Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Menangani Anak yang Tidak Mau Diam, Cari Cara yang Tepat!

ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)
ilustrasi ibu dan anak (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Membesarkan anak memang bukanlah hal yang mudah, apalagi jika anak tersebut memiliki energi yang penuh dan tidak mau diam karena bisa menjadi tantangan tersendiri bagi para orangtua. Anak-anak yang seperti ini biasanya akan selalu memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, energi yang seolah tidak pernah habis, hingga imajinasi yang cukup luas, sehingga perlu penanganan yang tepat dalam menjaganya.

Menangani anak yang tidak mau diam bukan berarti harus memaksa mereka untuk duduk tenang sepanjang waktu, melainkan membantu mereka untuk menemukan cara yang sehat dan tepat untuk menyalurkan energinya. Berikut tips untuk membantu orangtua dalam mengelola anak yang sangat aktif.

1. Berikan aktivitas yang menstimulasi

ilustrasi anak berkebun (unsplash.com/Christopher Luther)
ilustrasi anak berkebun (unsplash.com/Christopher Luther)

Anak-anak yang tidak mau diam sering kali akan mudah merasa bosan jika tidak ada aktivitas menarik yang mungkin dapat mereka lakukan. Cobalah untuk memberikan kegiatan yang menantang, namun juga menyenangkan bagi anak, seperti bermain puzzle, melakukan proyek DIY, atau pun menggambar.

Orangtua bisa juga mempersiapkan aktivitas fisik, seperti bermain di taman atau mengikuti kelas olahraga yang mungkin dapat membantu anak dalam menyalurkan energi mereka. Setidaknya jika orangtua dapat menyediakan berbagai pilihan kegiatan yang seru, maka anak tidak hanya sibuk, namun juga bisa belajar bagaimana caranya untuk fokus dan mengembangkan keterampilan baru dengan lebih baik.

2. Tetapkan jadwal yang konsisten

ilustrasi anak makan buah (unsplash.com/Derek Owens)
ilustrasi anak makan buah (unsplash.com/Derek Owens)

Anak-anak yang sangat aktif biasanya membutuhkan struktur yang tepat untuk membantu mereka dalam memahami batasan waktu dan kegiatan yang ada. Coba buatlah jadwal harian yang mencakup waktu bermain, makan, belajar, dan juga istirahat agar nantinya bisa lebih cermat dalam melakukan kegiatan tersebut.

Pada saat anak sudah tau apa yang diharapkan dan harus dilakukan pada setiap waktunya, maka mereka akan cenderung lebih mudah untuk diarahkan. Namun, pastikan jadwal tersebut cukup fleksibel agar bisa memberikan anak ruang dalam berekspresi tanpa harus merasa terkekang sepanjang waktu.

3. Ajarkan anak teknik relaksasi yang tepat

ilustrasi anak tersenyum (unsplash.com/Edward Cisneros)
ilustrasi anak tersenyum (unsplash.com/Edward Cisneros)

Walau mungkin anak memiliki energi yang melimpah, namun mereka juga perlu belajar bagaimana caranya menenangkan diri dengan tepat. Coba ajarkan anak mengenai teknik pernapasan sederhana atau meditasi yang mungkin dapat membantu mereka dalam mengelola emosi dan energinya secara lebih optimal.

Orangtua dapat mengajak anak untuk duduk dan juga bernapas secara perlahan sambil menghitung hingga lima misalnya. Setidanya teknik tersebut dapat membantu anak untuk belajar bagaimana mengatur diri ketika merasa terlalu bersemangat atau pun frustrasi, sehingga nantinya tidak sampai terlalu menggebu-gebu dan membuat mereka kewalahan sendiri.

4. Hindari memberikan gawai sebagai solusi

ilustrasi anak bermain HP (pexels.com/Karolina Grabowska)
ilustrasi anak bermain HP (pexels.com/Karolina Grabowska)

Ternyata memberikan gawai untuk anak agar tenang sering dijadikan sebagai pilihan praktis oleh banyak orangtua, namun hal ini bukanlah solusi jangka panjang. Paparan berlebihan terhadap layar dapat mempengaruhi perkembangan otak dan juga perilaku anak secara keseluruhan, sehingga hal inilah yang perlu diantisipasi.

Sebagai gantinya, orangtua dapat memberikan mainan edukatif atau pun buku cerita yang menarik untuk anak agar bisa dipahami serta menjadi aktivitas yang lebih produktif. Hal tersebut bukan hanya akan mengalihkan perhatian anak, namun juga dapat memperkaya imajinasi dan juga kemampuan berpikir secara lebih optimal.

5. Berikan pujian atas perilaku positif anak

ilustrasi ibu dan anak (unsplash.com/Omar Lopez)
ilustrasi ibu dan anak (unsplash.com/Omar Lopez)

Pada saat anak menunjukkan perilaku yang diharapkan oleh orangtua, seperti misalnya bermain dengan tenang atau menyelesaikan tugas dengan baik, maka jangan sampai ragu dalam memberikan pujian. Nyatanya pujian dapat membuat anak merasa dihargai dan juga lebih termotivasi untuk mengulangi perilaku tersebut di kemudian hari.

Pujian sederhana ternyata akan memberikan kesan yang sangat erat pada diri anak, sehingga membuatnya jadi mudah merasa bangga dan percaya diri. Oleh sebab itu, orangtua jangan sampai mengabaikan pentingnya pujian atas perilaku positif anak selama ujian tersebut tidak sampai terlalu berlebihan.

Menangani anak yang tidak mau dia memang membutuhkan konsistensi, kesabaran, dan kreativitas tersendiri. Ingatlah bahwa sifat aktif yang dimiliki anak adalah bagian dari kepribadian yang memang perlu diarahkan, bukan diubah. Jadikan setiap tantangan dalam mengurus anak sebagai kesempatan untuk belajar bersama dan memperkuat hubungan orangtua dengan mereka!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Tresna Nur Andini
EditorTresna Nur Andini
Follow Us