Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Biar Anak Gak Merasa Diabaikan Walau Ibu Sibuk Kerja, Terapkan!

ilustrasi seseorang ibu bekerja (pexels.com/Jep Gambardella)
ilustrasi seseorang ibu bekerja (pexels.com/Jep Gambardella)

Menjadi ibu yang bekerja penuh waktu sering kali menghadirkan dilema emosional. Di satu sisi, ibu ingin profesional di dunia kerja. Di sisi lain, ada keinginan besar untuk selalu hadir bagi anak-anak. Tak jarang, waktu yang terbatas membuat ibu merasa bersalah karena gak bisa menemani anak seintens yang diharapkan. Padahal, yang paling dibutuhkan anak bukan hanya banyaknya waktu, melainkan kualitas dan konsistensi kehadiran emosional.

Beberapa menit setiap hari, jika dilakukan dengan fokus dan kasih sayang penuh, bisa menciptakan dampak yang sangat berarti bagi tumbuh kembang emosional anak. Ibu yang sibuk pun tetap bisa membangun hubungan yang erat dengan anak, tanpa perlu menunggu akhir pekan atau cuti panjang. Berikut enam cara sederhana namun efektif untuk memastikan anak tetap merasa diperhatikan dan dicintai, bahkan di tengah rutinitas kerja yang padat.

1. Jadwalkan ‘waktu 10 menit’ yang khusus hanya untuk anak

ilustrasi ibu dan anak (freepik.com/our-team)
ilustrasi ibu dan anak (freepik.com/our-team)

Alih-alih menunggu waktu senggang yang gak pasti, tentukan waktu 10 menit setiap hari yang sepenuhnya dikhususkan untuk anak. Waktu ini bisa pagi sebelum berangkat kerja, sore setelah pulang, atau malam menjelang tidur. Yang terpenting, jadwal ini dibuat konsisten dan diperlakukan layaknya janji penting yang gak bisa dibatalkan.

Selama 10 menit itu, ibu fokus sepenuhnya pada anak: tanpa gawai, tanpa pekerjaan rumah, tanpa distraksi. Dengarkan cerita anak, tanyakan harinya, atau lakukan aktivitas kecil bersama seperti menggambar, membaca buku, atau bermain. Meski singkat, momen ini menciptakan rasa kehadiran yang nyata di mata anak. Konsistensi jauh lebih penting daripada durasi panjang yang jarang terjadi.

2. Beri sentuhan fisik yang bermakna setiap hari

ilustrasi seseorang ibu merasa bersalah (pexels.com/cottonbro studio)
ilustrasi seseorang ibu merasa bersalah (pexels.com/cottonbro studio)

Anak-anak sangat merespons sentuhan fisik positif sebagai bentuk kasih sayang. Dalam kesibukan harian, jangan lewatkan kebiasaan sederhana seperti pelukan, ciuman di kening, atau elusan lembut di rambut. Gestur ini memberi rasa aman dan kedekatan emosional, meski tanpa banyak kata.

Jika waktu interaksi terbatas, sentuhan bisa menjadi jembatan komunikasi yang kuat. Pelukan hangat saat berpamitan, genggaman tangan saat berjalan ke mobil, atau duduk berdampingan sambil menonton televisi bisa memperkuat ikatan ibu dan anak. Momen ini juga memberi sinyal bahwa kehadiran ibu selalu ada, bahkan dalam bentuk yang paling sederhana.

3. Buat kebiasaan kecil yang hanya dimiliki bersama

ilustrasi ibu mengajari anak membaca melalui digital (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Menciptakan ritual harian atau mingguan yang hanya dilakukan bersama anak akan menumbuhkan rasa keterikatan emosional yang unik. Misalnya, membacakan buku setiap malam, membuat sarapan bersama setiap hari Jumat, atau menyiapkan kotak bekal bersama saat pagi. Kegiatan ini gak perlu rumit, cukup yang realistis dilakukan secara konsisten.

