5 Dampak Strict Parents Terhadap Kesehatan Mental Anak, Hati-hati!

Orangtua satu tidak bisa disamakan dengan orangtua lainnya dalam hal mendidik anak karena setiap orang memiliki aturan dan keyakinannya masing-masing. Namun, apakah kamu pernah mendengar kalimat strict parents?
Dilansir Psych Central, Marissa More, seorang pemilik Konseling Mending Hearts, menjelaskan bahwa strict parents atau orangtua yang tegas mempunyai reputasi yang buruk. Akan tetapi, peraturan yang kaku dan ekspektasi yang tinggi sering kali datang dari awal yang baik.
Orangtua yang tegas biasanya menerapkan aturan dan pedoman yang tegas pada anak-anaknya karena mereka menginginkan yang terbaik bagi anak-anak mereka. Hal ini tidak selalu memberikan hasil yang mereka inginkan, lho. Pasalnya, menjadi orangtua yang tegas secara berlebihan ternyata dapat memiliki dampak negatif tersendiri bagi kesehatan mental sang anak. Yuk, simak bersama dampaknya di bawah ini!
1. Sulit membuat keputusan

Menurut sebuah penelitian terhadap orangtua di budaya Asia pada 2006 silam, anak-anak dengan orangtua yang tegas juga memiliki harga diri yang lebih rendah. Mereka bergantung pada orang lain untuk membangun kepercayaan diri mereka, yang merupakan hal yang kurang alami karena mereka terus-menerus meminta persetujuan orangtua.
Harga diri mereka yang rendah menyebabkan kesulitan dalam mengambil keputusan. More menjelaskan, bahwa harga diri yang rendah mungkin ada hubungannya dengan kecenderungan pola asuh yang ketat dalam membesarkan anak-anak dengan empati dan penerimaan sosial yang lebih rendah dari teman sebayanya, menurut sebuah penelitian pada 2020 lalu.
2. Kepuasan hidup yang lebih rendah

Dengan memiliki gaya asuh yang tegas secara berlebihan, biasanya orangtua tidak gampang puas dengan pencapaian sang anak. Hal ini bisa membuat kepuasan hidup yang dirasakan lebih rendah daripada orangtua dengan gaya asuh yang berbeda.
More menambahkan, "Pola asuh otoriter murni dapat memengaruhi tingkat kepuasan hidup seseorang. Misalnya, penelitian yang mengeksplorasi hubungan antara kepuasan hidup dan gaya pengasuhan menemukan bahwa orangtua yang hanya menggunakan gaya otoriter mempunyai dampak negatif yang besar terhadap kepuasan hidup anak-anak di 10 negara yang termasuk dalam penelitian ini".
3. Meningkatkan pemberontakan

Walaupun harapan dari menjadi orangtua yang tegas adalah membentuk karakter anak yang lebih baik, namun gak jarang juga hal tersebut malah memiliki dampak negatif seperti meningkatkan pemberontakan pada anak. Tentu gak ada orangtua yang mau memiliki anak pemberontak, bukan?
Dilansir Sportskeeda, Janvi Kapur, penulis, mengatakan "Coba pikirkan bagaimana kebanyakan orang dewasa mengalaminya untuk mengetahui alasannya. Karena banyak orang mengalami masa kecil yang sulit, kita tidak suka memegang kendali meskipun kitalah yang memaksakannya. Akibatnya, kita kesulitan mengendalikan diri".
4. Depresi dan rasa cemas yang berlebihan

Masalah depresi dan cemas yang berlebihan sudah menjadi masalah yang sering kita dengar dan temui. Salah satu penyebabnya bisa jadi karena gaya parenting yang terlalu berlebihan.
Kapur menuliskan, metode otoriter telah dikaitkan oleh para peneliti dengan dampak kesehatan mental yang buruk di sejumlah negara, termasuk kecemasan dan depresi remaja. Meskipun orangtua mungkin percaya bahwa ini adalah cara yang efektif untuk mempertahankan kendali, hal tersebut juga dapat menimbulkan dampak yang parah.
5. Pengendalian diri yang kurang baik

Meskipun peraturan yang ketat mungkin dapat mengekang perilaku buruk untuk sementara waktu, namun peraturan tersebut tidak mengajarkan anak bagaimana mengatur diri sendiri. Sebaliknya, pedoman yang ketat menyebabkan orang kesulitan menerima akuntabilitas pribadi.
Disiplin diri merupakan keterampilan internal yang paling penting bagi anak, akan tetapi hanya muncul dari internalisasi batasan kasih sayang. Anak-anak yang menolak batasan tanpa belas kasihan bukanlah hal yang tidak terduga, karena tidak ada orang yang suka dibatasi.
Menjadi orangtua yang tegas memang sebuah pilihan. Dengan bersikap tegas, tentu kita mengharapkan anak-anak menjadi pribadi yang lebih baik serta menghormati kita sebagai orangtua. Namun, jangan sampai berlebihan, ya. Pikirkan juga kesehatan mental sang anak sebelum semuanya terlambat.