalam adaptasi juga dapat menjadi sangat fleksibel dan dapat berkontribusi positif dalam kelompok. Namun, orang tua perlu memastikan bahwa anak tengah tidak merasa dimanfaatkan dan tetap memberikan perhatian yang adil kepada mereka.

3. Rasa kehilangan identitas

ilustrasi seseorang bingung (pexels.com/Pixabay)

Tanda lain dari Middle Child Syndrome adalah rasa kehilangan identitas atau sulit menemukan peran yang jelas dalam keluarga. Anak tengah seringkali mencari cara untuk membedakan diri mereka dari saudara-saudara mereka. Ini dapat mencakup pengembangan minat atau bakat khusus, mencoba menjadi unik dalam cara berpakaian, atau bahkan mencari teman di luar keluarga untuk merasa lebih dihargai.

Orang tua dapat membantu anak tengah dengan memberikan ruang untuk mengeksplorasi minat mereka sendiri dan mengakui pencapaian mereka. Dengan memberikan dukungan ini, orang tua dapat membantu anak tengah menemukan identitas mereka sendiri tanpa harus bersaing dengan kakak atau adik.

4. Perasaan tidak diperhatikan dalam pengambilan keputusan

ilustrasi seseorang ayah sedang berbincang dengan anaknya (pexels.com/Monstera Production)

Anak tengah mungkin merasa bahwa pendapat dan keputusan mereka tidak dihargai sebanding dengan anggota keluarga lainnya. Ini bisa menjadi hasil dari perasaan bahwa mereka selalu berada di tengah-tengah, bukan yang pertama atau yang terakhir. Dalam keluarga, keputusan seringkali dibuat oleh orang tua atau anak pertama, sementara anak tengah merasa seperti mereka terpinggirkan dalam proses pengambilan keputusan.

Orang tua dapat membantu mengatasi perasaan ini dengan secara aktif melibatkan anak tengah dalam pengambilan keputusan keluarga. Mendengarkan dan menghargai pendapat mereka dapat memberikan rasa tanggung jawab dan nilai diri yang lebih tinggi.

5. Kreativitas dan keberanian yang luar biasa

ilustrasi pesta kostum di rumah (pexels.com/Mikhail Nilov)

Meskipun ada tantangan, banyak anak tengah yang mengembangkan kreativitas dan keberanian yang luar biasa. Mereka seringkali mencari cara inovatif untuk menarik perhatian atau menunjukkan kemampuan mereka. Keberanian ini mungkin datang dari kebutuhan untuk bersaing dengan saudara-saudara mereka atau sekadar menemukan tempat mereka dalam keluarga.

Orang tua perlu memberikan dorongan positif untuk membantu anak tengah mengembangkan bakat dan minat mereka. Ini dapat mencakup dukungan finansial untuk kegiatan ekstrakurikuler atau sekadar memberikan pujian dan pengakuan atas prestasi mereka.

Middle Child Syndrome, meskipun bukan kondisi medis, tetap menjadi fenomena yang dapat memengaruhi kehidupan anak tengah. Penting untuk diingat bahwa setiap anak unik dan pengalaman Middle Child Syndrome dapat bervariasi. Orang tua memiliki peran penting dalam membantu anak tengah merasa dihargai dan diakui dalam keluarga.

Mengakui tanda-tanda Middle Child Syndrome adalah langkah pertama dalam memahami perasaan dan pengalaman anak tengah. Dengan memberikan perhatian yang seimbang, dukungan, dan apresiasi kepada anak tengah, orang tua dapat membantu mereka tumbuh menjadi individu yang percaya diri dan bahagia, tanpa merasa terpinggirkan dalam keluarga mereka.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Azizatul Mahfida Inayati
EditorAzizatul Mahfida Inayati
Follow Us