Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Penyebab Anak Tidak Terbuka Pada Orangtua, Tidak Dipedulikan

ilustrasi anak (pexels.com/ jonas mohamadi)

Keterbukaan dapat memperlancar proses komunikasi orangtua dan anak. Akan tetapi banyak juga seorang anak yang tidak terbuka pada orangtuanya. Yang membuat hubungan rasanya hambar sebab tidak ada unsur saling terlibat. Sebenarnya apa sih penyebab anak jadi tidak terbuka pada orangtua. Yuk simak beberapa di antaranya. 

1. Orangtua jarang mengajak anak bicara

ilustrasi Ayah dan Anak (pexels.com/Phil Nguyen)

Didikan orangtua akan menjadi kebiasaan sang anak. Karena anak sangat pandai dalam menduplikat apa yang orangtua lakukan. Kebiasaan baik maupun bukan kurang lebih akan ditirukan. 

Mungkin alasan mengapa anak tidak terbuka pada orangtua salah satunya adalah orangtua jarang mengajari anak untuk bicara. Misalnya sekadar menceritakan hal seru hari ini. Ini bisa menjadi penyebabnya, karena kebiasaan bercerita tidak dipraktikkan. 

2. Orangtua kurang peduli dengan cerita anak

ilustrasi Ibu dan anak (pexels.com/Brett Sayles)

Terbuka dan bercerita dapat menopang hubungan antara anak dan orangtua menjadi harmonis. Saling mendengarkan merupakan kunci komunikasi dapat berjalan lancar. Tapi jika sebaliknya maka tidak ada sikap saling percaya.

Kebiasaan yang sering disepelekan oleh orangtua adalah membiarkan anak hidup dengan dunianya. Mereka tidak merasa tertarik dan peduli pada cerita anak. Inilah  yang menjadi salah satu penyebab mengapa seorang anak tidak bisa terbuka pada orangtuanya.

3. Sering berprasangka negatif atau menghakimi anak

ilustrasi marah (pexels.com/RODNAE Productions)

Kepercayaan memang seharusnya ada dalam setiap hubungan. Jika tidak ada maka, hubungan akan rentan mengalami suatu masalah. Seorang anak bisa menjadi tidak terbuka pada orangtua karena kepercayaannya yang telah rusak. 

Sering berprasangka negatif dan menghakimi anak adalah contoh sikap yang bisa merusak kepercayaan anak. Wajar saja bila seorang anak tidak nyaman terbuka dalam segala hal kepada orangtua. Mereka takut karena jika bercerita akan dihakimi. 

4. Orangtua tidak mendengarkan pendapat anak

ilustrasi Ibu dan Anak (pexels.com/Tiger Lily)

Anak juga pasti memiliki hak dan keinginan yang perlu didengar. Setidaknya ada upaya untuk mendengarkan saja itu sudah bagus. Tapi jika hal demikian tidak dilakukan dampaknya seorang anak akan menutup diri dari orangtua. 

Menjadi risi karena setiap berpendapat tak pernah didengar. Padahal dia juga merupakan anggota keluarga yang sepantasnya dilibatkan dalam segala hal. Sikap seperti ini sering disepelekan para orangtua, karena merasa mereka pemegang kendali sepenuhnya. 

5. Orangtua membocorkan rahasia anak di depan orang lain

ilustrasi dua wanita (pexels.com/Alena Darmel)

Yang namanya rahasia tidak boleh disebarluaskan. Termasuk juga rahasia sang anak. Meskipun bisa dibilang rahasianya tidak terlalu berat tapi ketika disepakati itu tidak boleh dibocorkan pada orang lain, ya seharusnya jangan dilakukan.

Tapi pada kenyataannya banyak orangtua yang pada saat berkumpul dengan orang lain membahas tentang anak saat mengobrol. Yang dibahas tak terkecuali soal rahasia anak. Mendengar hal itu, sang anak pasti sedih dan tak akan mempercayai orangtuanya lagi.

Tak semua anak mau terbuka pada orangtuanya. Beberapa penyebabnya seperti di atas, coba jadikan bahan renungan, ya. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Merry Wulan
EditorMerry Wulan
Follow Us