5 Kesalahan Orangtua saat Menghadapi Anak Pendiam, Harus Dihindari! 

Perhatikan agar anak tidak rendah diri

Semua orangtua memiliki ekspektasi untuk anak mereka. Salah satu ekspektasi yang umum adalah agar anak terbuka dan mudah bergaul. Sayangnya, tidak semua anak cepat beradaptasi dengan orang lain. Ketika bertemu dengan orang yang tidak kenal, mereka merasa tidak nyaman dan menunduk diam. 

Ketika dihadapkan dengan anak yang pendiam, orangtua tidak jarang melakukan kesalahan-kesalahan, yang tanpa disadari dapat memengaruhi perkembangan anak. Kesalahan ini terjadi karena kurangnya pemahaman orangtua tentang cara mendukung anak yang baik. Maka dari itu, mengetahui kesalahan umum berikut ini diharapkan dapat membantu orangtua menghadapi anak pendiam dengan lebih bijaksana.

Baca Juga: 5 Tanda Orangtua Berhasil Tanamkan Self-Love di Diri Anak, Prestasi? 

1. Membandingkannya dengan anak lain

5 Kesalahan Orangtua saat Menghadapi Anak Pendiam, Harus Dihindari! ilustrasi memarahi anak (freepik.com/peoplecreations)

Saat mengetahui anaknya pendiam, orangtua mungkin membandingkan mereka dengan anak-anak lain. Contoh paling umum adalah orangtua mengatakan sesuatu seperti, “Anak X saja punya banyak teman, kok kamu tidak?” Bukannya mendukung anak, ini justru membuat anak merasa rendah diri. Mereka akan berpikir bahwa dirinya tidak cukup baik daripada teman yang lain. 

Untuk menghindari kesalahan ini, sebaiknya orangtua fokus pada perkembangan anak daripada membandingkannya dengan anak lain. Orangtua dapat memberikan pujian atas usaha mereka dan mengajak anak bicara merasa tidak nyaman dengan orang lain. Dukung mereka dengan memahami bahwa setiap anak memiliki karakteristiknya masing-masing. 

2. Memaksa anak untuk bersosialisasi

5 Kesalahan Orangtua saat Menghadapi Anak Pendiam, Harus Dihindari! ilustrasi terpaksa (freepik.com/freepik)

Salah satu kesalahan umum yang sering terjadi jika anak pendiam adalah memaksakan anak untuk bersosialisasi. Misalnya, orangtua mendesak anak untuk mengikuti ekstrakulikuler meskipun anak tidak tertarik untuk melakukannya. Akibatnya, anak merasa tertekan dan cemas karena sulit beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini akan memengaruhi psikologis anak. 

Cara untuk mengatasinya adalah melakukan pendekatan kepada anak dengan sabar. Orangtua perlu menghormati batasan kenyamanan anak dan memberikan ruang untuk beradaptasi. Alih-alih memaksakan anak bersosialisasi, cobalah untuk memperbanyak waktu bersama anak. Melakukan aktivitas keluarga bersama dapat mendorong anak untuk lebih terbuka, sehingga nantinya mereka bisa terbuka pula dengan orang lain. Ingat untuk melakukannya secara bertahap, ya! 

Baca Juga: 6 Pelajaran Hidup Berharga yang Kadang Lupa Diajarkan Orangtua

3. Tidak mendengarkan sudut pandang anak

dm-player
5 Kesalahan Orangtua saat Menghadapi Anak Pendiam, Harus Dihindari! ilustrasi orangtua sibuk (freepik.com/freepik)

Sikap pendiam anak mungkin disebabkan karena kurangnya komunikasi terbuka dengan orangtua. Entah karena kesibukan pekerjaan atau masalah lainnya, orangtua tanpa sadar tidak benar-benar hadir mendengarkan kebutuhan anak. Kurangnya perhatian pada anak membuatnya menjadi pribadi tertutup dan enggan untuk mengutarakan perasaan. 

Maka dari itu, komunikasi terbuka adalah kunci utama agar anak merasa diterima dan didengarkan. Orangtua dapat mendekati anak dengan perlahan, mengajak mereka bicara tanpa gangguan, dan mendengarkan dengan saksama. Ajukan pertanyaan yang membantu anak mengutarakan perasaan dan pendapatnya. Hindari mengkritik atau memberikan solusi tanpa memahami sudut pandang anak terlebih dahulu. Menjalin komunikasi terbuka ini penting agar orangtua memahami apa yang anak butuhkan dan apa yang membuatnya tidak nyaman. 

4. Melabeli dan mengkritik anak

5 Kesalahan Orangtua saat Menghadapi Anak Pendiam, Harus Dihindari! ilustrasi memarahi anak (freepik.com/bearfotos)

Melabeli dan mengkritik anak pendiam adalah hal harus dihindari orangtua. Ketika anak menghindar saat berkenalan dengan orang baru, hindari mengucapkan kalimat seperti, “Aduh, maaf ya anak ini memang pemalu.” Secara tidak langsung, ucapan tersebut melabeli anak sebagai pribadi pendiam. Akibatnya, anak akan menginternalisasi dan menganggap dirinya orang pendiam. Selain itu, kritikan terang-terangan tentang kepribadian anak juga harus dihindari.

Orangtua sebaiknya fokus pada kelebihan anak untuk menghindari hal tersebut. Ganti kritikan dan label negatif dengan afirmasi yang membantu anak berkembang. Dukungan positif dari orangtua ini dapat menciptakan lingkungan yang sehat dan membuat anak merasa dicintai sepenuhnya. 

5. Tidak memberi ruang untuk berkembang

5 Kesalahan Orangtua saat Menghadapi Anak Pendiam, Harus Dihindari! ilustrasi memaksa anak belajar (freepik.com/freepik)

Ketika orangtua tidak memberi ruang untuk anak berkembang, mereka akan cenderung pendiam. Contohnya, orangtua memaksa anak pintar akademis, padahal anak lebih tertarik pada seni. Mengarahkan anak untuk mengikuti jalur yang tidak sesuai minatnya membuat anak merasa terkekang. Pada akhirnya, mereka sulit untuk mengutarakan perasaan dan memilih diam. 

Oleh karena itu, penting untuk memberikan ruang agar anak bebas berkembang tanpa paksaan. Cobalah untuk mendengarkan anak tentang apa yang membuatnya nyaman. Berikan dukungan dan biarkan mereka berkembang secara perlahan. Ingat bahwa anak juga manusia yang memiliki suara masing-masing, maka dengarkan suara mereka dengan baik. 

Menghadapi anak pendiam memang tantangan yang membutuhkan kesabaran ekstra. Akan tetapi, orangtua wajib menghindari kesalahan-kesalahan saat menghadapinya yang justru membuat anak makin terpuruk. Mendekati anak pendiam dengan penuh empati, mendengarkan suara mereka, dan memahami keunikannya, dapat membuat anak lebih terbuka dan merasa diterima. Jadi, jangan sampai ayah dan bunda melakukan kesalahan di atas, ya!

Baca Juga: 5 Kesalahan Orangtua saat Menegur Anak, Bisa Bikin Trauma!

Annisa Isnaini H. Photo Verified Writer Annisa Isnaini H.

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Fajar Laksmita

Berita Terkini Lainnya