Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Kesalahan Umum Parenting yang Bisa Ganggu Mental Health, Waspadai!

Ilustrasi orangtua dan seorang anak
Ilustrasi orangtua dan seorang anak (Pexels.com/Tima Miroshnichenko)
Intinya sih...
  • Menaruh ekspektasi tinggi bisa menciptakan tekanan pada anak dan orangtua.
  • Memprioritaskan waktu untuk diri sendiri bukan tindakan egois, tapi penting.
  • Mengontrol setiap aspek kehidupan anak bisa menciptakan ketergantungan emosional.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Menjadi orangtua adalah perjalanan penuh tantangan, yang sering kali memunculkan pertanyaan-pertanyaan besar seputar bagaimana cara terbaik mendidik anak. Setiap hari kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang tak selalu mudah, dan kadang, tanpa disadari, kita bisa terjebak dalam pola parenting yang justru merugikan diri sendiri maupun anak. Keinginan untuk menjadi orangtua yang sempurna seringkali memicu kita melakukan kesalahan-kesalahan yang berdampak negatif pada kesehatan mental kita.

Salah satu hal yang jarang dibicarakan dalam parenting adalah betapa banyaknya beban emosional yang harus ditanggung orangtua. Tidak jarang, keinginan untuk memberikan yang terbaik malah memicu stres dan kecemasan yang berkepanjangan. Dibawah ini, kita akan mengulas lima kesalahan umum yang sering terjadi dalam parenting, yang bisa berisiko mengganggu kesehatan mental, baik bagi orangtua maupun anak. Yuk, kita simak lebih lanjut!

1. Terlalu banyak ekspektasi terhadap anak

Ilustrasi seorang anak dan orangtua
Ilustrasi seorang anak dan orangtua (Pexels.com/Pavel Danilyuk)

Saat kita menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi pada anak, kita seringkali lupa bahwa mereka juga memiliki perasaan dan kemampuan yang terbatas. Menginginkan anak selalu tampil sempurna di sekolah atau dalam aktivitas lainnya bisa menciptakan tekanan yang sangat besar, yang pada akhirnya berdampak pada kesehatan mental mereka. Namun, tanpa disadari, orangtua juga bisa merasakan dampaknya, merasa cemas dan tertekan ketika anak tidak memenuhi standar yang diinginkan.

Menjaga keseimbangan antara mendukung anak untuk berkembang dan memberi ruang bagi mereka untuk belajar dari kegagalan sangat penting. Sebagai orangtua, kita perlu ingat bahwa anak-anak bukanlah produk yang harus selalu sukses, tetapi individu yang perlu diberikan kesempatan untuk tumbuh dengan cara mereka sendiri, tanpa beban berlebihan. Menyadari hal ini dapat meringankan beban mental yang kita bawa sebagai orangtua.

2. Mengabaikan kesehatan mental diri sendiri

Ilustrasi seorang wanita merasa stres
Ilustrasi seorang wanita merasa stres (Pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Seringkali, orangtua fokus sepenuhnya pada kebutuhan anak-anak mereka, sampai-sampai melupakan kebutuhan diri sendiri. Mengabaikan waktu untuk merawat diri, baik secara fisik maupun emosional, bisa menyebabkan stres berkepanjangan. Tanpa kita sadari, ketidakseimbangan ini dapat mempengaruhi kemampuan kita untuk mendampingi anak dengan penuh perhatian dan kasih sayang. Kesehatan mental kita sangat mempengaruhi cara kita mendidik anak.

Memprioritaskan waktu untuk diri sendiri bukanlah tindakan egois. Justru, dengan merawat diri, kita menjadi lebih mampu memberi dukungan emosional yang stabil bagi anak-anak kita. Mengatur waktu untuk relaksasi, olahraga, atau sekadar menikmati waktu sendiri adalah bagian penting dari parenting yang seringkali terabaikan. Ingat, kamu tidak bisa memberikan yang terbaik untuk anak jika kamu tidak dalam kondisi terbaik juga.

