Apa yang Harus Dilakukan saat Dimusuhi Saudara?

- Jangan langsung emosi
- Jangan langsung curhat ke semua orang
- Coba ajak ngobrol baik-baik
- Komunikasi tetap jadi kunci untuk menyelesaikan masalah keluarga
Hidup memang unik, kadang orang yang paling dekat dengan kita, justru bisa jadi orang yang menggoreskan luka paling dalam di hati. Apalagi kalau masalahnya datang dari saudara sendiri. Entah karena salah paham, iri hati, atau kejadian kecil yang jadi besar, tiba-tiba kamu merasa dijauhi, dicuekin, bahkan dimusuhi oleh orang yang sedarah denganmu .
Rasanya jelas gak enak. Namun, tenang, bukan berarti kamu harus membalas dengan sikap dingin atau malah ikutan musuhin balik. Yuk, simak beberapa hal yang bisa kamu lakukan saat dimusuhi saudara, biar hati tetap adem dan hubungan bisa pulih kembali.
1. Jangan langsung emosi

Respons pertama kita saat dimusuhi biasanya marah atau tersinggung. Namun, coba tarik napas dulu yang dalam. Jangan langsung bereaksi dengan emosi. Kadang yang dibutuhkan itu bukan pembelaan, tapi waktu untuk menenangkan pikiran.
Coba refleksi diri dulu, apa ada sikap atau ucapanmu yang mungkin bikin dia kesal? Meski kamu merasa gak salah, tetap penting untuk mencoba melihat dari sudut pandang dirinya. Intinya, jangan langsung naik pitam, karena emosi hanya bikin masalah makin keruh.
2. Jangan langsung curhat ke semua orang

Godaan paling besar saat muncul konflik keluarga adalah curhat ke orang lain. Namun, hati-hati, curhat ke sembarang orang bisa malah memperburuk keadaan. Bisa-bisa, ceritamu menyebar, jadi bahan adu domba, dan malah bikin konflik makin panas.
Kalau butuh tempat cerita, pilih orang yang netral dan bisa dipercaya. Idealnya sih, jangan saudara lain yang masih satu circle, karena bisa bikin kubu-kubuan. Kalau perlu, curhat ke psikolog agar kamu bisa mendapatkan perspektif yang jernih dan objektif.
3. Coba ajak ngobrol baik-baik

Ini mungkin gak mudah, apalagi kalau sikapnya masih dingin banget. Namun, komunikasi tetap jadi kunci. Pilih waktu dan suasana yang tenang, lalu ajak dia bicara dengan hati-hati. Mulailah dengan kalimat yang gak menyerang, seperti, “Aku merasa hubungan kita akhir-akhir ini agak renggang, aku pengin tahu, ada yang bikin kamu marah sama aku?”
Dengan begitu, kamu memberikan ruang untuk saudaramu bisa jujur tanpa merasa disudutkan. Jangan lupa juga dengarkan dengan penuh perhatian, bukan hanya menunggu giliran ngomong. Setelah bicara dari hati ke hati, semoga ada jalan keluar untuk masalah keluargamu.
4. Jangan balas, cukup jaga jarak sehat

Kalau setelah segala usaha yang kamu lakukan, dia masih belum mau buka hati, jangan langsung putus asa. Mungkin dia butuh waktu lebih lama. Di fase ini, penting untuk jaga jarak yang sehat.
Jaga jarak bukan berarti memutus tali silaturahmi, tapi lebih ke menjaga diri supaya kamu gak terus menerus kepikiran dan lelah secara emosional. Lanjutkan hidupmu seperti biasa dan fokus ke hal-hal positif. Meskipun begitu, tetap buka pintu maaf kalau suatu saat dia mau berdamai.
5. Maafkan walau belum minta maaf

Ini berat, tapi penting. Maafkan dia bukan untuk membebaskan dia dari kesalahannya, melainkan untuk membebaskan dirimu sendiri dari rasa dendam dan sakit hati. Kadang, maaf itu gak selalu butuh permintaan maaf dari orang lain.
Dengan memaafkan lebih dulu, kamu bisa hidup lebih damai dan gak terbebani. Lagipula, bisa jadi saat kamu memaafkan, energi positif itu sampai ke dia dan perlahan-lahan membuka pintu rekonsiliasi. Jadi, cobalah memaafkan walaupun dia belum minta maaf.
Dimusuhi saudara memang bikin hati campur aduk. Akan tetapi, daripada hanyut dalam drama yang bikin pusing, lebih baik kamu ambil langkah bijak. Dengan sabar, komunikasi yang sehat, dan hati yang lapang, bukan mustahil hubungan kalian bisa kembali harmonis. Ingat, gak ada hubungan yang sempurna, tapi selalu ada kesempatan untuk memperbaiki. Karena pada akhirnya, keluarga adalah tempat pulang yang paling nyaman.