Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Bahaya paksa anak calistung di usia dini (Pexels.com/cottonbro studio)

Tentunya setiap orangtua ingin memberikan yang terbaik bagi anak, termasuk dengan memberikan pendidikan sedini mungkin. Nyatanya, mendorong anak untuk menjadi lebih baik dari teman-temannya seringkali terasa seperti kompetisi. Hal ini termasuk dengan kemampuan baca tulis hitung atau calistung, ketika para orangtua mulai mendorong anak untuk dapat melakukannya sejak dini.

Nyatanya, paksaan dan tekanan ini dapat memberikan dampak buruk bagi sang anak. Berikut kami rangkum 5 dampak buruk yang memaksa anak calistung di usia dini.

1.Menyebabkan anak terkena mental hectic

Bahaya paksa anak calistung di usia dini (Pexels.com/Artem Podrez)

Faktanya, belajar membaca terlalu dini sebenarnya bisa menjadi kontraproduktif. Penelitian menunjukkan bahwa hal ini dapat menyebabkan berbagai masalah, termasuk meningkatnya rasa frustrasi dan rasa tertekan. Lebih lanjut, paksaan, terutama dengan membandingkannya dengan teman sebaya, akan menyebabkan mentalitas anak yang tidak percaya diri dan putus asa.

Menurut penelitian Shepard & Smith yang berjudul Escalating Academic Demand in Kindergarten: Counterproductive Policies, penekanan yang sempit pada keterampilan membaca dan berhitung merugikan bahkan bagi anak-anak yang berhasil dan sangat berbahaya bagi anak-anak yang dicap gagal. Sebaliknya, anak seharusnya diajarkan untuk memiliki kepercayaan diri dan mengembangkan bakat yang ditunjukkan sejak dini.

2.Kecenderungan anak merasa stres

Ilustrasi ibu ajari anak menulis (Pexels.com/Karolina Grabowska)

Mengutip laman resmi Pemkab Aceh, konteks pembelajaran calistung sejak dini memberi potensi timbulnya stress akademik pada anak. Hal ini dapat menyebabkan anak tidak menyukai proses belajar di masa yang akan datang. Alasan tersebut juga dapat membuat beberapa anak kerap mogok belajar di sekolah dasar.

“Di masa PAUD itu, jangan pernah sampai membuat anak-anak merasa stress. Konteks pembelajaran calistung hendaknya dilakukan dalam kerangka pengembangan seluruh aspek tumbuh kembang anak,” tutur Jayanti Sari, SH Komisi I DPRK Aceh Tamiang.

Dalam jangka panjang, pemaksaan calistung dapat membuat anak tidak siap dalam memulai kegiatan belajar. Hal ini turut berdampak pada mental anak yang menunda proses pembelajaran.

3.Menghambat pertumbuhan otak kanan

Sesuaikan kemampuan tumbuh kembang anak (Pexels.com/cottonbro studio)

Anak usia dini yang berada di PAUD harusnya melakukan kegiatan belajar sekaligus bermain, dengan menyesuaikan dengan tahapan tumbuh kembang anak. Anak yang dipaksa untuk membaca di usai dini justru akan menghambat pertumbuhan otak kanannya. Otak kanan merupakan bagian otak yang menjadi sumber kreativitas.

Bila bagian otak kanan tidak dikembangkan dan hanya berfokus pada calistung, kreativitas sang anak dikhawatirkan mandek. Lebih lanjut, dampaknya akan membuat anak sulit untuk memiliki dan mengembangkan minat karena paksaan sistem belajar yang terlalu dini.

4.Anak tidak memahami bacaan

Sesuaikan kemampuan tumbuh kembang anak (Pexels.com/Tatiana Syrikova)

Dilansir laman Fakultas Psikologi Universitas Medan Area, pada masa golden age, anak-anak memang belajar dengan cepat, sehingga akan sangat praktis untuk mengajarkan mereka membaca sejak dini. Mereka dengan mudah memahami dan cepat menangkap konsepnya, sehingga bisa membaca dalam waktu singkat. Namun, penting untuk menyadari bahwa meskipun mereka bisa membaca, tidak selalu mereka benar-benar memahami maknanya

Seorang anak mungkin bisa membaca kalimat-kalimat, tetapi ketika ditanya tentang maknanya, seringkali mereka tidak mengerti. Oleh karena itu, sebelum mengajarkan membaca, penting untuk menyampaikan pemahaman terlebih dahulu dan mengenalkan banyak istilah agar mereka memahami maksud dari apa yang mereka baca.

5.Menumbuhkan sifat tidak mandiri pada anak

Ilustrasi ibu ajari anak menulis (Pexels.com/Gustavo Fring)

Anak yang pintar sering kali dianggap hanya mereka yang rajin belajar dan jarang bermain. Nyatanya, keyakinan ini salah dan bahkan sudah menyebar di masyarakat. Padahal, anak yang terlalu dipaksa belajar cenderung sering mengeluh dan berpotensi memiliki sifat kurang mandiri.

Karena paksaan yang datang dari pihak orangtua atau pengajar, sang anak hanya akan bergantung pada pihak ini dan tidak memiliki minat belajar yang dibangun sedikit demi sedikit. Oleh karena itu, penting untuk mengubah pandangan tentang kecerdasan anak agar tidak hanya fokus pada belajar, tapi juga memperhatikan kemampuan mereka untuk mandiri dan memiliki kreativitas.

Parents, itulah dampak buruk dari memaksa anak calistung di usia dini. Pastikanlah untuk mengenalkan anak terlebih dahulu dan membimbingnya sesuai dengan kesiapan diri sang buah hati. Semoga bermanfaat!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team