Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Tips Agar Anak Tumbuh dengan Mental Tangguh, Ajari Soal Kegagalan!

ilustrasi seorang anak yang hebat bersama orangtuanya (freepik.com/pressfoto)

Gak bisa disangkal, menumbuhkan mental yang tangguh pada anak adalah salah satu tugas penting bagi orangtua. Mental yang tangguh sejatinya bukan hanya soal kemampuan menghadapi tekanan atau masalah, tetapi juga soal ketahanan emosional, kemampuan untuk bangkit kembali dari kegagalan, dan sikap positif terhadap masalah yang dihadapi.

Di masa depan, anak-anak yang memiliki mental tangguh cenderung lebih sukses dalam kehidupan akademis, sosial, dan emosional, lho. Nah, agar kamu bisa menanamkan hal ini dalam diri anak, berikut lima tipsnya. Simak, ya!

1. Ajarkan anak untuk mengatur dan mengendalikan emosi

ilustrasi seorang anak bersama ibunya (freepik.com/pressfoto)

Pertama-tama, kenapa mengatur emosi itu penting bagi anak? Sebab, ini adalah dasar dari ketangguhan mental. Anak-anak yang mampu memahami dan mengelola emosinya cenderung lebih mampu mengatasi stres dan situasi sulit. Bahkan, pengelolaan emosi yang baik juga membantu anak membangun hubungan yang sehat dengan orang lain.

Caranya, ajarkan anak untuk mengenali dan menamai emosinya. Tahu gak, kalau memberikan nama pada emosi membantu anak memahami perasaannya dan kenapa dia merasakannya. Selanjutnya, ajari anak teknik-teknik mengatur emosi seperti menarik napas yang dalam, atau menghitung sampai sepuluh sebelum bereaksi.

2. Dorong kemandirian dan tanggung jawab

ilustrasi orang tua mengajarkan anak menabung (freepik.com/our-team)

Selanjutnya, kemandirian dan tanggung jawab adalah kunci lain untuk membangun mental yang tangguh. Bayangkan deh, anak yang mandiri nantinya cenderung lebih percaya diri dan mampu mengatasi masalah dengan lebih baik. Secara gak langsung, mengajarkan tanggung jawab juga membantu anak memahami konsekuensi dari tindakannya dan belajar untuk mengambil inisiatif.

Caranya cukup mudah, berikan anak tugas-tugas yang sesuai dengan usianya dan biarkan dia menyelesaikannya sendiri. Misalnya, ajari dia untuk merapikan mainan, membantu menyiapkan meja makan, atau mengerjakan tugas rumah. Selain itu, dorong anak untuk membuat keputusan-keputusan sendiri. Berikan dia pilihan dalam batas-batas yang aman, seperti memilih pakaian yang akan dipakai atau sekedar memutuskan aktivitas yang ingin dilakukan di akhir pekan.

3. Berikan pujian yang tepat dan membangun

ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Gak hanya itu, pujian yang tepat dan membangun juga bisa memperkuat mental dan mendorong anak untuk terus berkembang. Namun ingat, selalu berikan pujian yang spesifik dan tulus, bukan pujian berlebihan yang bisa membuat anak bergantung pada penghargaan eksternal.

Sebaiknya, berikan pujian yang spesifik dan fokus pada usaha, bukan hanya hasil akhir, ya. Selain itu, ajarkan anak untuk menghargai keberhasilan kecil dan merayakan kemajuannya sendiri.

4. Didik dia soal ketangguhan dan kemampuan menghadapi kegagalan

ilustrasi seorang ayah berbicara dengan anaknya (pexels.com/August de Richelieu)

Ketangguhan mental, sejatinya adalah kemampuan untuk bangkit kembali dari kegagalan dan kesulitan. Anak yang tangguh akan mampu melihat kegagalan sebagai kesempatan untuk belajar, bukan sebagai akhir dari segalanya. Kemampuan ini jelas sangat penting dalam membantu anak mengatasi masalah hidup dengan sikap positif.

Kemudian, ajarkan anak bahwa kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan bahwa gak apa-apa untuk membuat kesalahan. Diskusikan apa yang bisa dipelajari dari pengalaman tersebut dan bagaimana dia bisa mencoba lagi dengan pendekatan yang berbeda. Memberikan support dan pendampingan selama proses ini sangat penting karena membantu anak merasa didukung dan termotivasi untuk terus mencoba.

5. Bangun terus komunikasi diantara kalian

ilustrasi ayah dan anak (pexels.com/Timur Weber)

Selanjutnya, komunikasi yang terbuka akan membantu anak merasa aman dan didukung. Ketika anak merasa bahwa dia bisa membicarakan perasaannya tanpa takut dihakimi, akan lebih mudah baginya untuk mengembangkan mental yang tangguh dan sehat.

Coba, deh, luangkan waktu setiap hari untuk berbicara dengan anak soal bagaimana harinya, apa yang dia rasakan, dan apa yang dia pikirkan. Dengarkan dengan penuh perhatian tanpa menghakimi atau langsung memberi solusi.

Ini membantu anak merasa bahwa perasaannya dihargai dan dia punya tempat yang aman untuk berbicara. Bagaimanapun juga, membangun mental yang tangguh pada anak adalah proses panjang yang memerlukan kesabaran, konsistensi, dan kasih sayang.

Dengan cara yang tepat, kamu bisa mendidik anak agar tumbuh dengan mental yang tangguh dan mampu mengatasi tantangan hidup. Kamu tentu tahu cara terbaik untuk mengasah skill satu ini dalam diri anakmu dan percayalah pada instingmu sendiri. Siap?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us