Ritual kecil ini memberi anak rasa bahwa mereka punya ruang khusus di hari-hari ibu. Anak gak akan merasa diabaikan karena ia tahu, ada waktu miliknya sendiri yang gak tergantikan. Aktivitas semacam ini juga memperkuat komunikasi jangka panjang antara ibu dan anak, dan dapat menjadi kenangan hangat saat mereka tumbuh besar nanti.

4. Dengarkan anak dengan penuh perhatian, bukan sekadar mendengar

ilustrasi ibu mendengarkan cerita anak mimpi buruk (pexels.com/cottonbro studio)

Salah satu bentuk kehadiran emosional yang paling kuat adalah mendengarkan secara aktif. Ketika anak bercerita tentang hal yang terlihat sepele sekalipun, berikan perhatian penuh. Tatap mata anak, respon dengan empati, dan hindari memotong atau menyuruhnya menunggu. Saat ibu menunjukkan bahwa cerita anak penting, ia akan merasa dihargai dan dicintai.

Dengarkan bukan hanya dengan telinga, tetapi juga dengan hati. Meski hanya berlangsung 5–10 menit, interaksi seperti ini memberi pengaruh besar terhadap kepercayaan diri dan rasa keterhubungan anak. Jika anak merasa suaranya didengar, ia gak akan merasa diabaikan meskipun ibu sibuk sepanjang hari.

5. Kirim pesan kecil di luar jam bersama

ilustrasi seseorang membalas chat (pixabay.com/Ramon López Calvo)
ilustrasi seseorang membalas chat (pixabay.com/Ramon López Calvo)

Di tengah padatnya pekerjaan, ibu tetap bisa hadir lewat pesan kecil yang bermakna. Misalnya, sisipkan catatan di kotak bekal, kirim pesan suara saat istirahat makan siang, atau tinggalkan stiker lucu di meja belajar anak. Bentuk perhatian ini mungkin sederhana, namun menyampaikan pesan yang sangat jelas: ibu tetap memikirkan anak di sela kesibukan.

Anak-anak merespons baik pada perhatian tak terduga seperti ini. Mereka merasa dihargai, diingat, dan disayangi tanpa perlu penjelasan panjang. Ini adalah salah satu cara menjaga koneksi emosional tetap hangat, meskipun secara fisik ibu sedang berada di tempat lain.

6. Libatkan anak dalam rutinitas sederhana

ilustrasi ibu dan anak berbelanja (pexels.com/Gustavo Fring)
ilustrasi ibu dan anak berbelanja (pexels.com/Gustavo Fring)

Alih-alih menunggu waktu luang untuk berkegiatan bersama, ibu bisa mengajak anak ikut dalam aktivitas harian yang ringan. Misalnya, menemani ibu saat memasak, melipat baju bersama, atau menyiram tanaman sebelum tidur. Ini memberi ruang komunikasi sambil tetap menyelesaikan tanggung jawab rumah tangga.

Anak akan merasa bangga dilibatkan dalam kegiatan ibu. Ia merasa dirinya penting dan berguna. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini memperkuat rasa keterhubungan dan juga menumbuhkan keterampilan hidup. Anak jadi tahu bahwa meskipun ibu sibuk, ia gak pernah dikesampingkan.

Menjadi ibu bekerja bukanlah penghalang untuk membangun hubungan emosional yang kuat dengan anak. Yang dibutuhkan bukan waktu panjang, melainkan kehadiran yang utuh, meski hanya dalam hitungan menit. Dengan konsistensi, perhatian tulus, dan cara komunikasi yang tepat, anak akan tumbuh dengan rasa percaya diri bahwa ia dicintai dan dihargai sepenuh hati.

Trik-trik di atas bisa mulai diterapkan secara bertahap dan disesuaikan dengan rutinitas masing-masing keluarga. Yang penting adalah menjadikan momen kecil itu bermakna, bukan menunggu waktu sempurna yang belum tentu datang. Karena bagi anak, 10 menit bersama ibu yang hadir sepenuhnya jauh lebih berarti daripada satu hari penuh yang kosong dari perhatian.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Atqo
EditorAtqo
Follow Us