Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Membantu Remaja yang Mengalami Depresi, Beri Dukungan!

ilustrasi anak remaja mengalami depresi (pexels.com/Kindel Media)
ilustrasi anak remaja mengalami depresi (pexels.com/Kindel Media)

Usia remaja merupakan fase di mana seorang anak tumbuh semakin dewasa dan mulai mencari jati dirinya. Pada masa ini, emosi remaja menjadi tidak stabil karena mereka mengalami fluktuasi hormonal yang dapat memengaruhi suasana hati dan perilaku.

Hal tersebut pun menyebabkan anak remaja mudah mengalami depresi. Walaupun perasaan sedih, murung, dan mudah marah merupakan hal yang wajar terjadi pada usia remaja, tapi ketika hal itu berubah menjadi berlebihan ditambah rasa putus asa yang dominan, maka ini bisa menjadi masalah.

Sebagai orangtua, penting untuk mengambil langkah yang tepat saat anak remaja mengalami depresi. Selain memberikan dukungan penuh, orangtua juga perlu memahami persoalan yang dialami oleh sang anak. Berikut beberapa tips yang bisa dilakukan orangtua untuk membantu remaja yang mengalami depresi.

1.Ketahui masalah yang tengah dialami

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Anastasia Shuraeva)
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Anastasia Shuraeva)

Orangtua perlu mengetahui penyebab anak remaja mengalami depresi. Bagaimanapun, anak remaja juga memiliki permasalahan hidup seperti halnya yang dialami oleh orang dewasa. Bersikaplah terbuka dan penuh perhatian.

Sebutkan perubahan perilaku yang kamu lihat dan ajukan pertanyaan tentang pengalaman mereka, seperti ‘Apa yang membuat harimu terasa berat akhir-akhir ini?’. Sebab, mengajukan pertanyaan tersebut bisa membuat anak merasa dipedulikan oleh orangtuanya. Di samping itu, mereka akan mulai terbuka dan bersedia menceritakan pengalaman yang tengah dialaminya.

2.Hindari meremehkan persoalan dan perasaannya

ilustrasi anak kesal (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi anak kesal (pexels.com/RDNE Stock project)

Ketika anak sudah mulai terbuka dan mau menceritakan persoalan yang tengah dialami, di sinilah peran orangtua diuji. Terkadang, orangtua cenderung meremehkan persoalan yang dialami anak. Mereka lupa bahwa persoalan yang dianggap remeh tersebut, mungkin merupakan beban yang cukup berat bagi sang anak.

Mengutip WebMD, seorang penulis, Amber Felton dan sudah diulas secara medis oleh dokter spesialisas di bidang pediatri, Poonam Sachdev, MD, menuliskan bahwa orangtua sebaiknya tidak meremehkan atau mengabaikan perasaan dan masalah yang tengah dihadapi oleh sang anak. Karena melakukan hal tersebut justru bisa membuat anak merasa tidak dihargai dan pada akhirnya enggan untuk terbuka lagi kepada orangtuanya.

Di samping itu, memberi kesempatan bagi anak untuk mengatasi permasalahan hidupnya sendiri merupakan cara yang tepat. Hal ini bertujuan agar mereka bisa belajar menjadi pribadi yang mandiri. Apabila kamu ingin membantu, sebaiknya tawarkan bantuan terlebih dahulu dan bantulah mereka jika diminta.

3.Berikan dukungan penuh

ilustrasi ibu dan anak perempuannya (freepik.com/tirachardz)
ilustrasi ibu dan anak perempuannya (freepik.com/tirachardz)

Ketika remaja mengalami depresi, hal yang sebenarnya mereka butuhkan adalah dukungan dari orang-orang terdekat. Sebab, depresi bisa membuat penderitanya mengalami rasa kesepian dan kesendirian yang mendalam.

Meskipun anak remaja sering kali berusaha untuk menutupi kesedihan yang dialami, tapi dengan adanya perhatian yang diberikan dari orangtua bisa membuat remaja tidak merasa sendirian. Oleh karenanya, ciptakanlah lingkungan keluarga yang sehat dan mendukung.

