6 Tips jika Tak Bisa Menemani Anak Piknik Sekolah, Lebih Mandiri

Piknik bersama guru dan teman-teman sekolah sering kali sudah diadakan sejak anak duduk di bangku TK. Tentu lokasi wisata biasanya gak jauh-jauh. Masih di dalam kota saja dan tidak perlu menginap. Namun, dekatnya tempat tujuan bukan berarti membuatmu lebih tenang.
Anak masih amat kecil dan dirimu atau pasangan tak bisa mendampinginya seperti orangtua lain. Misalnya, karena kalian mesti bekerja. Atau, satu orang bekerja dan seorang lagi mesti mengasuh adiknya. Walaupun pihak sekolah membolehkan bahkan menganjurkan orangtua untuk ikut, kalian bisa tidak melakukannya kok.
Sudah seharusnya pihak sekolah mampu mengantisipasi beberapa orangtua yang tak dapat menemani anaknya. Agar dirimu serta pasangan tidak cemas sepanjang waktu, lakukan enam hal berikut. Gak bisa menemani anak wisata sekolah juga ada sisi positifnya.
1. Memastikan tempat tujuannya aman

Hanya karena sekolah yang mengadakan acara, bukan berarti tempat tujuannya pasti aman. Terkadang ada saja sikap dari pihak sekolah yang kurang berhati-hati dalam menetapkan tempat tujuan wisata. Ini sebabnya orangtua murid gak boleh asal menuruti rencana sekolah.
Sebagai contoh, rencana piknik ke pantai atau sekitar sungai di pegunungan saat mulai memasuki musim hujan. Tentu ini amat berbahaya karena hujan deras dapat tiba-tiba turun. Gelombang pantai dapat sangat tinggi dan membahayakan anak-anak yang bermain di tepiannya.
Begitu pula wisata ke pegunungan dengan aliran sungai di dekatnya. Tanah pasti licin dan curah hujannya lebih tinggi daripada di daerah bawah. Atau, di sana memang tidak hujan. Akan tetapi, di daerah hulu sungai ternyata telah turun hujan lebat. Sungai di dekat anak-anak piknik bisa mendadak banjir.
2. Anak juga harus dalam kondisi sangat fit dan lengkapi bekalnya

Apabila kamu atau pasangan bisa menemani, anak tidak terlalu fit pun masih bisa mengikuti piknik. Kalian dapat lebih banyak menggendongnya ketimbang ia berjalan kaki terlalu jauh. Anak juga bisa benar-benar dipastikan untuk tak terlalu kelelahan dan bertambah sakit.
Namun tanpa kehadiran kalian, anak yang kurang fit sebaiknya gak ikut piknik dulu. Terutama kalau anak demam, sudah malas makan, dan tampak lesu. Mending anak beristirahat saja di rumah. Tentu anak mungkin ingin tetap mengikutinya. Tugas kalian ialah memberikan penjelasan tentang kondisi kesehatannya.
Juga risiko bila anak tetap ikut berwisata. Untuk menghiburnya, kalian dapat merencanakan piknik sendiri setelah anak sehat. Lokasinya dapat disamakan dengan wisata sekolahnya tempo hari agar ia puas. 1 atau 2 kawan dekatnya juga bisa diajak kalau anak menginginkannya biar seru.
3. Titipkan ke guru dan orangtua murid lain serta lengkapi bekalnya

Begitu ada rencana piknik di sekolah anak, segera lihat jadwalmu dan pasangan. Apabila kalian hampir dipastikan tak bisa mendampingi anak, segera bicarakan dengan gurunya. Titipkan anak dalam penjagaan mereka. Kamu juga perlu melakukan hal yang sama pada orangtua lain yang kebetulan dapat ikut piknik.
Lebih banyak orang yang membantu mengawasi anakmu akan lebih baik. Sekalipun dirimu mungkin tidak akrab dengan seluruh orangtua siswa, minimal orangtua sahabat anak. Kedua anak ini pasti bakal sering bersama selama piknik sehingga orangtuanya pun selalu di dekat anakmu.
Selain menitipkan anak pada guru serta orangtua siswa yang lain, bekal anak harus lengkap. Siapkan air minum yang cukup dan jajanan. Bila tidak ada jatah makan besar, bawakan pula sekotak nasi lengkap dengan lauk serta sayurnya. Obat-obatan yang biasa diminum anak juga perlu dimasukkan ke tasnya. Sampaikan pada guru bahwa ada obat-obatan di tas kalau-kalau anak mendadak sakit.
4. Minta update kabar dari guru dan orangtua lainnya

