Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

6 Cara Orangtua agar Bisa Menjadi Contoh Literasi bagi Anak

ilustrasi orang tua memberi contoh literasi (freepik.com/freepik)
Intinya sih...
  • Orangtua harus menjadi contoh nyata dalam membaca buku, koran, atau majalah di waktu luang agar anak tertarik pada literasi.
  • Diskusi tentang cerita yang dibaca dan berbagi pengalaman membaca mempererat hubungan emosional antara orangtua dan anak.
  • Memberikan kesempatan kepada anak untuk memilih buku sesuai minat mereka dapat meningkatkan minat baca dan rasa mandiri anak dalam literasi.

Literasi bukan cuma soal bisa membaca, tapi juga soal memahami, berpikir kritis, dan berani bertanya. Kemampuan ini sangat penting untuk masa depan anak. Meski begitu, perang orangtua sangat besar dalam menumbuhkan budaya literasi rumah. Hal ini dikarenakan anak-anak cenderung meniru apa yang mereka lihat, bukan sekadar apa yang didengar. 

Kalau kamu ingin anak punya minat baca yang tinggi dan kemampuan literasi kuat, maka kamu sendiri harus jadi contoh nyata. Gak harus jadi kutu buku, kok, cukup menunjukkan kebiasaan sederhana yang membiasakan otak aktif dan terbuka. Yuk, simak enam cara orangtua agar bisa menjadi contoh literasi bagi anak-anak di rumah!

1. Biasakan membaca buku di depan anak, bukan cuma main HP

ilustrasi membaca buku (freepik.com/freepik)

Anak-anak belajar dengan meniru. Kalau setiap hari mereka melihat orangtuanya sibuk scroll layar HP, wajar kalau mereka juga lebih tertarik ke gadget. Cobalah ganti kebiasaan itu dengan membaca buku, koran, atau majalah di waktu luang, terutama saat sedang bersama anak.

Gak harus serius atau buku tebal, yang penting anak melihat bahwa membaca itu kegiatan yang menyenangkan dan rutin. Bahkan kalau kamu membacakan buku dengan ekspresi seru atau lucu, anak akan makin tertarik dan merasa bahwa literasi itu bukan beban, tapi hiburan.

2. Ajak anak ngobrol dan bertanya tentang apa yang mereka baca

Ilustrasi mendampingi anak membaca buku (pexels.com/RDNE Stock project)

Literasi gak berhenti di membaca saja, tapi juga diperkaya lewat diskusi. Tanyakan ke anak tentang cerita yang mereka baca, siapa tokohnya, apa yang paling mereka suka, atau nilai apa yang bisa diambil. Kamu juga bisa membagikan cerita yang kamu baca dan minta pendapat mereka.

Kebiasaan ini membuat anak terbiasa menganalisis dan berpikir kritis. Selain itu, ini juga mempererat hubungan emosional antara orangtua dan anak karena saling berbagi pengalaman lewat bacaan. Anak jadi merasa suaranya penting dan didengar.

3. Sediakan rak buku atau pojok baca sederhana di rumah

ilustrasi pojok baca di rumah (freepik.com/freepik)

Rumah gak harus punya perpustakaan besar untuk bisa jadi rumah literasi. Cukup sediakan satu rak buku kecil atau pojok baca dengan bantal duduk dan pencahayaan yang nyaman. Letakkan buku-buku anak yang menarik, bergambar, dan sesuai usia mereka.

Dengan adanya ruang khusus itu, anak akan lebih mudah mengakses buku dan lebih tertarik untuk membaca. Kamu juga bisa sesekali duduk bareng di pojok baca itu untuk menciptakan rutinitas yang menyenangkan. Ingat, suasana nyaman bisa bikin anak betah baca!

4. Ceritakan pengalaman atau pelajaran hidup lewat cerita

Ilustrasi mendampingi anak membaca buku (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Salah satu cara orangtua bisa menanamkan literasi adalah lewat storytelling atau bercerita. Gak selalu harus dari buku, kamu bisa menceritakan pengalaman masa kecil, kisah inspiratif, atau nilai-nilai hidup dalam bentuk cerita.

Anak-anak cenderung lebih mudah menangkap makna lewat narasi daripada nasihat langsung. Jadi, daripada melarang atau menyuruh, cobalah sampaikan pesan lewat cerita yang mengalir. Ini juga melatih anak memahami konteks dan belajar menyusun narasi sendiri.

5. Batasi penggunaan gadget dan isi waktunya dengan aktivitas baca

Ilustrasi membersamai anak belajar membaca (pexels.com/Ksenia Chernaya)

Kalau anak terlalu banyak main gadget, waktu untuk membaca bisa hilang. Maka penting banget buat orangtua membuat kesepakatan waktu gadget dan menggantinya dengan waktu membaca, baik sendiri maupun bersama.

Kamu juga harus konsisten menjalankan aturan ini. Jangan larang anak main HP tapi kamu sendiri asyik di layar terus. Anak akan lebih menghargai aturan jika melihat orangtuanya juga menjalankannya. Jadikan waktu baca sebagai bagian dari rutinitas harian, bukan kegiatan darurat saat listrik mati.

6. Libatkan anak dalam memilih buku bacaan mereka

ilustrasi mengajak anak memilih buku (freepik.com/zinkevych)

Anak-anak akan lebih antusias membaca jika mereka diberi kesempatan memilih buku yang mereka suka. Ajak mereka ke toko buku, perpustakaan, atau pameran buku, dan biarkan mereka memilih sesuai minat mereka, entah itu komik, ensiklopedia bergambar, atau cerita fiksi.

Kamu bisa memberikan arahan, tapi jangan memaksakan mereka. Anak yang diberi ruang untuk memilih nantinya akan merasa lebih dihargai dan menjadi mandiri. Ini juga melatih mereka mengambil keputusan dan bertanggung jawab atas pilihannya sendiri. Literasi pun tumbuh dari rasa suka, bukan keterpaksaan.

Cara orangtua agar bisa menjadi contoh literasi bagi anak penting untuk diketahui. Penerapannya pun gak sulit dan gak harus mahal, kok. Terpenting, orangtua harus berkomitmen, konsisten, dan membiasakan dalam keseharian. Anak-anak yang tumbuh dalam lingkungan penuh bacaan dan percakapan positif akan lebih mudah memiliki kemampuan literasi yang baik. Jadi, dari enam cara tadi, mana yang sudah kamu lakukan di rumah? Yuk, mulai jadi contoh literasi sejak hari ini bagi sang anak!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Debby Utomo
EditorDebby Utomo
Follow Us