3. Terlalu mengontrol, tanpa memberi ruang untuk kebebasan

Ilustrasi anak dinasehati orangtua
Ilustrasi anak dinasehati orangtua (Pexels.com/Monstera Production)

Mengontrol setiap aspek kehidupan anak-anak seringkali dianggap sebagai cara untuk melindungi mereka dari bahaya. Namun, terlalu mengontrol bisa menghambat perkembangan mereka dan menciptakan ketergantungan emosional. Anak-anak perlu diberi ruang untuk membuat pilihan mereka sendiri, meski itu berarti mereka harus menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan tersebut. Orangtua yang terlalu mengontrol sering kali merasa khawatir atau frustrasi, yang pada gilirannya merusak kesehatan mental mereka.

Sebagai orangtua, kita perlu belajar memberi ruang bagi anak-anak untuk mandiri dan membuat kesalahan. Mengontrol secara berlebihan hanya menciptakan kecemasan yang tidak perlu, baik bagi anak maupun orangtua. Dengan memberikan kebebasan yang sehat, kita membantu anak-anak belajar bertanggung jawab atas keputusan mereka, sekaligus memperkuat hubungan yang lebih sehat dan terbuka dengan mereka.

4. Membandingkan anak dengan orang lain

Ilustrasi seorang anak perempuan
Ilustrasi seorang anak perempuan (Pexels.com/Ron Lach)

Kebiasaan membandingkan anak dengan teman-temannya atau saudara-saudaranya adalah salah satu kesalahan yang paling merusak dalam parenting. Membandingkan tidak hanya merusak rasa percaya diri anak, tetapi juga meningkatkan rasa kecemasan orangtua tentang kemampuan mereka dalam mendidik anak. Perasaan “tidak cukup baik” yang timbul akibat perbandingan ini dapat menciptakan rasa kecewa dan ketidakpuasan, baik pada anak maupun orangtua.

Setiap anak unik dengan bakat dan kepribadian masing-masing. Sebagai orangtua, kita perlu menerima dan merayakan keunikan mereka tanpa terjebak dalam perbandingan yang merugikan. Menghargai perkembangan anak sesuai dengan kemampuannya sendiri adalah langkah penting untuk menjaga kesehatan mental anak dan orangtua. Cobalah untuk fokus pada proses, bukan hasil akhir.

5. Tidak mengomunikasikan perasaan secara terbuka

Ilustrasi seorang ibu dan seorang anak mengobrol
Ilustrasi seorang ibu dan seorang anak mengobrol (Pexels.com/Ketut Subiyanto)

Sering kali, orangtua merasa perlu untuk selalu tampak kuat dan tak tergoyahkan di depan anak-anak mereka. Namun, menahan perasaan atau tidak mengomunikasikan apa yang kita rasakan bisa menambah beban emosional yang berat. Ketika kita tidak berbicara tentang perasaan atau stres yang kita alami, kita berisiko mengalami kelelahan emosional, yang pada gilirannya memengaruhi hubungan dengan anak.

Sebagai orangtua, kita juga manusia yang perlu dipahami dan didukung. Mengomunikasikan perasaan kita dengan cara yang sehat dapat membuka ruang untuk hubungan yang lebih dekat dengan anak. Ini tidak hanya mengajarkan mereka untuk berbicara tentang perasaan, tetapi juga memberi mereka contoh bagaimana menghadapi tantangan emosional secara positif.

Parenting bukanlah perjalanan yang sempurna, dan setiap orangtua pasti menghadapi tantangan tersendiri. Yang terpenting adalah bagaimana kita belajar dari kesalahan dan terus berusaha menjadi lebih baik. Kesehatan mental kita adalah fondasi yang kokoh dalam menjalani peran ini dengan bijak dan penuh kasih sayang. Jangan lupa untuk selalu memberi ruang bagi diri sendiri dan anak-anak, karena kita semua membutuhkan dukungan, pengertian, dan kesempatan untuk tumbuh bersama. Mari kita jalani perjalanan ini dengan lebih sadar, lebih bijaksana, dan penuh cinta.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Nabila Inaya
EditorNabila Inaya
Follow Us

Latest in Life

See More

100 Ide Nama Anak yang Lahir di Bulan Desember, Cewek dan Cowok!

16 Des 2025, 23:03 WIBLife