Misalnya, tidak ikut marah ketika suasana hati anak sedang tidak baik-baik saja, mendengarkan dengan saksama keluh kesah anak, dan ajak mereka berlibur ke tempat yang mereka sukai. Selain itu, mengutip Healthline, seorang penulis dalam laman tersebut, Crystal Raypole dan sudah ditinjau secara medis oleh psikolog berlisensi, Akilah Reynolds, PhD, menuliskan bahwa jika kamu biasanya tidak mengizinkan anakmu untuk ikut acara menginap atau nongkrong bersama teman-temannya, maka kamu bisa membuat pengecualian pada kondisi ini sampai gejala depresinya membaik.

“Cara terbaik untuk menunjukkan dukungan adalah dengan menempatkan dirimu pada posisi anak remajamu. Tunjukkan pengertian, simpati, dan empati pada mereka,” kata Felton.

4.Dorong perawatan diri

ilustras ibu dan anak minum segelas air putih (pexels.com/Monstera Production)
ilustras ibu dan anak minum segelas air putih (pexels.com/Monstera Production)

Perawatan diri merupakan salah satu langkah yang bisa kamu tempuh untuk membantu anak remajamu dalam melewati fase depresi. Misalnya, berikan makanan sehat untuk membantu meningkatkan suasana hati dan memperbaiki gejala depresinya.

“Kamu mungkin mempertimbangkan untuk menyimpan buah-buahan, seperti apel, pisang, dan alpukat ke dalam kulkas, sehingga ketika anak remajamu lapar, mereka bisa langsung memakannya. Selain itu, pertimbangkan juga untuk membuat sendiri camilan sehat yang terbuat dari bahan-bahan kaya nutrisi, seperti vitamin B, magnesium, dan zat besi untuk meringankan gejala depresi,” kata Madely Brown, selaku penulis dan sudah diulas secara medis oleh psikolog klinis Cydney Ortiz, PsyD, dikutip PsychCentral.

Tak hanya berupa makanan sehat, kamu pun dapat mengajak anak remajamu untuk melakukan aktivitas fisik bersama yang menenangkan, seperti mengikuti kelas yoga, meditasi, atau jalan-jalan sore di taman. Melakukan banyak aktivitas fisik bisa membantu melupakan sejenak kesedihan yang tengah dialami.

5.Beri mereka ruang dan waktu untuk menenangkan diri

ilustrasi kedekatan ibu dan anak (freepik.com/freepik)
ilustrasi kedekatan ibu dan anak (freepik.com/freepik)

Ketika melihat anak remaja depresi, kebanyakan orangtua terlalu terburu-buru meminta anak supaya berterus terang secara langsung mengenai apa yang tengah dialaminya. Padahal, memaksa anak untuk berbicara saat mereka belum mau melakukannya, bisa membuat anak semakin tertekan.

Ketahuilah bahwa anak juga memiliki batasan yang seharusnya dihormati. Jadi, apabila mereka tidak ingin bicara, maka sebaiknya jangan dipaksa. Selain itu, beri mereka ruang dan waktu untuk menenangkan diri.

Jika biasanya kamu selalu mendorong anak remajamu untuk ikut terlibat dalam tanggung jawab rumah tangga, di kondisi sekarang kamu mungkin dapat memberi kelonggaran agar anak beristirahat terlebih dahulu. Sebab, depresi bisa menguras energi dan menghalangi seseorang untuk melakukan aktivitas seperti biasa.

Depresi tidak hanya dialami oleh orang dewasa, melainkan juga pada anak remaja. Orangtua memiliki peran penting untuk membantu mengurangi gejala depresi sekaligus  memberikan tempat yang aman untuk anak mereka. Dengan menerapkan beberapa cara di atas, diharapkan gangguan depresi pada remaja bisa berkurang.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Delvi Ayuning
EditorDelvi Ayuning
Follow Us