5 Tips Menemani Anak Menyaksikan Tradisi Malam 1 Suro

Tradisi malam 1 Suro tak sekadar perayaan, namun juga ada makna mendalam yang patut dilestarikan dan diajarkan ke anak-anak. Tradisi ini bertetapan dengan 1 Muharram yaitu Tahun Baru Islam.
Terdapat serangkaian tradisi adat yang dimulai dari sore hari berdasarkan perhitungan kalender Jawa. Memperkenalkan tradisi malam 1 Suro kepada anak-anak tidak sebatas melestarikan warisan budaya, tapi juga mengajarkannya nilai-nilai dan makna yang terkandung di dalam rangkaian acaranya.
Kesempatan yang baik mengenalkan budaya pada anak-anak, serta membangun rasa cinta dan bangga terhadap warisan nenek moyangnya. Jika kondisi anak sehat dan bersemangat, berikut lima tips menemani anak menyaksikan tradisi malam 1 Suro.
1.Ada serangkaian tradisi yang dimulai sejak sore hari, pilih waktu yang tepat untuk anak

Memilih waktu yang tepat mengajak anak menyaksikan tradisi malam 1 Suro sangat penting diperhatikan. Ini agar anak mendapat pengalaman yang menyenangkan, sehingga bisa belajar dengan bergembira. Sebaiknya, pilih waktu yang gak terlarut malam supaya anak tetap nyaman dan gak terlalu kelelahan.
Sore hari waktu ideal sebab cuaca juga lebih nyaman dan sesuai untuk anak, terlebih jika usianya masih dini. Sore hingga malam yang tak terlalu larut, kondisi anak masih berenergi untuk menikmati dan berpartisipasi. Pastikan juga memilih lokasi menonton yang aman untuk anak-anak.
2.Saat anak ingin melihat kirab pusaka pada malam hari, kenakan dia pakaian hangat

Kirab pusaka biasanya dilaksanakan malam hari, ada banyak orang yang ikut serta maupun menyaksikan langsung. Begitu menggembirakan dalam kebersamaan, maka biar anak juga nyaman dengan cuaca malam hari, kenakan pakaian hangat yang bahannya lembut dan ringan.
Pastikan juga pakaiannya gak mengganggu pergerakan anak yang sedang aktif. Anak bahagia dan dapat pengalaman berharga, saat kembali ke rumah kondisinya juga sehat berenergi.
3.Akan ada banyak orang di sekitar lokasi dan rute kirab, pantau anak demi keselamatannya

Ketika menyaksikan acara tradisi malam 1 Suro yang ramai orang ingin melihat langsung juga, penting untuk memastikan keberadaan anak, apalagi jika sudah bisa berlarian. Pastikan anak selalu berada di dekat orangtua maupun pengawasan orang dewasa lainnya seperti saudara atau tetangga akrab yang dipercaya.
Sebelum berangkat, jelaskan pada anak untuk tetap berdekatan dan minta dia izin terlebih dulu jika ingin berjalan ke lokasi lain. Ajarkan juga anak untuk berperilaku sopan santun di tengah banyak orang berkerumun. Anak aman, orangtua tenang, orang sekitar pun gak terganggu.
4.Ajak anak untuk tertib dan menjaga suasana khidmat

Perayaan malam 1 Suro begitu bermakna, maka saat menenami anak menyaksikan rangkaian acara adatnya, ajak mereka untuk tertib dan menjaga suasana berjalan khidmat. Ini sebagai wujud menghormati nilai-nilai dan tradisi yang ada.
Beri anak pengertian tentang pentingnya berbicara dengan pelan dan sopan, menghindari perilaku memicu keributan selama acara berlangsung. Ajak juga anak untuk menghormati ruang orang sekitarnya yang datang menyaksikan dengan gak berlarian dan bermain secara berlebihan. Dengan ajaran baik ini, anak bisa belajar menghargai tradisi dan menikmati pengalaman malam 1 Suro dengan rasa hormat.
5.Jelaskan pada anak tentang makna dari upacara adatnya

Untuk memperdalam pemahaman mereka terhadap warisan budaya yang sedang disaksikan, sambil melihat rangkaian upacara adat, cobalah menerangkan secara lebih jelas menggunakan bahasa sederhana. Sampaikan tentang pentingnya tradisi di kehidupan sehari-hari.
Beri contoh yang relevan untuk mempermudah mereka memahami nilai dan makna dalam upacara adatnya. Ajak anak aktif bertanya untuk memicu naiknya minat mereka terhadap kegiatan adat. Dengan upaya ini, anak merasa semakin terlibat dan kian memahami makna indah di setiap kegiatannya.
Jaga kesehatan menjelang hari pelaksanaan, agar anak bisa menyaksikan tradisi malam 1 Suro secara menyenangkan. Anak akan semakin luas wawasan budayanya, ini juga baik untuk tumbuh kembangnya. Dengan menjadi orangtua yang peduli terhadap kelestarian budaya dan menghargainya, anaknya akan semangat berkontribusi positif juga. Dia memahami, menghormati, dan bisa menerapkan ajaran baiknya ke diri dan kehidupannya.