Sekalipun acara wisata tidak terlalu lama, tetap saja kalian pasti sering memikirkan anak. Sedang apa dia sekarang? Bagaimana suasana di sekitarnya? Apakah anak terlihat senang? Daripada dirimu cemas sendiri, mending sebelum berangkat minta tolong pada guru atau orangtua lain buat mengabarkan jalannya kegiatan.
Tentu mereka tidak bisa selalu memakai gadget. Nanti mereka malah kurang memperhatikan keselamatan anak-anak. Kamu perlu sabar menunggu kabar dari mereka. Bila tak kunjung ada kabar, kirim pesan ke guru atau salah satu orangtua buat menanyakannya dengan sopan.
Kalau guru dan orangtua siswa tergabung dalam grup WA, minta dokumentasinya dikirimkan ke situ. Kamu serta pasangan menjadi lebih tenang jika bisa melihat foto dan video kegiatan anak. Akan tetapi, ingat bahwa berkirim pesan lebih baik daripada menelepon karena semua orang pasti sedang sibuk.
5. Dorong anak biar menikmati acara pikniknya

Persiapan yang tidak kalah pentingnya adalah terkait mental anak. Untuk anak yang percaya diri dan mudah bergaul, ia santai saja mengikuti piknik tanpa didampingi orangtua. Selama ada banyak kawan, dia tetap antusias. Sementara itu, anak yang pemalu dan biasa ke mana-mana bersama orangtua akan merasa cemas.
Ia kehilangan semangat buat mengikuti wisata. Sekalipun kamu bisa minta izin ke sekolah supaya anak tak ikut, sebaiknya ini cuma dilakukan ketika dia sakit. Tenangkan anak dan hibur hatinya dengan gambaran-gambaran yang menyenangkan mengenai piknik tersebut.
Contohnya, piknik ke kebun binatang. Ceritakan pada anak tentang hewan apa saja yang bakal dilihatnya secara langsung. Setelah anak menyaksikan sendiri binatang-binatang tersebut, dia menjadi dapat mencocokkannya dengan gambar di buku cerita atau film kartun kesukaannya.
6. Jangan terlalu merasa bersalah sebab ini sekalian agar anak mandiri

Untukmu yang baru akan pertama ini melepaskan anak piknik bersama guru dan teman-temannya, tentu ada perasaan bersalah. Apalagi jika semua orangtua murid ikut, kecuali dirimu dan pasangan. Boleh jadi hingga ada perasaan kalian telah gagal menjadi orangtua yang baik untuknya.
Jangan berpikir berlebihan yang berujung kecenderungan menyalahkan diri. Rasa gak tenang orangtua secara tidak langsung bisa memengaruhi anak. Dia pun menjadi kurang menikmati acara pikniknya. Kalian mesti memandang hal ini secara lebih mendalam.
Dengan kalian tidak selalu ada di sisi anak, sesungguhnya karakter mandirinya tengah dibentuk. Tak seperti teman-temannya yang banyak dilayani oleh orangtua, anakmu berusaha memenuhi kebutuhannya sendiri selama piknik. Ketika ia haus atau lapar, dia mengambil dan memakan bekalnya sendiri. Ia tidak perlu disuapi serta mampu merapikan kembali peralatan makannya.
Untuk pasangan suami istri yang sama-sama bekerja, urusan menemani anak piknik sekolah memang tak mudah. Kegiatannya biasanya sesuai dengan hari sekolah atau kerja, yaitu antara Senin sampai Jumat. Komunikasikan dengan guru-gurunya apabila kalian tidak dapat menemani anak.