Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Cara Mengenali Anak yang Kecanduan Gadget Sejak Dini

ilustrasi anak dan orangtua (pexels.com/karolina-grabowska)
Intinya sih...
  • Anak rewel saat diambil gadget, menunjukkan tanda kecanduan yang mirip dengan orang dewasa.
  • Anak menolak kegiatan non-digital dan kehilangan minat pada hal-hal lain, berdampak pada kreativitas dan interaksi sosial.
  • Anak sulit peka terhadap lingkungan sekitar, sulit membangun empati, dan kesulitan dalam menjaga keseimbangan waktu tidur dan makan.

Di zaman serba digital ini, gadget sudah jadi bagian dari keseharian hampir semua orang, tak terkecuali anak-anak. Tak dapat dimungkiri, anak juga sering menggunakan teknologi canggih ini mulai dari nonton video edukatif, main game, sampai ikut kelas daring. Namun, terlalu sering terpapar gadget bisa membawa dampak yang kurang baik, terutama kalau anak sampai menunjukkan tanda-tanda kecanduan.

Masalahnya, banyak orangtua baru sadar ketika semuanya sudah kebablasan. Kecanduan gadget pada anak bukan sekadar soal durasi layar yang terlalu lama. Kebiasaan ini juga bisa memengaruhi emosi, kebiasaan makan, bahkan interaksi sosial mereka. Kalau kamu merasa ada yang berbeda dari kebiasaan anak belakangan ini, bisa jadi itu adalah tanda-tanda awal kecanduan. Berikut lima cara mengenali anak yang kecanduan gadget sejak dini

1. Anak terlihat gelisah saat gadget diambil

ilustrasi anak kecanduan gadget (pexels.com/Tima Miroshnichenko)

Salah satu tanda paling mencolok adalah ketika anak menjadi mudah rewel, marah, atau gelisah saat kamu mengambil gadget-nya. Bisa dibilang ini semacam gejala yang mirip seperti kecanduan pada orang dewasa. Mereka jadi sulit tenang, bahkan bisa tantrum kalau dilarang menonton atau bermain dengan ponselnya.

Kalau ini sering terjadi, orangtua tentu perlu waspada. Respon emosional yang berlebihan menunjukkan bahwa gadget bukan lagi sekadar hiburan, tapi sudah jadi kebutuhan yang dianggap penting secara psikologis. Sebaiknya, mulai lakukan pendekatan secara perlahan untuk mengurangi durasi layar dan menggantinya dengan aktivitas lain yang lebih interaktif.

2. Enggan melakukan aktivitas lain di luar gadget

ilustrasi bermain game online (unsplash.com/screenpost)

Anak-anak yang kecanduan gadget biasanya akan menolak melakukan kegiatan lain yang gak melibatkan layar. Sering kali, ketika diajak main ke luar rumah, mereka gak mau. Disuruh mewarnai atau baca buku, biasanya langsung ngambek. Mereka seolah kehilangan minat pada hal-hal yang dulu mereka sukai, karena semuanya sudah tergantikan oleh dunia virtual.

Ini bisa jadi tanda kalau anak sudah terlalu bergantung pada stimulasi cepat. Contohnya berupa hal-hal yang diberikan gadget seperti video bergerak, warna-warna terang, suara bising, dan segala sensasi yang bikin otak ketagihan. Padahal, kegiatan non-digital sangat penting untuk merangsang kreativitas, motorik, dan interaksi sosial anak, lho!

3. Mulai mengabaikan lingkungan sekitar

ilustrasi anak dan orangtua (pexels.com/ivan-samkov)

Pernah lihat anak duduk di tengah keramaian tapi ia malah fokus menatap layar, tanpa menyadari apa yang terjadi di sekitarnya? Kalau ini sering kamu lihat, kemungkinan besar anak sudah terlalu asyik dengan dunia digitalnya. Anak-anak bisa kehilangan kemampuan untuk peka terhadap lingkungan sekitar, termasuk saat diajak bicara atau diminta bantuan.

Efek jangka panjangnya tentu gak main-main. Anak bisa jadi sulit membangun empati, gak responsif secara sosial, dan akhirnya suka menarik diri dari interaksi nyata. Oleh karena itu, penting untuk memantau apakah anak masih bisa menyeimbangkan perhatian antara dunia nyata dan dunia digital.

4. Waktu tidur dan makan jadi berantakan

ilustrasi mengajarkan disiplin (unsplash.com/kerenfedida)

Kecanduan gadget seringkali bikin anak lupa waktu, tak berbeda dengan orang dewasa. Mereka bisa menolak tidur hanya demi menyelesaikan satu episode video, atau lupa makan karena terlalu fokus main game. Kalau pola tidur dan makan ini mulai kacau, kamu perlu segera ambil tindakan. Jangan tunggu sampai anak mengalami gangguan kesehatan karena hal ini.

Keseimbangan pada rutinitas hariannya sangat penting di usia pertumbuhan. Gadget yang digunakan tanpa batas waktu bisa mengganggu hormon tidur, menurunkan nafsu makan, bahkan menimbulkan stres yang tak terlihat. Mulai terapkan aturan waktu pakai gadget, terutama menjelang tidur dan saat makan, agar ritme biologis anak tetap sehat.

5. Meniru perilaku dari konten digital

ilustrasi outfit anak (unsplash.com/alvinmahmudov)

Anak-anak adalah peniru ulung, mereka meniru dari apa yang dilihat. Apa yang mereka tonton, mereka serap, dan kemudian dipraktikkan. Kalau kamu mulai melihat anak sering mengulang-ulang kata-kata dari video, atau bersikap seperti karakter dalam game atau YouTube, ini bisa jadi pertanda bahwa paparan gadget sudah terlalu intens.

Masalahnya, gak semua konten di internet itu edukatif. Ada banyak video yang menyisipkan perilaku kasar, kata-kata tidak sopan, bahkan nilai-nilai yang bertentangan dengan apa yang diajarkan orangtua. Jadi, penting banget untuk mengawasi dan menyaring konten yang dikonsumsi anak, dan membatasi waktu layar dalam sehari-hari.

Mengenali kecanduan gadget sejak dini bukan berarti kamu harus langsung menyita semua perangkat elektronik di rumah. Anak-anak butuh waktu layar, tapi dalam batas wajar dan dengan pengawasan yang bijak. Dengan mengenali tanda-tandanya lebih awal, kamu bisa mengambil langkah pencegahan sebelum semuanya terlambat.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Siantita Novaya
EditorSiantita Novaya
Follow Us