ilustrasi berpikir (freepik.com/freepik
AI memang hebat dalam memberikan solusi untuk berbagai masalah dalam bentuk teori atau tulisan. Namun, kenyataannya, kehidupan tidak selalu menawarkan solusi instan seperti yang disediakan AI. Anak yang terlalu bergantung pada AI akan kesulitan ketika dihadapkan pada masalah nyata yang membutuhkan kemampuan adaptasi, komunikasi, kerja sama, dan pengambilan keputusan secara langsung.
Di dunia kerja maupun kehidupan sehari-hari, anak harus mampu menghadapi situasi yang penuh dinamika dan ketidakpastian. AI memang bisa menjadi alat bantu, tetapi tidak bisa sepenuhnya menggantikan kemampuan manusia dalam mengambil keputusan bijak atau berempati terhadap orang lain. Jadi, sangat penting bagi anak untuk belajar memecahkan masalah sendiri, berlatih mengambil keputusan, dan mengembangkan soft skills yang tidak bisa diajarkan oleh mesin.
AI adalah teknologi yang luar biasa dan memiliki banyak manfaat dalam mendukung proses belajar anak. Walau begitu, ada dampak buruk jika anak bergantung pada AI saat mengerjakan PR atau proses belajar. Jika penggunaannya tidak dibatasi dan dibimbing dengan baik, ketergantungan terhadap AI justru memengaruhi perkembangan intelektual, etika, dan kemampuan anak. Sebagai orangtua, guru, dan masyarakat, kita perlu memastikan anak menggunakan AI secara bijak, sebagai teman belajar yang membantu, bukan sebagai alat utama untuk menghindari usaha dan tanggung jawab.