Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Apa Itu Lazy Parenting? Bisa Melatih Kemandirian Anak

ilustrasi keluarga masak bersama (pexels.com/Elina Fairytale)
ilustrasi keluarga masak bersama (pexels.com/Elina Fairytale)
Intinya sih...
  • Pola asuh malas memberi anak kesempatan untuk mandiri dan berkembang.
  • Orangtua harus mengajarkan anak untuk mandiri sejak dini tanpa ketergantungan.
  • Orangtua harus menjadi pendukung dan pelatih, bukan penyelamat bagi anak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dalam dunia parenting, sering terdapat berbagai istilah yang menggambarkan pendekatan-pendekatan tertentu dalam mendidik anak. Salah satunya adalah "lazy parenting" atau pengasuhan malas. Istilah ini mungkin terdengar negatif dan bertentangan dengan pandangan umum tentang orangtua yang aktif dan terlibat.

Namun, lazy parenting bukan berarti orangtua benar-benar malas atau gak peduli. Sebaliknya, konsep ini lebih merujuk pada pendekatan yang lebih santai dan membiarkan anak-anak belajar mandiri, tanpa intervensi berlebihan.

Lalu, apa sebenarnya lazy parenting itu dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari? Simak selengkapnya di bawah ini!

1. Apa itu lazy parenting?

ilustrasi anak merapikan baju (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi anak merapikan baju (pexels.com/Alex Green)

Pola asuh malas adalah tentang memberi anakmu kesempatan untuk mengembangkan rasa percaya diri yang bisa meningkatkan kepercayaan diri anak, kemandirian, serta tanggung jawab. Dilansir Motherly, Carolyn Wagner, seorang terapis, menjelaskan bila lazy parenting merupakan langkah sadar yang dilakukan orangtua untuk membuat anaknya berjuang sendirian dan gak langsung memberikan bantuan.

Dengan menerapkan pola asuh ini, anak akan diarahkan untuk mengetahui seberapa besar kemampuannya dalam melakukan sesuatu. Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan, seperti ia akan mampu mendapatkan kesempatan yang lebih besar untuk mempelajari sesuatu yang bisa anak lakukan.

2. Cara kerja lazy parenting

ilustrasi anak bermain dengan temannya (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi anak bermain dengan temannya (pexels.com/Alex Green)

Sering kali para orangtua melakukan banyak hal untuk anaknya dengan dalih "kasih sayang". Sebenarnya, hal tersebut gak salah, tetapi orangtua juga harus paham bahwa ada saat di mana anak perlu melakukan sesuatu sendiri agar gak ketergantungan dan bisa lebih mandiri. Keterampilan ini harus dilatih sejak dini supaya anak terbiasa hingga ia dewasa.

"Orangtua 'melayani' anak atas nama cinta dan ingin membantunya supaya gak terlalu merepotkan, tetapi itu merugikan anak. Bantuan-bantuan yang berlebihan merampas keterampilan hidup yang penting bagi anak dan mengikis kepercayaan dirinya," ujar Amy McCready , pendiri Positive Parenting Solutions, dilansir Parents.

Sebagai orangtua, tugas kita adalah mengubah anak-anak dari ketergantungan penuh pada kita menjadi mandiri sepenuhnya. Dalam hal ini, orangtua gak langsung melepaskan anak untuk melakukan berbagai aktivitas, melainkan memberi dukungan kepada anak untuk bisa melakukannya sendiri.

Kamu bisa mulai dengan meminta anak berkontribusi dalam pekerjaan rumah tangga. Awalnya mungkin akan berat dan rumah tak akan sebersih jika kamu yang mengerjakannya, tetapi perlahan bimbing anak agar bisa lebih baik lagi.

3. Cara lazy parenting membatu anak

ilustrasi ibu dan anak hendak berkebun (pexels.com/Zen Chung)
ilustrasi ibu dan anak hendak berkebun (pexels.com/Zen Chung)

Saat pertama kali membiarkan anak melakukan satu kegiatan sendiri, hasilnya gak akan langsung sempurna. Namun, orangtua jangan langsung mengambil alih tugas tersebut. Bantuan bisa diberikan ketika anak jelas-jelas kesulitan melebihi tingkat keterampilannya.

"Penting untuk mendekati anak sebagai pelatih dan pendukung, bukan penyelamat. Peran orangtua adalah membimbing anak melewati tantangan dan mendorong pemecahan masalah serta ketahanan. Dengan cara ini, anak belajar bahwa meminta bantuan itu wajar, tetapi ia juga mengembangkan kepercayaan diri untuk menyelesaikan tugas sendiri," papar McCready.

Hannah Keeley, pakar pengasuhan anak, dilansir Parents menambahkan, ketika anak benar-benar gak mampu melakukan suatu tugas, di sinilah orangtua perlu campur tangan. Beberapa contoh kasusnya, seperti anak kesulitan mengambil barang di tempat tinggi, sulit membawa barang yang berat, dan sebagainya.

4. Cara mempraktikkan lazy parenting

ilustrasi bermain dengan anak (pexels.com/Alex Green)
ilustrasi bermain dengan anak (pexels.com/Alex Green)

Untuk kamu yang ingin menerapkan pola asuh ini kepada anakmu, ada beberapa tips mudah yang bisa dipraktikkan. Wagner memaparkan cara-cara mudahnya, yakni:

  • Ciptakan ruang untuk anak bisa melakukannya
    Caranya adalah dengan menyediakan tempat atau ruangan berisi barang-barang yang sesuai dengan usia anakmu yang gak perlu pengawasan ketat untuk menjamin keselamatannya. Biarkan anak menjelajah sementara kamu menjauh.
  • Berikan tanggung jawab kepada anak
    Misalnya untuk anak usia sekolah, setelah kamu memastikan anakmu selesai mengerjakan tugasnya, minta ia untuk mengemas tas ranselnya sendiri setiap malam sebelum tidur. Sedikit demi sedikit biarkan anak melakukan hal tersebut sendirian.

Itu dia penjelasan seputar lazy parenting atau pola asuh malas. Apakah kamu tertarik menerapkannya?

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Muhammad Tarmizi Murdianto
EditorMuhammad Tarmizi Murdianto
Follow Us